Bab I pendahuluan ( latar belakang, permasalahan, kegunaan )
Bab II pembahasan ( pengertian iklim.pentingnya revitalisasi penyuluhan dll )
untuk lebih jelasnya silakan sobat baca lebih lanjut
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu negeri yang mempunyai
potensi pertanian yang cukup
besar, sektor pertanian hingga kini masih tetap memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional bangsa
Indonesia. Peranan penting pertanian
dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional dapat dilihat antaralain : 1)
penyedia pangan bagi 220 juta jiwa penduduk Indonesia, 2)
penghasil devisa negara melalui
kegiatan ekspor, 3) penyedia bahan baku industri, 4) peningkatan kesempatan kerja, 5) peningkatan
PDB (product domestic bruto), 6) pengentasan
kemiskinan, 7) peningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan pertanian ke depan diharapkan
dapat memberikan kontribusi
yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu
memanfaatkan peluang ekonomi yang
terjadi sebagai dampak dari globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia. Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia
pertanian yang berkualitas dan handal,
dengan memiliki ciri adanya kemandirian, professionalitas, berjiwa wirausaha (entrepreneurship),
berdedikasi, etos kerja yang tinggi, disiplin dan moral
yang luhur serta berwawasan global. Sehingga petani dan pelaku usaha pertanian lainnya akan mampu membangun usaha
tani yang berdaya guna dan berdaya
saing.
penyuluhan pertanian di Indonesia telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti,
dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Salah satu contoh melalui program BIMAS yang terintegrasi dan
terkoordinasi secara ketat, telah menghantarkan
Indonesia meraih swasembada beras tahun 1984. Namun setelah itu terjadi penurunan peranan sector
pertanian secara perlahan-lahan.
B.
PERUMUSAN MASALAH
1.
Untuk
mengetahui dampak dari perubahan iklim
2.
Untuk
mengetahui peran penyuluh
3.
Bagaimana
tindakan penyuluh dalam menghadapi perubahan iklim
C.
KEGUNAAN
Kegunaan makalah ini adalah untuk memberikan kita pengetahuan tentang
peranan penyuluh pertanian didalam menghadapi perubahan iklim yang dapat
membuat para petani mengalami gagal panen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iklim
Cuaca dan Iklim adalah sesuatu yang
sangat berkaitan erat dalam kehidupan manusia. Kegiatan manusia banyak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Iklim yang berbeda – beda di berbagai belahan
bumi menghasilkan keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Namun saat
ini, cuaca mulai kacau sehingga dapat berefek negatif terhadap perubahan iklim yang cukup ekstrim bila hal ini
tidak segera ditangani. Tentu saja bukan perkara mudah untuk menangani masalah
ini. Permasalahan ini butuh kerja sama yang erat untuk mencegah dampak
perubahan iklim di bumi ini. Untuk itu, mari kita kaji apa itu perubahan iklim,
dampaknya dalam kehidupan manusia sehari – hari, serta hal apa yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi dampaknya.
Apa
yang dimaksud dengan iklim? Iklim adalah keadaan rata – rata cuaca pada wilayah
yang relatif luas dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dan cuaca sangat
berkaitan erat satu sama lain. Perbedaannya hanyalah cuaca merupakan keadaan
udara pada waktu yang singkat dan tempat yang relatif sempit.
Unsur
– unsur iklim merupakan unsur – unsur cuaca yang telah dirata – ratakan dalam
jangka waktu yang panjang. Unsur – unsur iklim yaitu suhu, udara, pancaran
matahari, tekanan udara, angin, kelembapan udara, hujan, keadaan awan, dan
embun.
Indonesia
dalam klasifikasi iklim termasuk negara yang berilklim tropis. Hal ini
diakibatkan oleh letaknya yang berada di tengah garis ekuator. Iklim tropis ini
menghasilkan keanekaragaman hayati di Indonesia. Salah satunya adalah
keberadaan hutan hujan tropis yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua
yang ikut menyokong kebutuhan oksigen dunia.
Dulu
di Indonesia, bulan kering dan bulan penghujan selalu datang silih berganti
secara teratur dalam sebuah siklus yang dinamis. Hal ini berefek baik pada
pertanian negara Indonesia. Misalnya, jika memasuki bulan kering, para petani
akan menanam tanaman yang cocok dengan keadaan iklim serta cuaca pada saat itu
sebagai contoh tanaman yang tidak memerlukan banyak air yaitu cabe, jagung,
kacang hijau, dan lain-lain. Sebaliknya, jika memasuki bulan penghujan, para
petani akan mengganti komoditi tanaman yang ditanamnya dengan tanaman yang
cocok untuk iklim penghujan. Misalnya padi dan komoditi lainnya.
