‘’PARE”
(Momordica charantia)
Di
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Botani
Phanerogamae”
Di Susun Oleh :
INA CAHYATI
NIM : 2 0 1 0 0 3 1 0 5 3
Kelas
: 2B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS KUNINGAN
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Tanaman pare (Momordica charabtia) merupakan tanaman
sayuran buah yang memiliki khasiat yang cukup banyak bagi kesehatan manusia.
Tanaman pare dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti demam, disentri, obat
cacing, obat batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh luka, dan penambah nafsu
makan, bahkan tanaman pare juga berkhasiat untuk menurunkan gula darah.
Tanaman pare mudah dibudidayakan
serta tumbuhnya tidak tergantung musim. Sehingga tanaman pare dapat ditemukan
tumbuh liar di tanah terlantar, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan
di pagar, untuk diambil buahnya. ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan,
atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau.
I.2 Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk
melaksanakan tugas Mata kuliah “Botani Phanerogamae”
b. Menjadi
Pegangan bagi Mahasiswa yang ingin memahami mata kuliah “Botani Phanerogamae”
c. Menjadi
referensi tambahan yang menunjang keberhasilan pembelajaran mata kuliah “Botani
Phanerogamae”.
BAB
II
DASAR
TEORI
PARE
(Momordica charantia)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Deskripsi
Peria adalah nama tumbuhan merambat tropis yang berasal dari wilayah Asia Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma.
Tanaman sayur ini merupakan anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae yang telah banyak dibudidayakan baik
sebagai sayuran maupun tanaman obat. Nama Momordica yang melekat pada
penamaan binomial tanaman ini dalam bahasa latin berarti "gigitan" yang
menunjukkan pemerian tepi daun tanaman dalam marga Momordica yang bergerigi menyerupai bekas gigitan. Peria tumbuh merambat dengan membentuk
sulur spiral. Peria adalah
sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta
permukaan bergerigi. Peria tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
terlantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan
sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma. Daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling,
berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi
menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya hijau tua. Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam
satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning. Buahnya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang,
berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit, warna buah
hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.
Jenis Pare
1.
Pare
Gajih
Pare
ini paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. Pare ini biasa disebut pare
putih atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran 30-50 cm, diameter
buah 3 – 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.
2.
Pare
Hijau
Pare
hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak
halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam, pare kodok, pare
alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling banyak ditanam
adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15 – 20 cm. Sedangkan pare
ginggae buahnya kecil hanya sekitar 5 cm. Rasanya pahit dan daging buahnya
tipis. Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau
para-para tanaman pare hijau ini dapat tumbuh dengan baik.
3.
Pare
Import
Jenis
pare ini berasal dari Taiwan. Benih Pare ini merupakan hybrida yang final stock
sehingga jika ditanam tidak dapat menghasilkan bibit baru. Jika dipaksakan juga
akan menghasilkan produksi yang jelek dan menyimpang dari asalnya. Di Indonesia
terdapat tiga varietas yang telah beredar yaitu Known-you green, Known-you no.
2, dan Moonshine. Perbedaan ketiga jenis pare import ini adalah mengenai
permukaan kulit, kecepatan tumbuh, kekuatan penampilan, bentuk buah dan ukuran
buah.
4.
Pare
Belut
Jenis
Pare ini memang kurang populer. Bentuknya memanjang seperti belut panjangnya
antara 30 -110 cm dan berdiameter 4-8 cm.
Kandungan
Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna,
daunnya mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak,
sementara akarnya mengandung asam momordial dan asam oleanolat. Bijinya
mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial. Tabel 1.
