Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT. Karena rahmat dan ridhoNya kami dapat menyelesaikan makalah
Fisika mengenai Hukum Pascal dan Hukum
Archimedes ini. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
- Orang tua, yang sudah mensupport kami
- Ibu Elhuda, yang telah membimbing kami
- Teman - teman XI IPA 2, yang memberi semangat
Harapan kami, semoga
laporan ini berguna bagi semua orang yang memerlukan materi ini dan sebagai
bahan pelajaran.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, Maret 2010
Tim Kreative
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… 2
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………… 4
Pembahasan ……………………………………………………………………………………………… 6
A. Pengertian Fluida ……………………………………………………………………………………… 6
B. Hukum Pascal ………………………………………………………………………………………….. 6
a.
Pengertian Hukum Pascal ……………………………………………………………………. 6
b.
Persamaan Hukum Pascal …………………………………………………………………… 7
c.
Penerapan Hukum Pascal ……………………………………………………………………. 8
Prinsip
Kerja Dongkrak Hidraulik ………………………………………………………… 8
Prinsip
Kerja Rem Hidraulik ………………………………………………………………. 9
Prinsip
Kerja Pompa Hidraulik …………………………………………………………… 9
C. Hukum Archimedes …………………………………………………………………………………… 10
Percobaan
1 ………………………………………………………………………………………. 10
a.
Prinsip Hukum Archimedes ………………………………………………………………….. 11
b.
Mengapung, Melayang dan Tenggelam ……………………………………………………. 13
Percobaan
2………………………………………………………………………………….......... 13
c.
Konsep Mengapung, Melayang dan Tenggelam ..…………………………………………. 16
d.
Penerapan Hukum Archimedes ……………………………………………………………… 16
Hidrometer
………………………………………………………………………………….. 16
Kapal
Laut …………………………………………………………………………………… 17
Kapal
Selam ………………………………………………………………………………… 18
Balon
Udara ………………………………………………………………………………… 19
Contoh Soal ………………………………………………………………………………………………. 20
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………….. 27
Saran ………………………………………………………………………………………………………. 28
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….. 29
Pendahuluan
- LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu yang
mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang
berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah
fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya,
bunyi, listrik, dan magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
materi dan energi.
Perubahan
global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi
manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi,
elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan penguasaan
fisika yang cukup mendalam.
Salah satu
visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang handal
dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui
pengembangan keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan
teknologi. Kompetensi rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya
manusia untuk mampu menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu
fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida diartikan
sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas
karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat
seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan
dalam fluida. Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat
cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain.
Fenomena
fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidraustatis.
Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep
tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal
diambil dari nama penemunya yaitu Blaise
Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum Archimedes
diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari
Italia.
Hukum-hukum
fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia
dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hokum Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat
yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih
mendalam mengenai hukum Pascal
dan hokum Archimedes serta
penerapannya dalam kehidupan.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud hukum Pascal dan hokum Archimedes dalam sistem fluida statis?
- Bagaimana cara menuliskan persamaan hukum Pascal dan hokum Archimedes?
- Bagaimana penerapan hukum Pascal dan hokum Archimedes dalam sistem fluida statis?
- TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian hukum Pascal
dan hukum Archimedes
2. Mengetahui cara menuliskan persamaan
hukum Pascal
dan hukum Archimedes
3. Mengetahui penerapan hukum Pascal dan hokum Archimedes dalam sistem fluida statis.
- MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Manfaat yang
bisa diambil dari penulisan makalah ini adalah
- Menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis tentang hukum Pascal dan hokum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Memberikan informasi kepada pembaca tentang tentang hukum Pascal dan hokum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
- PENGERTIAN FLUIDA
Fluida
diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat
cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat
mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak
bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan contoh
zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat
gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke
tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain.
Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya.
Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh
manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida
dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis
(fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau
berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika
sedang dalam keadaan bergerak).
Fluida
statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan. Hidraustatika merupakan
ilmu yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.
