BAB
I
PENDAHULUAN
A. Manfaat Kegiatan
Tujuan utama KKNP
adalah selain terkait dengan bidang ke profesiannya dalam hal ini adalah guru,
juga bagaimana agar mahasiswa bisa merasakan langsung realita permasalahan di
masyarakat (bukankah universitas dan perguruan tinggi hari ini semakin menjadi
menara gading, semakin jauh dari realita masyarakat). KKN Profesi, sebenarnya
lebih punya peluang besar untuk mengaplikasikan ilmunya di masyarakat, karena
mahasiswa yang KKN Profesi rata-rata
punya basis keilmuan yang sama, sehingga program kerja bisa lebih difokuskan
pada peningkatan kualitas masyarakat. Mahasiswa yang mengikuti KKN profesi juga
diharapkan mampu mengerti permasalahan kemasyarakatan secara holistik karena
permasaahan-permasalahan yang didapatkan di masyarakat lebih bisa dikaji secara
komprehensif dan diterapi secara holistik lintas disiplin ilmu.
Selain itu manfaat
yang sangat dirasakan mahasiswa KKNP kali ini yaitu :
a.
Bagi Mahasiswa KKNP
-
Melatih keterampilan perserta Kuliah
Kerja Nyata Profesi (KKNP) dalam mengaplikasikan ilmunya dalam ketika proses belajar
mengajar di dalam kelas.
-
Belajar bagaimana menjadi seorang guru, apalagi
di era global ini di tuntut profesionalitas tenaga pendidik yang benar-benar
kualified di bidangnya.
-
Belajar bagaimana bekerja sama dalam sebuah tim
sehingga bisa menghasilkan program-program yang benar-benar bermanfaat bagi
masyarakat.
-
Bagaimana
beradaptasi di lingkungan yang benar-benar baru bagi peserta KKNP khususnya
di Kecamatan Bajo Barat.
-
Belajar bersosialisasi dengan guru-guru serta
siswa di lokasi KKNP.
-
Menambah pengalaman bagi mahasiswa agar kelak
jika bekerja di kantor atau instansi lain tidak merasa canggung dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
-
Agar mahasiswa dapat mengembangkan pemikiran
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya menumbuhkan,
mempercepat, serta mempersiapkan kader-kader pembangunan.
-
Agar mahasiswa memperolah pengalaman belajar
melalui keterlibatan secara langsung menemukan dan mengidentifikasi
permasalahan serta merumuskan pemecahan yang bijak secara prakmatis dan
interdisiplinier sebagai persoalan pemerintahan dan social ekonomi masyarakat
b.
Bagi Komunitas Sekolah
-
Sebagai ajang untuk melihat kemampuan mahasiswa
yang kedepannya diharapkan dapat dipersiapakan menjadi tenaga pendidik di
sekolah tempat mahasiswa ber KKNP
-
Sebagai tambahan tenaga pendidik baik dari pemikiran, tenaga, ilmu dan
teknologi dalam melaksanakan program-program di sekolah.
c.
Bagi Kampus Universitas Cokroaminoto Palopo
-
Sebagai referensi guna pengembangan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan (sekolah-sekolah)
-
Memperoleh berbahgai permasalahan untuk diteliti
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
-
Terjalin kerjasama yang baik antara pemerintah
daerah, sekolah serta universitas dalam mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
B. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata
lahir pada tanggal 16 November 1972, yang sebagai acuan dasarnya adalah Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Pendidikan Tinggi sederajat dalam Kurikulum KKNP Termasuk Mata Kuliah Berbobot 4 Sks Yg Berbentuk Kuliah Kerja di Lembaga/ Instansi/Perusahaan yang memiliki keterkaitan antara keilmuan dan
keprofesian dengan latar belakang program pendidikan mahasiswa
Nama kegiatan KKNP terbentuk melalui proses yg
panjang. Diawali dengan nama :
KKN (Kuliah Kerja Nyata)
KKU (Kuliah Kerja Usaha)
KPK (Kuliah Praktek Kerja)
dan akhirnya terbentuklah nama
KKNP (Kuliah Kerja Nyata Profesi) yg dimaksudkan untuk memperjelas tujuan yang ingin dicapai program sesuai latar
belakang pendidikan mahasiswa.