Namun
saat ini terjadi ketidak-teraturan dalam cuaca di berbagai belahan bumi yang
berdampak negatif pada iklim. Cuaca menjadi tidak dapat diprediksi dengan baik
tanpa teknologi dan fasilitas yang dapat mendukung. Bisa saja saat bulan kering
kita mendapati kenyataan bahwa di daerah lain terjadi banjir besar. Musibah
seperti angin badai maupun gelombang pasang semakin sulit diprediksi
kedatangannya dengan baik. Hal ini dapat berakibat buruk bagi produksi
pertanian. Penurunan hasil pertanian dapat menimbulkan kerawanan pangan. Selain
itu, perubahan iklim global ini dapat membuat es di kutub mencair. Apa anda
tahu bahwa pada tahun 2000 luas es Antartika yang sebesar 7.000.000 km2
telah menyusut menjadi 5.300.000 km2 di tahun 2010? Berapa
banyak es yang mencair menjadi air dan meningkatkan volume air lautan? Banyak
sekali bukan? Hal inilah yang berdampak besar bagi peningkatkan tinggi
permukaan air laut. Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia adalah negara
kepulauan yang luas lautannya jauh lebih besar dari jumlah daratannya. Dengan
peningkatan permukaan air laut, maka pulau – pulau kecil di Indonesia dapat
tenggelam dan ini sangat merugikan negara kita! Tentu saja tidak hanya negara
Indonesia yang mengalaminya, tapi seluruh negara – negara di berbagai belahan
dunia juga mengalami hal serupa. Selain itu, bila perubahan iklim ini tidak
segera diatasi dengan baik, maka yang akan terjadi selanjutnya adalah musim
kemarau menjadi sangat panjang yang mengakibatkan kekeringan dimana – mana.
Bagaimana
dengan negara – negara di luar sana? Hal yang serupa juga terjadi di negara –
negara belahan dunia yang lain. Secara global, udara panas dan kotor akan
meningkatkan polusi udara yang dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan
dengan alergi dan pernapasan. Suhu yang lembab dan panas dapat menyebabkan
nyamuk – nyamuk penyebab malaria (Anopheles) dapat berkembang biak
dengan baik. Hal ini meningkatkan resiko wabah penyakit malaria di masa
mendatang. Jangan lupa, perubahan iklim yang disebabkan oleh naiknya efek Gas
Rumah Kaca, jumlah karbon dioksida yang meningkat, dan beberapa penyebab
lainnya ini juga berakibat buruk bagi ekosistem. Sebagai contoh, diatom dalam
air yang berfungsi sebagai makanan ikan sekaligus penyerap karbondioksida saat
ini terancam populasinya turun akibat ketidakmampuan diatom dalam beradaptasi
dengan perubahan suhu yang ada. Jika hal ini terus berlanjut tanpa ada upaya
penyelesaian, populasi ikan laut dapat menurun. Selain itu, perubahan iklim ini
juga menyebabkan beberapa spesies flora fauna terancam.
B.
Pentingnya Revitalisasi Penyuluhan
Pertanian
Secara
harfiah penyuluhan berasal dari katasuluh yang berarti obor ataupun alat untuk menerangi
keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut dapat diartikan bahwa
penyuluhan dimaksudkan untuk memberi penerangan ataupun penjelasan kepada
mereka yang disukai, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai suatu
masalah tertentu Van Den Ban, A.W. dan H.S Hawkins (1999; 25) mengartikan
penyuluhan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi
secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar
Konsep revitalisasi pertanian bertumpu
kepada tiga peran utama yang perlu
dilaksanakan yaitu :
1. Peran pemerintah (pusat/propinsi/kab/kota) ;
membuat kebijakan (policy), memfasilitasi,
regulasi, menggerakan/penyelenggaraan, serta monitoring dan evaluasi.
2. Peran petani/nelayan ; memproduksi (produser), meningkatkan
produksi, dan melaksanakan
praktek agribisnis (wirausahawan/entrepreneur).
3. Peran penyuluh ; menggerakan petani,
memfasilitasi petani, dengan berbagai
informasi dan teknologi.
