Tuesday, June 5, 2012

contoh laporan Individu KKNP Pendidikan Matematika


BAB  I
PENDAHULUAN
A.  Manfaat Kegiatan
Tujuan utama KKNP adalah selain terkait dengan bidang ke profesiannya dalam hal ini adalah guru, juga bagaimana agar mahasiswa bisa merasakan langsung realita permasalahan di masyarakat (bukankah universitas dan perguruan tinggi hari ini semakin menjadi menara gading, semakin jauh dari realita masyarakat). KKN Profesi, sebenarnya lebih punya peluang besar untuk mengaplikasikan ilmunya di masyarakat, karena mahasiswa yang  KKN Profesi rata-rata punya basis keilmuan yang sama, sehingga program kerja bisa lebih difokuskan pada peningkatan kualitas masyarakat. Mahasiswa yang mengikuti KKN profesi juga diharapkan mampu mengerti permasalahan kemasyarakatan secara holistik karena permasaahan-permasalahan yang didapatkan di masyarakat lebih bisa dikaji secara komprehensif dan diterapi secara holistik lintas disiplin ilmu.

Selain itu manfaat yang sangat dirasakan mahasiswa KKNP kali ini yaitu :
a.    Bagi Mahasiswa KKNP
-       Melatih keterampilan perserta Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP) dalam mengaplikasikan ilmunya dalam ketika proses belajar mengajar di dalam kelas.
-       Belajar bagaimana menjadi seorang guru, apalagi di era global ini di tuntut profesionalitas tenaga pendidik yang benar-benar kualified di bidangnya.
-       Belajar bagaimana bekerja sama dalam sebuah tim sehingga bisa menghasilkan program-program yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
-       Bagaimana  beradaptasi di lingkungan yang benar-benar baru bagi peserta KKNP khususnya di Kecamatan Bajo Barat.
-       Belajar bersosialisasi dengan guru-guru serta siswa di lokasi KKNP.
-       Menambah pengalaman bagi mahasiswa agar kelak jika bekerja di kantor atau instansi lain tidak merasa canggung dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
-       Agar mahasiswa dapat mengembangkan pemikiran berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya menumbuhkan, mempercepat, serta mempersiapkan kader-kader pembangunan.
-       Agar mahasiswa memperolah pengalaman belajar melalui keterlibatan secara langsung menemukan dan mengidentifikasi permasalahan serta merumuskan pemecahan yang bijak secara prakmatis dan interdisiplinier sebagai persoalan pemerintahan dan social ekonomi masyarakat
b.    Bagi Komunitas Sekolah
-       Sebagai ajang untuk melihat kemampuan mahasiswa yang kedepannya diharapkan dapat dipersiapakan menjadi tenaga pendidik di sekolah tempat mahasiswa ber KKNP
-       Sebagai tambahan tenaga pendidik  baik dari pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam melaksanakan program-program di sekolah.
c.     Bagi Kampus Universitas Cokroaminoto Palopo
-       Sebagai referensi guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan (sekolah-sekolah)
-       Memperoleh berbahgai permasalahan untuk diteliti dalam meningkatkan kualitas  pendidikan.
-       Terjalin kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, sekolah serta universitas dalam mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
B.  Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata lahir pada tanggal 16 November 1972, yang sebagai acuan dasarnya adalah Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Tinggi sederajat dalam Kurikulum KKNP Termasuk Mata Kuliah Berbobot 4 Sks Yg Berbentuk Kuliah Kerja di Lembaga/ Instansi/Perusahaan yang memiliki keterkaitan antara keilmuan dan keprofesian dengan  latar belakang program pendidikan mahasiswa
Nama kegiatan KKNP terbentuk melalui proses yg panjang. Diawali dengan nama :
KKN (Kuliah Kerja Nyata)
KKU (Kuliah Kerja Usaha)
KPK (Kuliah Praktek Kerja)
dan akhirnya terbentuklah nama
KKNP (Kuliah Kerja Nyata Profesi) yg dimaksudkan untuk memperjelas tujuan yang ingin dicapai program sesuai latar belakang pendidikan mahasiswa.
Jika sebelumnya berorientasi pada pembekalan pengalaman praktek dan manfaat terhadap bidang ilmu, maka KKNP lebih ditekankan pada peningkatan kematangan mahasiswa dalam berpikir dan ketajaman analisis terhadap problem empirik, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya dalam praktek keprofesian (keberhasilan kerja)
Kegiatan KKNP Univ. Cokroaminoto Palopo tahun 2012 ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan  yaitu pada tanggal 16 April – 16 Mei 2012
Penulis berkesempatan melaksanakan Kulia Kerja Nyata Profesi (KKNP) serta melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat tepatnya di Kecamatan Bajo Barat, serta untuk bidang keprofesiannya penulis mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan dari kampus yaitu di SMP N 4 Bajo










BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
A.  Tinjauan Konseptual
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya  pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji  apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya  dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi  pengajaran  dalam  konteks  belajar  mengajar  diarahkan untuk  pengembangan  aktivitas  siswa  dalam  belajar.
Gambaran  aktivitas  itu  tercermin  dari  adanya  usaha  yang  dilakukan  guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of learning.
Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa    turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Usman (1994:3) mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.
Pendidik  adalah seseorang yang mempuyai peran penting dalam pencarian identis atau jati diri peserta didik. Dalam pencarian tersebut siswa mampu memposisikan dirinya dalam ruang lingkup pembelajaran dan mampu memiliki kapasitas intelektual, ketrampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain.  
Dalam bimbingan belajar pendidik memberikan trik – trik  belajar yang baik dan tidak sukar agar siswa mampu menyelesaikan soal – soal matematika terrsebut.
Adapun beberapa kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan di sekolah (formal) dan luar sekolah (non formal) adalah sebagai berikut :
1)      Mengajar matematika pada kelas VIII
2)      Bimbingan belajar matematika
3)      Pendidikan luar sekolah (non formal).
B.  Kaitan Kegiatan dengan Bidang Kepropesian
Siswa datang ke sekolah dengan harapan agar bisa mengikuti pendidikan dengan baik, tetapi tidak selamanya demikian. Adanya masalah yang mereka hadapi, bersumber dari adanya ketegangan karena tugas-tugas, ketidakmampuan mengerjakan tugas. Keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi ketidakmampuan persaingan dengan teman, kemampuan dasar intelektual yang kurang, motivasi belajar yang kurang/lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang ramah dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat terselesaikan dalam situasi belajar mengajar di kelas melainkan memerlukan pelayanan khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran dalam hal ini adalah peran guru.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut seorang guru seharusnya perlu mengingat bahwa tugas seorang sebagai pendidik, sebagai pembimbing. Peranan guru sebagai pengajar mungkin merupakan peran yang paling populer selama ini. Guru sebaiknya memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Karena guru sebagai informator terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Guru sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkannya layanan pembelajaran baik yang bersifat prefentif ataupun kuratif. Guru sebagai mediator kedudukannya yang strategis yakni berhadapan langsung dengan guru pembimbing. Guru sebagai motivator berperan sebagai pemberi motivator siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah siswa memperoleh layanan konseling. Guru sebagai kolaborator sebagai mitra seprofesi yakni sama sebagai tenaga pendidik di sekolah. Seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika, siswa tersebut perlu mengalami bimbingan yang dilakukan oleh guru maupun orang tua yaitu dengan cara menambah jam pelajaran, membimbing siswa dalam belajar, memberikan motivasi, dan cara lain yang perlu dilakukan untuk menambah kemampuan anak supaya tidak kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar berkaitan erat dengan setiap pelajaran bagi siswa yang kemampuannya kurang. Oleh karena itu belajar secara formal sangatlah perlu sejak anak-anak memasuki sekolah lanjutan tingkatan pertama yang sudah bisa belajar dengan baik. Meskipun demikian masih banyak juga anak usia sekolah lanjutan tingkat pertama yang mengalami kesulitan atau keterlambatan belajar. Dengan adanya kesulitan-kesulitan tersebut, maka peran guru sebagai pembimbing sangat dibutuhkan
Dari beberapa masalah yang dihadapi oleh seorang anak yang disebutkan di atas, maka guru kelas sekaligus pembimbing berkewajiban memberikan bimbingan pada anak tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Pemberian motivasi kepada anak supaya mau belajar
b.      Pemberian tambahan belajar ataupun les privat pada anak tersebut
c.       Berkerja sama dengan orang tua murid  tentang perkembangan anaknya yang mengalami kesulitan belajar.
Dari bimbingan yang dilakukan ternyata hasil bimbingan yang dilakukan belum maksimal karena kendalanya perlu waktu yang lama untuk menghadapi siswa yang kesulitan belajar tersebut.