Kandungan gizi buah dan daun pare
zat
gizi
|
Buah
Pare
|
Daun
Pare
|
Air
|
91,2
g
|
80,0
g
|
Kalori
|
29,0
g
|
44,0
g
|
Protein
|
1,1
g
|
5,6
g
|
Lemak
|
1,1
g
|
0,4
g
|
Karbohidrat
|
0,5
g
|
120,0
g
|
Kalsium
|
45,0
mg
|
264,0
mg
|
Zat
Besi
|
1,4
mg
|
5,0
g
|
Fosfor
|
64,0
mg
|
666,0
mg
|
Vitamin
A
|
18,0
SI
|
5,1
mg
|
Vitamin
B
|
0,08
mg
|
0,05
mg
|
Vitamin
C
|
52,0
mg
|
170,0
mg
|
Folasin
|
-
|
88,0
mg
|
Manfaat
Manfaat
buah pare bagi kesehatan manusia adalah :
Ö
Merangsang nafsu makan
Ö
Menyembuhkan penyakit kuning
Ö
Memperlancar pencernaan
Ö
Obat malaria
Selain
buah pare, ternyata daun pare juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan
buahnya. Manfaat tersebut antara lain:
Ö
Menyembuhkan mencret pada bayi
Ö
Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
Ö
Menurunkan panas
Ö
Dapat mengeluarkan cacing kremi
Ö
Menyembuhkan batuk
Syarat Tumbuh
Pare mudah tumbuh di mana saja. Pare dapat tumbuh pada
daerah dengan ketinggian 1-1.500 m . Tanah yang cenderung asam justru
disukainya sehingga tidak perlu dilakukan pengapuran. Pare dapat tumbuh optimal
pada pH tanah 5-6. Bila derajat keasamannya dibawah 5, tanaman pare juga masih
dapat tumbuh baik.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga
dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.
Hama dan Penyakit
Hama
oteng-oteng atau lembing (Epilachna sparsa) sering menghabiskan daun
pare. Hama tersebut dapat daun menghabiskan daun hingga yang tersisa tulang
daun beserta jalur-jalur kecil mesofilnya sehingga daun menjadi kering
kecokelatan. Bila ini dibiarkan, produksi buah bisa berkurang.
Siput
juga dapat menyerang tanaman pare. Tanaman terkoyak-koyak dan rusak. Bila
tanaman masih kecil, serangan siput bisa mematikan.
Penyakit
yang biasanya menyerang tanaman pare adalah penyakit embun bulu. Daun yang
terserang menunjukkan gejala bercak-bercak kuning di bagian atas daun, bagian
bawahnya terdapat bulu-bulu berwarna ungu. Penyebabnya adalah jamur Pseudoperonospora
cubensis. Serangan hebat dapat menurunkan produksi bahkan mematikan
tanaman.
BAB
III
PROSEDUR
2.1 Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pratikum ini dilaksanakan di pekarangan rumah
pada Maret–Juni 2012
2.2 Bahan
dan Alat
Bahan :
· Benih pare dengan jenis Pare Hijau
· Pupuk kandang
· Air secukupnya
Alat :
· Cangkul
· Pot
· Ember
· Bambu
· Kamera
· Alat tulis
2.3 Cara
kerja
· Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
· Masukan tanah yang telah diberi
pupuk kandang ke dalam pot yang telah disiapkan.
·
Pemeliharaan
tanaman pare meliputi penyiangan, penyiraman
, pembumbunan, pemangkasan, pembuatan turus dan para-para.
· Mengamati tanaman tersebut, dengan
cara mengukur dan mencatat pertumbuhannya.
· Kemudian mendokumentasikan
pertumbuhan tanaman Pare perminggunya dengan kamera.
2.3 Metode
Pelaksanaan
Setiap mahasiswa diminta menanam satu tanaman yang kemudian
akan diadakan pengamatan setiap minggunya untuk dijadikan data yang akan
digunakan untuk pembuatan laporan akhir.
BAB
IV
PENGAMATAN
Pada pengamatan
kali ini mengamati tentaang pertumbuhan
tanaman Pare (Momordica
charantia). Pare yang di gunakan untuk pengamatan adalah
jenis pare hijau,
Pare hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil
agak halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam, pare kodok,
pare alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling banyak ditanam
adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15 – 20 cm. Pare hijau ini
mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau
ini dapat tumbuh dengan baik karena itulah jenis pare yang digunakan adalah
Pare ayam.
4.1 Hasil
pengamatan
Benih untuk pengamatan kali ini adalah
menggunakan benih/biji yang langsung ,karena penanaman dilakukan pada musim
penghujan agar daya tumbuh benih dilapang pada kondisi tersebut dapat
baik . Berikut adalah pengamatan tanaman Pare (Momordica charantia ) perminggunya :
1.
