Monday, June 11, 2012

Kedelai super jumbo varietas Mutiara 1

Kedelai super jumbo varietas Mutiara 1

Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) berhasil menciptakan benih kedelai dengan ukuran super jumbo.  Kedelai yang kemudian dirilis Kementrian Pertanian ini mempunyai berat rata-rata mencapai  23,3 gram per 100 biji, hampir dua kali lipat dari rata-rata kedelai unggul nasional yang berat 100 bijinya mencapai 12 – 15 gram. Kedelai super jumbo ini dirilis dengan nama Mutiara 1, nama mutiara berasal dari singkatan mutan aplikasi teknologi isotop dan radiasi .
Kedelai dengan ukuran super jumbo ini cocok sebagai bahan baku pembuatan tahu maupun tempe.  Varietas Mutiara 1 mampu mensubtitusi kebutuhan industri tahu dan tempe nasional yang saat ini tergantung pada kedelai impor yang berbiji besar. Varietas Mutiara 1 mempunyai rendemen yang tinggi sehingga prospektif untuk menggantikan kedelai impor.
Varietas Mutiara 1 mempunyai rendemen  tahu mencapai 373,3 %  dan rendemen tempe mencapai 193,3 %. Artinya kedelai varietas Mutiara 1 ini mampu menghasilkan 3,77 kg tahu dan 1, 933 kg tempe jika diolah menjadi tahu atau tempe dari masing-masing 1 kg kedelai .  Sedangkan kedelai impor hanya mencapai  323% untuk rendemen tahu dan 188,3% untuk rendemen tempenya.  Jadi kedelai varietas Mutiara 1 lebih bagus untuk bahan baku tahu maupun tempe  dan mampu menggantikan kedelai impor yang selama ini menjadi sumber bahan baku industri tahu dan tempe nasional.  Apalagi kedelai super jumbo Mutiara 1 mempunyai kandungan protein yang tinggi, mencapai 37,7 %.
Kedelai varietas Mutiara 1 ini mempunyai rata-rata hasil yang tinggi mencapai 2,43 ton per hektar diatas produksi rata – rata varietas Burangrang maupun varietas Wilis yang mencapai 2,2 dan 2,3 ton per hektar.  Bahkan potensi hasil varietas Mutiara 1 bisa mencapai 4, 06 ton / Ha.  Selain itu varietas Mutiara 1 ini juga termasuk kedelai yang berumur pendek (genjah), ia dapat dipanen pada umur 83 hari.  Menarik, bukan?
Kedelai varietas Mutiara 1 juga tahan terhadap penyakit karat daun (Phakospora pachryhizi),  Hawar Daun (Cercospora sp), serta hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae).  Karat daun adalah salah satu penyakit kedelai yang penting, serangan penyakit ini dapat menurunkan hasil sampai  40 – 90%. Varietas Mutiara 1 juga tahan rebah karena didukung dengan tinggi tanaman yang hanya mencapai  rata-rata  46,8 cm postur tanaman yang lebih tegap.
Kedelai super jumbo ini hasil dari teknik iradiasi di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Batan dengan asal tetua kedelai varietas Muria.  Penelitian dimulai sejak tahun 2004  dan sudah dilakukan uji multilokasi di 16 lokasi / daerah.   Kedelai super jumbo ini kemudian dirilis Kementrian Pertanian dengan nama varietas Mutiara 1 melalui keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2606/ kpts/ SR.120/7/2010.
Varietas Mutiara 1 ini cocok dibudidayakan pada daerah – daerah dengan kondisi lahan yang optimal / sawah beririgasi teknis serta lahan kering tegalan.   Untuk anda yang tertarik dengan kedelai super jumbo ini silahkan anda menghubungi Badan Tenaga Atom Nasional  (BATAN) atau melalui link http ://batan.go.id (sumber foto : infonuklir.com).

No comments:

Post a Comment