Jika sebelumnya berorientasi pada pembekalan pengalaman praktek dan manfaat
terhadap bidang ilmu, maka KKNP lebih ditekankan pada peningkatan kematangan
mahasiswa dalam berpikir dan ketajaman analisis terhadap problem empirik, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan
kompetensinya dalam praktek keprofesian (keberhasilan kerja)
Kegiatan KKNP
Univ. Cokroaminoto Palopo tahun 2012 ini dilaksanakan selama kurang lebih 1
(satu) bulan yaitu pada tanggal 16 April
– 16 Mei 2012
Penulis
berkesempatan melaksanakan Kulia Kerja Nyata Profesi (KKNP) serta melaksanakan
salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat
tepatnya di Kecamatan Bajo Barat, serta untuk bidang keprofesiannya penulis
mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan dari kampus yaitu di SMP N 4 Bajo
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
A. Tinjauan Konseptual
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab
moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat
bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni
(2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah
orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa
yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam
batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks
belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan
aktivitas siswa dalam belajar.
Gambaran
aktivitas itu tercermin dari adanya usaha
yang dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang
memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan
suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini
guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of
learning.
Nasution (1982:8)
mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks
yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar
siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama
interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Usman (1994:3) mengemukakan
mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar
mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini
mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator
kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik
ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan
belajar mengajar.
Pendidik adalah
seseorang yang mempuyai peran penting dalam pencarian identis atau jati diri
peserta didik. Dalam pencarian tersebut siswa mampu memposisikan dirinya dalam
ruang lingkup pembelajaran dan mampu memiliki kapasitas intelektual,
ketrampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang
kehidupan dalam keluarga dan lain-lain.
Dalam bimbingan belajar pendidik memberikan trik –
trik belajar yang baik dan tidak sukar
agar siswa mampu menyelesaikan soal – soal matematika terrsebut.
Adapun beberapa kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan di
sekolah (formal) dan luar sekolah (non formal) adalah sebagai berikut :
1)
Mengajar matematika
pada kelas VIII
2)
Bimbingan belajar
matematika
3)
Pendidikan luar
sekolah (non formal).
B. Kaitan Kegiatan dengan Bidang Kepropesian
Siswa datang ke sekolah dengan harapan agar bisa mengikuti
pendidikan dengan baik, tetapi tidak selamanya demikian. Adanya masalah yang
mereka hadapi, bersumber dari adanya ketegangan karena tugas-tugas,
ketidakmampuan mengerjakan tugas. Keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi
ketidakmampuan persaingan dengan teman, kemampuan dasar intelektual yang
kurang, motivasi belajar yang kurang/lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru
yang kurang ramah dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat
terselesaikan dalam situasi belajar mengajar di kelas melainkan memerlukan
pelayanan khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran dalam hal ini
adalah peran guru.
Dengan adanya
masalah-masalah tersebut seorang guru seharusnya perlu mengingat bahwa tugas
seorang sebagai pendidik, sebagai pembimbing. Peranan guru sebagai pengajar
mungkin merupakan peran yang paling populer selama ini. Guru sebaiknya
memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Karena guru
sebagai informator terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing
dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Guru
sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkannya layanan pembelajaran baik
yang bersifat prefentif ataupun kuratif. Guru sebagai mediator kedudukannya
yang strategis yakni berhadapan langsung dengan guru pembimbing. Guru sebagai
motivator berperan sebagai pemberi motivator siswa dalam memanfaatkan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah siswa memperoleh layanan konseling. Guru
sebagai kolaborator sebagai mitra seprofesi yakni sama sebagai tenaga pendidik
di sekolah. Seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran
matematika, siswa tersebut perlu mengalami bimbingan yang dilakukan oleh guru
maupun orang tua yaitu dengan cara menambah jam pelajaran, membimbing siswa
dalam belajar, memberikan motivasi, dan cara lain yang perlu dilakukan untuk
menambah kemampuan anak supaya tidak kesulitan dalam belajar.
Kesulitan
belajar berkaitan erat dengan setiap pelajaran bagi siswa yang kemampuannya
kurang. Oleh karena itu belajar secara formal sangatlah perlu sejak anak-anak
memasuki sekolah lanjutan tingkatan pertama yang sudah bisa belajar dengan
baik. Meskipun demikian masih banyak juga anak usia sekolah lanjutan tingkat
pertama yang mengalami kesulitan atau keterlambatan belajar. Dengan adanya
kesulitan-kesulitan tersebut, maka peran guru sebagai pembimbing sangat
dibutuhkan
Dari beberapa
masalah yang dihadapi oleh seorang anak yang disebutkan di atas, maka guru
kelas sekaligus pembimbing berkewajiban memberikan bimbingan pada anak tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Pemberian motivasi
kepada anak supaya mau belajar
b.