Untuk
masa yang akan datang peranan penyuluhan pertanian dirasakan akan semakin penting dan cukup memegang peran
yang strategis. Mengingat kegiatan
penyuluhan merupakan garda paling depan dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian nasional.
Selain sebagai agent of change for
farmer behavior, posisinya yang berhadapan langsung dengan
petani akan sangat menentukan untuk
membawa perubahan yang kondusif pada masa yang akan
datang. Dengan kata lain bila kegiatan penyuluhan kurang berperan secara optimal niscaya harapan untuk
menghidupkan kembali sektor pertanian menjadi
sebuah utopis.
Penyelenggaran
penyuluhan pertanian untuk masa yang akan datang haruslah
dipola secara terpadu dan integratif. Baik secara perencanaan kegiatannya, peningkatan kualitas SDM dan
fasilitas fisik lainnya, kelembagaan dan
mekanisme kerjanya, serta control dan sistem evaluasi yang ketat. Hal ini sangat perlu dilakukan karena tanpa didukung
dengan fungsi manajemen yang baik,
maka kegiatan penyuluhan akan mengalami kebuntuan, mandeg, tidak visioner, dan kurang memperhitungkan
perubahan keadaan lingkungan yang dinamis.
Tantangan
yang dihadapi oleh para penyuluh pertanian saat ini cukup
berat
dan kompleks, minimal ada tiga tantangan utama yang harus dihadapi dan
sekaligus
untuk diatasi oleh para penyuluh diantaranya :
1.
Perkembangan teknologi pertanian dan teknologi informasi
2.
Perkembangan politik pembangunan pertanian
3.
Perkembangan tata perekonomian dunia yang mengarah kepada perdagangan bebas.
Ketiga
tantangan tersebut, secara langsung dan tidak langsung membawa konsekuensi logis yang berbeda dan
beragam. Perkembangan teknologi
dan informasi yang maju semakin pesat, membawa implikasi kegiatan penyuluhan harus bisa memanfaatkan
perkembangan tersebut. Di lain sisi karena
berbagai sebab dan lain hal, para penyuluh belum sepenuhnya bisa mengambil manfaat dari perkembangan teknologi
ini. Sedangkan perkembangan politik pembangunan
pertanian saat ini lebih banyak
diwarnai oleh kebijakan pembangunan yang otonom sesuai dengan semangat otonomi daerah. Sebagai akibat
turunan dari aspek ini, setiap daerah mempunyai
kebijakan yang berbeda menyangkut kebijakan penyuluhan pertaniannya. Konsekuensi dari tantangan yang
ketiga adalah ekonomi yang dapat
bersaing adalah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Efisiensi yang tinggi tercapai manakala teknologi menjadi
input utama dalam proses produksi. Peran
penyuluh semakin penting untuk memasukan teknologi tersebut.
Dengan
melihat konsekuensi ini, di sisi lain penyuluhan dan penyuluhnyasendiri tenga h mengalami kegamangan dalam menghadapi
tantangan perubahan ini. Penyuluhan
dan penyuluh belum sepenuhnya mampu beradaptasi
dengan dengan perubahan ini. Oleh karena itu perubahan dan peningkatan peran penyuluh sangat perlu
dilakukan, karena perubahan sosial ekonomi
petani kearah yang lebih baik memerlukan transfer teknologi lewat tangan-tangan penyuluh.
C.
Optimalisasi Peran Penyuluh Dalam Menjaga Stabilitas Pembangunan Pertanian
Program
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) yang dicanangkan oleh Presiden pada Bulan Juli
2005, yang kemudian diikuti oleh Program
Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) pada Desember 2005 oleh Menteri Pertanian RI. Menjadi momentum awal
untuk memperbaiki dan meningkatkan
peran sector pertanian sebagai leading sector pembangunan nasional. Salah satu tonggak penting dalam
melahirkan pelaksanaan RPPK dan RPP
ini adalah dengan dikeluarkannya Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K)
No.16 Tahun 2006. UU inimerupakan entry point dalam pemberdayaan petani
melalui peningkatan sumberdaya
manusia dan kelembagaan penyuluh pertanian.
Pada hakekatnya RPP adalah upaya mendudukan kembali peran
dan fungsi penyuluh pertanian agar terwujud kesatuan visi dan tujuan dalam mencapai
sasaran pembangunan pertanian baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Stabilitas
ketahanan pangan menjadi sangat begitu istimewa dalam sasaran keberhasilan pembangunan pertanian
nasional. Karena aspek ketahanan
pangan memiliki dampak yang cukup besar terhadap posisi kemandirian bangsa ke depan.