Pengamatan Minggu ke.2
Benih berkecambah
Perkecambahan
Pada minggu ke 2 dilakukan pengamatan terhadap benih/biji
Pare yang telah ditanam, terlihat hanya sebagian kecil saja benih yang
tumbuh,sehingga dapat disimpulakan bahwa daya kecambah benih yang diperoleh
pada pratikum ini adalah <50%.
Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal, pertama adalah
benih yang digunakan. untuk ditanam kebanyakan benih/biji yang masih muda. Pada
penanaman benih pare ini, menggunakan benih/biji yang berasal dari pare yang
sudah tua, saya sengaja memilih pare yang tua agar biji tersebut dapat di jadikan
benih, tapi kebanyakan pare yang terlihat
tua tersebut berbiji muda, kemungkinan biji pare yang sudah dikeringkan
dan dijadikan benih tersebut masih muda ,sehingga menyebabkan banyak benih yang
tidak berkecambah dan pada akhirnya menyebabkan daya berkecambah benih semakin
kecil.
Kedua adalah kondisi lingkungan saat penanaman benih. Benih
akan tumbuh optimum apabila kondisi lingkungannya mendukung. Ketersediaan air
saat perkecambahan benih adalah faktor yang sangat menentukan keberhasilan
perkecambahan benih. Kondisi air yang cukup akan membuat perkecambahan benih
optimal dan juga sebaliknya kondisi air yang berlebihan akan menyebabkan banyak
benih yang gagal berkecambah. Pada saat penanaman benih tanaman pare kondisi
lingkungan musim penghujan karena sudah beberapa terkena hujan deras. Tinggi
tanaman pada minggu ke -2 sekitar 5 cm.
2.
Pengamatan Hari ke 3
Rambatan
Tanaman mulai tumbuh dan berkembang, dari yang tadinya masih
berkecambah sampai arah tumbuh batang pun sudah tampak dan sudah mulai tumbuh
daun. Tanaman pare yang berumur 3 minggu perlu diberi rambatan. Setiap tanaman
diberi bambu /para - para..Tinggi dan model para-para bisa dimodifikasi sendiri
untuk luasan pertanaman yang bcrbeda. Pada minggu ke 3 tinggi tanaman sekitar
10 cm.
3.
Pengamatan minggu ke 5
Pada
minggu ke 5,sulur pada tanaman Pare sudah mulai tumbuh sehingga tanaman sudah mulai merambat pada para – para
sehingga tinggi tanaman sekitar 21 cm.
4.
Pengamatan minggu ke 6
Bercak-bercak kuning
Pemangkasan tanaman pare pertama saat tanaman berumur 4
minggu. Cabang-cabang dipotong dan diarahkan agar tunasnya tumbuh menyebar.
Cabang yang menyebar penting untuk produksi buah yang banyak dan merata di
setiap percabangan.
Tetapi pada pengamatan kali ini ,terlihat dari bagian daun
tanaman pare terkena hama, ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning pada
badian daun. Hama yang menunjukkan
gejala bercak-bercak kuning di bagian atas daun, bagian bawahnya terdapat
bulu-bulu berwarna ungu. Penyebabnya adalah jamur Pseudoperonospora cubensis.
Hama tersebut menyebabkan perbungaan terhambat.
5.
Pengamatan minggu ke 7
Barcak-bercak
kuning Bunga
Pada minggu ke-7
tanaman Pare mulai mengalami perbungaan.
Bunganya merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu
pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning
Perbungaan terjadi pada minggu ke-7, seharusnya
perbungaan itu terjadi pada minggu ke 6. Tetapi karena tanaman pare terkena
serangan hama maka perbungaan terhambat. Musim perbungaan terdiri dari 2 kali
perbungaan. Perbungaan pertama bunga berguguran tidak tumbuh menjadi buah. Baru
pada perbungan ke dua bunga tersebut tumbuh dan berkembang menjadi buah.
6.
Pengamatan
minggu ke 8-9
Buah
Pada minggu ke 8-9 tanaman pare terlihat berbuah. Pare yang
sudah siap untuk dikonsumsi dapat langsung dipanen. Ciri-ciri pare yang tepat
untuk dikonsumsi ialah belum tua benar, bintil-bintil dan keriputnya masih agak
rapat, dan alumya belum melebar. Pemetikan pare sebaiknya tidak dengan tangan
karena pohon sering ikut tertarik bila dilakukan dengan cara demikian.