Pemberian tambahan
belajar ataupun les privat pada anak tersebut
c.
Berkerja sama dengan
orang tua murid tentang perkembangan
anaknya yang mengalami kesulitan belajar.
Dari bimbingan yang dilakukan ternyata hasil bimbingan yang
dilakukan belum maksimal karena kendalanya perlu waktu yang lama untuk
menghadapi siswa yang kesulitan belajar tersebut.
C. Pembahasan
Berdasarkan konseptual dalam Kuliah Kerja Nyata Propesi
(KKNP) ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah
adalah :
a.
Mengajar
Mengajar pada prinsipnya
adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung
pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya
proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat
berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang
menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.
Burton (dalam Usman, 1994:3)
menegaskan “teaching is the guidance of learning activities”.
Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1)
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada
generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan
mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses
membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam
Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of
facilitating learning in another individual (the learner), yang
berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini
pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini
peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
Biggs (dalam Adrian, 2004)
seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian
yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the
transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru
hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa
dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung
jawab pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar
berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan
segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk
selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang
memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan
kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the
facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar
siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61)
mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan,
dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Berdasarkan
definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks
yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2)
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan
(3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
Dalam hal
ini mahasiswa KKNP di SMP N Satap Sampeang yang dalam hal ini bidang ilmu yang
penulis tekuni adalah Pendidikan Matematika setelah menghadap kepada guru
pamong kemudian menyesuaikan dengan jadwal dan jam pelajaran maka guru pamong
memberikan penulis sebanyak 1 kelas untuk di bombing sekaligus ajang bagi
penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama di bangku kuliah, yang
merupakan tantangan yang membuat penulis agak sedikit grogi sebelum melakukan
proses belajar mengajar tersebut. Dari satu kelas tersebut (kelas VIII ) dengan
pertemuan tiap kelas sebanyak 2 kali per minggu dan tiap pertemuan sebanyak 2
jam pelajaran jadi total selama satu minggu penulis melakukan 2 kali pertemuan
di 1 kelas tersebut jika di jumlah sebanyak
4 jam/minggu.
Awalnya penulis memnag mersa sedikit deg-degan/ grogi
sebelum mengajar tapi lama kelamaan penulis akhirnya bisa menguasai kelas dan
dapat melanjutkan proses belajar mengajar dengan lancar, tapi memang terkadang
dalam tiap kelas terdapat saja siswa yang mengganggu temannnya pada saat
belajar tapi hal itu dapat diatasi dengan trik dan ilmu dari penulis yang
mengeluarjkan jurus-jurus jitunya untuk mengatasi hal tersebut.
b.
Perpustakaan
Perpustakaan merupakan tempat bagi para siswa
memperoleh referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh guru
yang merupakan jantung bagi tiap sekolah. Sekolah yang baik adalah sekolah yang
memiliki perppustakaan yang baik dengan
pengelolaan yang bagus serta memiliki referensi bagi siswa dalam menambah
wawasan serta minat bacanya.
Hal ini berbanding terbalik dengan perpustakaan
yang berada di SMP N 4 Bajo keadaan perpustakaan yang penuh dengan siswa yang
mencari referensi untuk tugas-tugasnya tidak penulis temukan di sini. Justru
hanya meja-meja yang berjejeran rapi tanpa satupun siswa yang datang untuk
membaca. Mungkin karena kondisi perpustakaan ini siswa jadi malas ke
perpustakaan. Hal inilah yang membuat penulis berinisistif untuk melakukan make
over terhadap perpustakaan tersebut walaupun awalnya penulis tidak tau harus mulai dari
mana karena kondisi perpustakaan yang seperti itu. Tapi dengan semangat yang
penulis miliki sehingga penulis bisa melakukan sedikit-demi sedikit perubahan
mulai dari meja yang kusam serta penuh dengan coretan-coretan di make over
menjadi meja yang cantik dengan mengubah
catnya.
Kemudian penulis dibantu siswa melakukan pengpecatan ruang perpustakaan dengan warna-warna yang ceria
sehingga dapat merubah suasana pengunjung, sebagai tambahan penulis memberikan
tambahan kata–kata motivasi yang di
tempel di dinding dan meja perpustakaan sehingga kelihatan sangat menarik.