C.  Pembahasan
Berdasarkan konseptual dalam Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah adalah :
a.        Mengajar 
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.
Burton (dalam Usman, 1994:3) menegaskan “teaching is the guidance of learning activities”.  Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.  Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.  (2) Pengertian institusional.  Mengajar berarti  the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif.  Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
            Dalam hal ini mahasiswa KKNP di SMP N Satap Sampeang yang dalam hal ini bidang ilmu yang penulis tekuni adalah Pendidikan Matematika setelah menghadap kepada guru pamong kemudian menyesuaikan dengan jadwal dan jam pelajaran maka guru pamong memberikan penulis sebanyak 1 kelas untuk di bombing sekaligus ajang bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama di bangku kuliah, yang merupakan tantangan yang membuat penulis agak sedikit grogi sebelum melakukan proses belajar mengajar tersebut. Dari satu kelas tersebut (kelas VIII ) dengan pertemuan tiap kelas sebanyak 2 kali per minggu dan tiap pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran jadi total selama satu minggu penulis melakukan 2 kali pertemuan di 1 kelas tersebut  jika di jumlah sebanyak 4 jam/minggu.
Awalnya penulis memnag mersa sedikit deg-degan/ grogi sebelum mengajar tapi lama kelamaan penulis akhirnya bisa menguasai kelas dan dapat melanjutkan proses belajar mengajar dengan lancar, tapi memang terkadang dalam tiap kelas terdapat saja siswa yang mengganggu temannnya pada saat belajar tapi hal itu dapat diatasi dengan trik dan ilmu dari penulis yang mengeluarjkan jurus-jurus jitunya untuk mengatasi hal tersebut.
b.        Perpustakaan
Perpustakaan merupakan tempat bagi para siswa memperoleh referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh guru yang merupakan jantung bagi tiap sekolah. Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki  perppustakaan yang baik dengan pengelolaan yang bagus serta memiliki referensi bagi siswa dalam menambah wawasan serta minat bacanya.
Hal ini berbanding terbalik dengan perpustakaan yang berada di SMP N 4 Bajo keadaan perpustakaan yang penuh dengan siswa yang mencari referensi untuk tugas-tugasnya tidak penulis temukan di sini. Justru hanya meja-meja yang berjejeran rapi tanpa satupun siswa yang datang untuk membaca. Mungkin karena kondisi perpustakaan ini siswa jadi malas ke perpustakaan. Hal inilah yang membuat penulis berinisistif untuk melakukan make over terhadap  perpustakaan tersebut walaupun  awalnya penulis tidak tau harus mulai dari mana karena kondisi perpustakaan yang seperti itu. Tapi dengan semangat yang penulis miliki sehingga penulis bisa melakukan sedikit-demi sedikit perubahan mulai dari meja yang kusam serta penuh dengan coretan-coretan di make over menjadi meja yang  cantik dengan mengubah catnya.
Kemudian penulis dibantu siswa melakukan pengpecatan ruang perpustakaan dengan warna-warna yang ceria sehingga dapat merubah suasana pengunjung, sebagai tambahan penulis memberikan tambahan kata–kata  motivasi yang di tempel di dinding dan meja perpustakaan sehingga kelihatan sangat menarik.
Tidak cukup sampai disitu penulispun turut berpartisipasi dalam pencatatan pengunjung yang datang ke perpustakaan sebagai pustakawan, jika di hotel-hotel ibarat recepcionist.  Suasana yang berbeda inilah yang membuat siswa yang lewat di depan perpustakaan ingin tahu “ada apakah di perpustakaan ?” karena ingin tahunya inilah siswa  masuk ke perpustakan.   
c.         Bimbingan belajar
a)    Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.
Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
b)   Latar Belakang Bimbingan Belajar
Suatu kegiatan yang dilaksanakan sudah pasti memiliki latar belakang. Demikian pula halnya dengan layanan bimbingan belajar. Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai berikut:
1.        Adanya criterion referenced evaluation yang mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain :
a. Siswa yang benar-benar dapat meguasai pelajaran.
b. Siswa yang cukup menguasai pelajaran.
c. Siswa yang belum dapat menguasai pelajaran.
2.    Adanya kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan siswa yang lainnya. Dimana klasifikasi siswa tersebut antara lain :
a.  Siswa yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
b.  Siswa yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes kemampuanbelajarnya.
c.  Siswa yang prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
3.    Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan klasifikasi siswa dalam hal ini antara lain :
a. Siswa yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.
b. Siswa yang dapat menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.
c. Siswa yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4.    Adanya penggunaan norm referenced yang mana membandingkan prestasi siswa yang satu dengan yang lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan prestasinya itu antara lain :
a. Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
b. Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.
c. Siswa yang prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
Setelah mengetahui begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam kegiatan belajarnya, maka diperlukanlah suatu bentuk layanan bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa yang memiliki permasalahan dalam belajarnya dapat segera memperoleh bantuan atau bimbingan dalam kegiatan belajar yang diperlukannya. Jadi, layanan bimbingan belajar sangat diperlukan oleh semua orang yang sedang melakukan proses atau kegiatan belajar.
c). Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya dengan PBM
Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap berporos pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan Proses Belajar Mengajar. Maka jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks Proses Belajar Mengajar yang dapat dan seyogianya dijalankan oleh para guru, antara lain :
a. Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa
b. Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
c. Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai
d. Memberikan program belajar yang sesuai
e. Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
f. Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya
g. Melakukan remedial teaching.












BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan  hasil pengamat pada saat mengajar, melakukan bimbingan Matematika di SMP N 4 Bajo penulis mengambil simpulan :
1.      Mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
2.      Perpustakaan sebagai jantung sekolah harus mendapat perhatian yang lebih guna meningkatkan minat baca siswa di SMP N 4 Bajo, selain itu pengelolaan yang baik juga harus dilakukan dengan menambah berbagai referensi serta buku-buku yang juga merupakan kebutuhan bagi siswa.
3.      Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
B. Saran
Sesuai dengan tema yang ada maka untuk meningkatkan mutu pendidikan dibidang bahasa inggris memerlukan pengembangan metode pembelajaran. Ketika didalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) Peserta  belum memaksimalkan perannya maka diharapkan saran untuk dijadikan sebagai bahan acuan kedepannya. Jadi persiapan yang matang sebelum melaksanakan KKNP sangat di butuhkan guna memaksimalkan KKNP tersebut. Serta meningkatkan keterampilan untuk menjadi seorang guru professional perlu di dikembangkan terkhusus di bidang ke profesiannya.

No comments:

Post a Comment