Sedangkan tekanan didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas permukaan.
- HUKUM PASCAL
- Pengertian Hukum Pascal
Bila
ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada
dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di
atasnya. Semakin ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya,
semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair
tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p = massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman).
Setiap titik
pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku untuk semua zat cair
dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut. Apabila
ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair tersebut,
pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi, jika
diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang sama.
Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi
air yang memiliki banyak lubang maka air akan memancar dari setiap lubang
dengan sama kuat. Blaise Pascal (1623-1662)
menyimpulkannya dalam hukum Pascal
yang berbunyi, “tekanan yang diberikan pada zat
cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
Blaise
Pascal (1623-1662) adalah fisikawan
Prancis yang lahir di Clermount pada 19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, ia
menciptakan kalkulator digital
pertama di dunia. Ia menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan
eksperimen terus-menerus selama pengobatan kanker yang dideritanya. Ia
menemukan teori hukum Pascal dengan eksperimenya bermain-main dengan air.
- Persamaan Hukum Pascal
Jika suatu fluida yang dilengkapi
dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik
tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi
juga oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida
yang dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda. Penghisap
pertama memiliki luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang
kedua memiliki luas penampang yang besar (diameter besar).
Gambar : Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda (Sumber: 4.bp.blogspot.com)
Sesuai
dengan hukum Pascal bahwa
tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama
besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama
dengan tekanan pada penghisap kedua. Tekanan
dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.
P = F : A sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang (m2).
Ada berbagai
macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan adalah newton per meter persegi
(N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu pascal sama dengan satu
newton per meter persegi. Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari, tekanan
biasanya diberikan dalam satuan pound per inci persegi (lb/in2).
Satuan tekanan lain yang biasa digunakan adalah atmosfer (atm) yang mendekati
tekanan udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer didefisinikan sebagai 101,325
kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain itu, masih
ada beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0.01
bar
1 bar = 105
Pa
1 atm = 76
cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar
1 atm =
101,325 kPa = 14,70 lb/in2
Untuk
menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer (alat pengukur
tekanan), ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr = 1 mmHg
- Penerapan Hukum Pascal
Hidraulika adalah
ilmu yang mempelajari berbagai gerak dan keseimbangan zat cair. Hidraulika
merupakan sebuah ilmu yang mengkaji arus zat cair melalui pipa-pipa dan
pembuluh–pembuluh yang tertutup maupun yang terbuka. Kata hidraulika berasal
dari bahasa Yunani yang berarti air. Dalam teknik, hidraulika berarti
pergerakan-pergerakan, pengaturan-pengaturan, dan pengendalian-pengendalian
berbagai gaya dan gerakan dengan bantuan tekanan suatu zat cair
Semua
instalasi hidraulika pada sistem fluida statis (tertutup) bekerja dengan
prinsip hidraustatis. Dua hukum terpenting yang berhubungan dengan
hidraustatistika adalah
1. Dalam sebuah ruang tertutup (sebuah
bejana atau reservoir), tekanan yang dikenakan terhadap zat cair akan merambat secara merata ke semua
arah.
2. Besarnya tekanan dalam zat cair (air
atau minyak) adalah sama dengan gaya (F) dibagi oleh besarnya bidang tekan (A).
Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan
memberikan gaya yang kecil pada penghisap dengan luas penampang kecil dapat
menghasilkan gaya yang besar pada penghisap dengan luas penampang yang besar. Prinsi inilah yang dimanfaatkan pada peralatan teknik
yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan misalnya dongkrak hidraulik,
pompa hidraulik, dan rem hidraulik.
ü
Prinsip Kerja Dongkrak Hidraulik
Prinsip kerja
dongkrak hidraulik adalah dengan
memanfaatkan hukum Pascal.