Sehingga
pemerintah secara serius telah memprogramkan untuk meningkatkan produksi pertanian dengan
berorientasi swasembada pangan. Oleh
karena itu fokus perhatian menjadi semakin penting untuk memprioritaskan peningkatan produksi dan produktivitas
pertanian, khususnya tanaman pangan (padi)
secara kontinyu minimal 5% per tahun.
Dengan
demikian pertanyaan penting yang perlu kita ajukan adalah sejauhmana peran penyuluh pertanian dalam
upaya menjaga stabilitas ketahanan
pangan tersebut? Dalam
hal ini perlu untuk dikaji secara mendalam dalam rangka menjawab pertanyaan tersebut, kedudukan dan tugas
pokok, serta tujuan penyuluhan. Secara
konsepsi seorang penyuluh berkedudukan sebagai tenaga fungsional yang mempunyai tugas pokoknya adalah
menyuluh.
Selanjutnya
dalam kegiatan menyuluh dapat dibagi menjadi beberapa
kegiatan
diantaranya yaitu :
1.
Menyiapkan rencana penyuluhan (planning)
2.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan (organizing)
3.
Mengembangkan kegiatan penyuluhan (actuating)
4.
Mengevaluasi kegiatan penyuluhan (evaluating)
5.
Melaporkan kegiatan penyuluhan (controlling)
Sedangkan
dilihat dari aspek tujuannya, kegiatan penyuluhan terbagi
kedalam
dua kelompok tujuan yaitu :
1.
Tujuan Jangka Pendek
Tujuan
penyuluhan secara jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan yang lebih terarah dalam aktivitas usaha tani
di pedesaan. Perubahanperubahan tersebut
mencakup perubahan dalam tiga domain: 1) perubahan pengetahuan
(Cognitive), 2) perubahan
kemampuan sikap, motif, dan inisiatif (Attitude),
dan 3) perubahan dalam kemampuan praktikal, kreativitas, dan aktivitas keahlian lainnya (Psikomotor).
2.
Tujuan Jangka Panjang
Sedangkan
tujuan jangka panjangnya yaitu tercapainya peningkatan taraf hidup (welfare) petani. Yaitu setelah
petani mampu melaksanakan better farming,
better business, dan better living, yang artinya :
a. Better
farming : mau dan mampu mengubah cara-cara usaha tani dengan cara yang lebih baik
b. Better
business : berusaha tani yang lebih menguntungkan (profit oriented)
c. Better
living : menghemat biaya, saving (menabung), mencari alternatif usaha selama menunggu masa panen
dengan cara membuka home industry.
Dengan
melihat penjelasan tersebut diatas sekurang-kurangnya ada empat alternatif peranan yang dapat dilakukan
oleh penyuluh dalam rangka mendukung
stabilitas keberhasilan pembangunan ketahanan pangan yang berorientasi swasembada, diantaranya :
1.
Peran Penyuluh sebagai tenaga teknis edukatif
Dalam
peranan ini penyuluh dapat bertindak sebagai penyedia jasa konsultan (pendidikan). Termasuk didalamnya
penyuluh dapat melakukan tindakan
membimbing, melatih, mengarahkan, dan memberikan transfer informasi dan teknologi usaha tani. Perubahan
perilaku pada 3 domain utama (pengetahuan,
sikap, dan keterampilan) menjadi bagian tugas yang tidak terpisahkan dalam peranan penyuluh sebagai
konsultan/tenaga pendidikan pertanian.
Sebagai
tenaga teknis edukatif, bagaimana seorang penyuluh pertanianmampu melakukan
penyelenggaraan propses belajar mengajar sesuai prinsip-prinsip
POD. Dan menjadi seorang organisator, dan dinamisator yang mampu mengarahkan kelompok tani sebagai
wahana kerjasama dan sebagai unit
produksi.
2.
Peran penyuluh sebagai pemberdaya petani
Sebagai
pemberdaya petani, penyuluh diharapkan mampu memberikan semangat dan energi yang penuh bagi
kemandirian hidup petani. Sehingga petani
mau dan mampu untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya
secara
independen dan swadaya. Tentunya dalam hal ini tindakan yang perlu dilakukan penyuluh sebagai pemberdaya petani
diantraranya :
a.
Penyuluh sebagai insiator ; yang senantiasa memberikan gagasan/ide baru yang inovatif,adaptif, dan fleksibel
b.