Sebaiknya pemetikan buah dilakukan dengan pisau atau alat potong lainnya yang
tajam. Buah pare gampang lecet sehingga dapat mempengaruhi kualitasnya
Laju Pertumbuhan Tanaman
Pare (Momordica charantia)
Tinggi (cm)
35 . Minggu
30 .
25 .
20 .
15 .
10 .
5 .
‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘
2 3 5 6 7 8
Tabel
Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Pare Ayam
No.
|
Pengamatan
|
Minggu
ke -
|
Panjang
(cm)
|
1
|
4
Maret 2012
|
2
|
5
cm
|
2
|
11
Maret 2012
|
3
|
10
cm
|
3
|
25
Maret 2012
|
5
|
21
cm
|
4
|
1 April 2012
|
6
|
30
cm
|
5
|
8
April 2012
|
7
|
34
cm
|
7
|
15
April 2012
|
8
|
35
cm
|
Rata
- Rata
|
16,8
cm
|
Jadi
rata-rata pertumbuhan tanamana Pare Ayam adalah 16.8 cm
3.2 Pembahasan
Tanaman pare (Momordica charabtia) merupakan tanaman
sayuran buah yang memiliki khasiat yang cukup banyak bagi kesehatan manusia. Pada
pengamatan kali ini mengamati tentaang
pertumbuhan tanaman Pare (Momordica
charantia). Pare yang di gunakan untuk pengamatan adalah
jenis pare hijau,
yang berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak
halus. Pare Hijau ini memiliki jenis pare yang bermacam – macam salah satunya
adalah Pare Ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15 – 20 cm. Jenis Pare hijau
ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para, tanaman pare
hijau ini dapat tumbuh dengan baik karena itulah jenis pare yang digunakan
adalah Pare ayam.
Dari Grapik pertumbuhan Pare Ayam dari setiap minggunya
sangat pesat . Tetapi jika dilihat dari
pembudi dayaan tanaman Pare. Dari yang seharusnya perbungaan pada minggu ke 6,
tetapi pada pertumbuhan tanaman Pare Ayam yang diamati terjadi pada minggu
ke-7. Disebabkan tanaman Pare Ayam terkena hama terlihat dari bagian daun
tanaman pare tersebut. ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning pada badian
daun. Hama yang menunjukkan gejala
bercak-bercak kuning di bagian atas daun, bagian bawahnya terdapat bulu-bulu
berwarna ungu. Penyebabnya adalah jamur Pseudoperonospora cubensis. Hama
tersebut menyebabkan perbungaan terhambat.
BAB VI
KESIMPULAN
Peria
adalah nama tumbuhan merambat
tropis yang berasal dari wilayah Asia Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma. Tanaman sayur ini
merupakan anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae yang telah banyak dibudidayakan baik sebagai sayuran
maupun tanaman obat. Tanaman pare mudah dibudidayakan serta tumbuhnya tidak
tergantung musim. Sehingga tanaman pare dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
terlantar, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk
diambil buahnya. ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas
padi sebagai penyelang pada musim kemarau.
Manfaat
buah pare bagi kesehatan manusia adalah :
Ö
Merangsang nafsu makan
Ö
Menyembuhkan penyakit kuning
Ö
Memperlancar pencernaan
Ö
Obat malaria
Selain
buah pare, ternyata daun pare juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan
buahnya. Manfaat tersebut antara lain:
Ö
Menyembuhkan mencret pada bayi
Ö
Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
Ö
Menurunkan panas
Ö
Dapat mengeluarkan cacing kremi
Ö
Menyembuhkan batuk
.
DAFTAR
PUSTAKA
Instalasi
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. 1996. Usaha tani tanaman pare.
Ipteknet.
2005. Tanaman Obat Indonesia. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92 [11 Desember 2008]
Sianturi.
G. 2002. Melawan Wabah diabetes dunia dengan buah pare. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1025597117,76900, [11 Desember 2008]
No comments:
Post a Comment