Tidak
cukup sampai disitu penulispun turut berpartisipasi dalam pencatatan pengunjung
yang datang ke perpustakaan sebagai pustakawan, jika di hotel-hotel ibarat
recepcionist. Suasana yang berbeda
inilah yang membuat siswa yang lewat di depan perpustakaan ingin tahu “ada
apakah di perpustakaan ?” karena ingin tahunya inilah siswa masuk ke perpustakan.
c.
Bimbingan belajar
a)
Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian
bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan
masalah dalam kehidupannya.
Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang
dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana
usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Jadi, bimbingan belajar adalah
suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang
telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang
lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang
belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
b)
Latar Belakang Bimbingan Belajar
Suatu kegiatan yang dilaksanakan sudah pasti memiliki latar belakang.
Demikian pula halnya dengan layanan bimbingan belajar. Kegiatan bimbingan
belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai
berikut:
1.
Adanya criterion
referenced evaluation yang
mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai
pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain :
a. Siswa
yang benar-benar dapat meguasai pelajaran.
b. Siswa yang cukup menguasai
pelajaran.
c. Siswa yang belum dapat menguasai
pelajaran.
2. Adanya kemampuan/tingkat
kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan
siswa yang lainnya. Dimana klasifikasi siswa tersebut antara lain :
a. Siswa yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan
hasil tes kemampuan belajarnya.
b. Siswa yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan
tes kemampuanbelajarnya.
c. Siswa yang prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
3. Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan
klasifikasi siswa dalam hal ini antara lain :
a. Siswa yang ternyata dapat
menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari
waktu yang
disesuaikan.
b. Siswa yang dapat
menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.
c. Siswa yang ternyata tidak
dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Adanya penggunaan norm referenced yang mana membandingkan prestasi siswa
yang satu dengan yang lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan prestasinya itu antara lain :
a. Siswa yang prestasi
belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
b. Siswa yang prestasi
belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.
c. Siswa yang prestasinya
selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
Setelah mengetahui begitu
banyak permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam kegiatan belajarnya,
maka diperlukanlah suatu bentuk layanan bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan
agar para siswa yang memiliki permasalahan dalam belajarnya dapat segera
memperoleh bantuan atau bimbingan dalam kegiatan belajar yang diperlukannya.
Jadi, layanan bimbingan belajar sangat diperlukan oleh semua orang yang sedang
melakukan proses atau kegiatan belajar.
c).
Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya dengan PBM
Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap
berporos pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu,
diperlukanlah suatu jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan
Proses Belajar Mengajar. Maka
jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks Proses Belajar Mengajar yang
dapat dan seyogianya dijalankan oleh para guru, antara lain :
a. Mengumpulkan informasi mengenai diri
siswa
b. Memberikan informasi mengenai berbagai
kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai
dengan karakteristik siswa.
c. Menempatkan siswa dengan kelompok
belajar yang sesuai
d. Memberikan program belajar yang sesuai
e. Mengidentifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar
f. Membuat rekomendasi tentang
kemungkinan usaha selanjutnya
g. Melakukan remedial teaching.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamat pada saat mengajar, melakukan
bimbingan Matematika di SMP N 4 Bajo penulis mengambil simpulan :
1.
Mengajar adalah aktivitas
kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa,
sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain
adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik
ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
2.
Perpustakaan sebagai jantung
sekolah harus mendapat perhatian yang lebih guna meningkatkan minat baca siswa
di SMP N 4 Bajo, selain itu pengelolaan yang baik juga harus dilakukan dengan
menambah berbagai referensi serta buku-buku yang juga merupakan kebutuhan bagi
siswa.
3.
Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang
dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal
untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat
menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam
kehidupannya.
B. Saran
Sesuai
dengan tema yang ada maka untuk meningkatkan mutu pendidikan dibidang bahasa
inggris memerlukan pengembangan metode pembelajaran. Ketika didalam pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) Peserta
belum memaksimalkan perannya maka diharapkan saran untuk dijadikan
sebagai bahan acuan kedepannya. Jadi persiapan yang matang sebelum melaksanakan
KKNP sangat di butuhkan guna memaksimalkan KKNP tersebut. Serta meningkatkan
keterampilan untuk menjadi seorang guru professional perlu di dikembangkan
terkhusus di bidang ke profesiannya.
No comments:
Post a Comment