Penyuluh sebagai fasilitator ; selalu memberikan alternative solusi dari setiap problema yang dihadapi petani, dan
mampu memberikan akses kepada
tujuan pasar dan perbaikan modal usaha.
c.
Penyuluh sebagai motivator ; senantiasa penyuluh memberikan dorongan semangat agar petani mau dan mampu
bertindak untuk kemajuan.
d.
Penyuluh sebagai evaluator ; senantiasa penyuluh mampu melakukan tindakan korektif, mampu melakukan analisis
masalah.
3.
Peran penyuluh sebagai petugas professional mandiri yang berkeahlian
spesifik
Untuk
mengantisipasi dan mengatasi tantangan tugas yang dihadapi, professionalitas terhadap pelaksanaan tugas
menjadi hal yang penting. Penyuluh
yang professional adalah penyuluh yang mampu memposisikan diri dalam tugasnya sebagai milik petani dan
lembaganya serta bertanggung jawab
penuh terhadap profesinya.
4.
Penyuluh berperan sebagai entrepreneurship (Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995). Sedangkan
dari sisi psikologis tentang entrepreneur,
adalah bagaimana menciptakan ‘dorongan untuk mencapai keberhasilan’ menjadi
factor yang sangat determinat (David Mc Clelland.
Dalam
bukunya The Achieving Society, 1961 dalam Rohadi Wicaksono,2007)). Artinya secara luas bahwa konsep
kewirausahaan adalah menunjukkan kemampuan yang inovatif, kreatif, dan mandiri
dalam upaya mencari serta mencapai suatu keberhasilan dengan berbagai cara dan
metode baru. Konsep kewirausahaan bagi penyuluh dapat
diterapkan minimal dalam dua kondisi
:
a. Kondisi internal ; pribadi penyuluh senantiasa selalu
menghidupkan semangat dan etos kerja yang permanen, sigap dengan segala jenis medan
pekerjaan, siap menghadapi segala tantangan, selalu memelihara visi dalam
bekerja, dan yang lebih penting selalu menjaga komitmen dan peningkatan
kualitas diri.
b.
Kondisi eksternal ; sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus mempengaruhi sasarannya agar dapat
merubah dirinya kearah kemajuan.
Peran yang dapat dioambil dalam posisi ini adalah ; penyuluh bertindak sebagai
katalisator,membantu memecahkan masalah
(solution gives), pembantu proses (process helper), dan sebagai sumber penghubung ( resources
linker).
Keempat
peran inilah yang diharapkan mampu diambil oleh penyuluh dalam upaya mendukung dan menjaga keberhasilan
pembangunan pertanian,baik untuk
masa kini dan yang akan datang. Perubahan
paradigma dan cara berfikir (mind set) jauh lebih penting daripada hanya sekedar merubah perilaku dan kebiasaan
yang sesaat. Karena pengaruh globalisasi
menuntut adanya peningkatan kualitas SDM, agar mampu melakukan adaptasi dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Untuk masa yang akan datang peranan
penyuluh pertanian dipandang memiliki peran
yang cukup penting dan strategis dalam kerangka pembangunan pertanian dewasa ini. Tuntutan ini
menghendaki adanya peningkatan tingkat adaptasi
terhadap perubahan lingkungan yang dinamis. Lewat tangan-tangan para penyuluhlah, perubahan ke arah yang
lebih baik dalam usaha pertanian diharapkan
dapat terwujud. Komitmen dan kinerja yang terpelihara merupakan modal dasar yang sangat berharga dalam
mewujudkan harapan tenaga penyuluh
pertanian yang professional dan mandiri.
B.
SARAN
Saya berharap
Mata Kulia ini tetap akan di ajarkan pada mahasiswa karena Mata Kuliaini
memberikan kita pengetahuan tentang, apa
itu pertanian dan bagaimana sebernanya pertanian itu. Sehingga kita dapat
mengetahui arti sebenarnya dari pertanian dan perkembangan pertanian dari masa
ke masa.
DAPTAR PUSTAKA
http://www.tumblr.com/tagged/perubahan+iklim
http://www.scribd.com/doc/17297079/Laporan-KPPI-2008
http://stppmgl-jurluhnak.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/STRATEGI-PENYULUHAN-MENGHADAPI-IKLIM-EKSTRIM
http://dhkangmas.files.wordpress.com/2010/12/alternatif-peranan-penyuluh-pertanian.pdf
No comments:
Post a Comment