Kedelai super jumbo varietas Mutiara 1
Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Teknologi Isotop
dan Radiasi (PATIR) berhasil menciptakan benih kedelai dengan ukuran
super jumbo. Kedelai yang kemudian dirilis Kementrian Pertanian ini
mempunyai berat rata-rata mencapai 23,3 gram per 100 biji, hampir dua
kali lipat dari rata-rata kedelai unggul nasional yang berat 100 bijinya
mencapai 12 – 15 gram. Kedelai super jumbo ini dirilis dengan nama
Mutiara 1, nama mutiara berasal dari singkatan mutan aplikasi teknologi
isotop dan radiasi .
Kedelai dengan ukuran super jumbo ini
cocok sebagai bahan baku pembuatan tahu maupun tempe. Varietas Mutiara 1
mampu mensubtitusi kebutuhan industri tahu dan tempe nasional yang saat
ini tergantung pada kedelai impor yang berbiji besar. Varietas Mutiara 1
mempunyai rendemen yang tinggi sehingga prospektif untuk menggantikan
kedelai impor.
Varietas Mutiara 1 mempunyai rendemen
tahu mencapai 373,3 % dan rendemen tempe mencapai 193,3 %. Artinya
kedelai varietas Mutiara 1 ini mampu menghasilkan 3,77 kg tahu dan 1,
933 kg tempe jika diolah menjadi tahu atau tempe dari masing-masing 1 kg
kedelai . Sedangkan kedelai impor hanya mencapai 323% untuk rendemen
tahu dan 188,3% untuk rendemen tempenya. Jadi kedelai varietas Mutiara 1
lebih bagus untuk bahan baku tahu maupun tempe dan mampu menggantikan
kedelai impor yang selama ini menjadi sumber bahan baku industri tahu
dan tempe nasional. Apalagi kedelai super jumbo Mutiara 1 mempunyai
kandungan protein yang tinggi, mencapai 37,7 %.
Kedelai varietas Mutiara 1 ini mempunyai
rata-rata hasil yang tinggi mencapai 2,43 ton per hektar diatas
produksi rata – rata varietas Burangrang maupun varietas Wilis yang
mencapai 2,2 dan 2,3 ton per hektar. Bahkan potensi hasil varietas
Mutiara 1 bisa mencapai 4, 06 ton / Ha. Selain itu varietas Mutiara 1
ini juga termasuk kedelai yang berumur pendek (genjah), ia dapat dipanen
pada umur 83 hari. Menarik, bukan?
Kedelai varietas Mutiara 1 juga tahan terhadap penyakit karat daun (Phakospora pachryhizi), Hawar Daun (Cercospora sp), serta hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae).
Karat daun adalah salah satu penyakit kedelai yang penting, serangan
penyakit ini dapat menurunkan hasil sampai 40 – 90%. Varietas Mutiara 1
juga tahan rebah karena didukung dengan tinggi tanaman yang hanya
mencapai rata-rata 46,8 cm postur tanaman yang lebih tegap.
Kedelai super jumbo ini hasil dari
teknik iradiasi di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR)
Batan dengan asal tetua kedelai varietas Muria. Penelitian dimulai
sejak tahun 2004 dan sudah dilakukan uji multilokasi di 16 lokasi /
daerah. Kedelai super jumbo ini kemudian dirilis Kementrian Pertanian
dengan nama varietas Mutiara 1 melalui keputusan Menteri Pertanian Nomor
: 2606/ kpts/ SR.120/7/2010.
Varietas Mutiara 1 ini cocok
dibudidayakan pada daerah – daerah dengan kondisi lahan yang optimal /
sawah beririgasi teknis serta lahan kering tegalan. Untuk anda yang
tertarik dengan kedelai super jumbo ini silahkan anda menghubungi Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN) atau melalui link http ://batan.go.id (sumber foto : infonuklir.com).
No comments:
Post a Comment