Dongkrak hidraulik terdiri dari dua tabung yang berhubungan yang memiliki
diameter yang berbeda ukurannya. Masing- masig ditutup dan diisi air. Mobil
diletakkan di atas tutup tabung yang berdiameter besar. Jika kita memberikan
gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter kecil, tekanan akan disebarkan
secara merata ke segala arah termasuk ke tabung besar tempat diletakkan mobil. Jika gaya F1 diberikan pada penghisap yang
kecil, tekanan dalam cairan akan bertambah dengan F1/A1.
Gaya ke atas yang diberikan oleh cairan pada penghisap yang lebih besar adalah
penambahan tekanan ini kali luas A2. Jika gaya ini disebut F2,
didapatkan
F2 =
(F : A1) x A2
Jika A2
jauh lebih besar dari A1, sebuah gaya yang lebih kecil (F1)
dapat digunakan untuk menghasilkan gaya yang jauh lebih besar (F2)
untuk mengangkat sebuah beban yang ditempatkan di penghisap yang lebih besar.
Berikut ini
contoh perhitungan tekanan pada sebuah dongkrak hidraulik. Misalnya, sebuah
dongkrak hidraulik mempunyai dua buah penghisap dengan luas penampang melintang
A1 = 5,0 cm2 dan luas penampang melintang A2 =
200 cm2. Bila diberikan suatu gaya F1 sebesar 200 newton,
pada penghisap dengan luas penampang A2 akan dihasilkan gaya F2
= (F1 : A1) x A2 = (200 : 5) x 200 =
8000 newton.
ü
Prinsip Kerja Rem Hidraulik
Dasar kerja
pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan hukum Pascal. Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek
ini sehingga kendaraan dapat berhenti. Rem hidraulik paling banyak digunakan
pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan.
Rem hidraulik memakai prinsip hukum Pascal
dengan tekanan pada piston kecil akan diteruskan pada piston besar yang menahan
gerak cakram. Cairan dalam piston bisa diganti apa saja. Pada rem hidraulik
biasa dipakai minyak rem karena dengan minyak bisa sekaligus berfungsi melumasi
piston sehingga tidak macet (segera kembali ke posisi semula jika rem
dilepaskan). Bila dipakai air, dikhawatirkan akan terjadi perkaratan.
ü Prinsip
Kerja Pompa Hidraulik
Dalam
menjalankan suatu sistem tertentu atau untuk membantu operasional dari sebuah
sistem, tidak jarang kita menggunakan rangkaian hidraulik. Sebagai contoh,
untuk mengangkat satu rangkaian kontainer yang memiliki beban beribu–ribu ton,
untuk memermudah itu digunakanlah sistem hidraulik.
Sistem
hidraulik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk
melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan
prinsip Pascal, yaitu jika
suatu zat cair dikenakan tekanan, tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian
hidraulik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan
dengan pompa hidraulik untuk menjalankan suatu sistem tertentu.
Pompa
hidraulik menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu
kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang
berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi
mekanik menjadi energi hidraulik. Pompa hidraulik bekerja dengan cara menghisap
oli dari tangki hidraulik dan mendorongnya kedalam sistem hidraulik dalam
bentuk aliran (flow). Aliran
ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan
dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidraulik. Hambatan
ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidraulik, dan aktuator.
Pompa hidraulik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan nonpositive displacement pump. Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam
merubah energi hidraulik menjadi energi mekanik yaitu motor hidraulik dan
aktuator. Motor hidraulik mentransfer energi hidraulik menjadi energi mekanik
dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi
putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan
lain-lain.
- HUKUM ARCHIMEDES
Pernahkah melihat
kapal laut ? jika belum pernah melihat kapal laut secara langsung,
mudah-mudahan pernah melihat kapal laut melalui televise. Coba bayangkan, kapal
yang massanya sangat besar tidak tenggelam, sedangkan sebuah batu yang
ukurannya kecil dan terasa ringan bisa tenggelam. Aneh bukan? Mengapa bisa
demikian ?
Jawabannya sangat
mudah jika memahami konsep pengapungan dan prinsip Archimedes.
Pada kesempatan ini kami ingin membimbing untuk memahami apa sesungguhnya
prinsip archimedes.
Sebelum membahas
prinsip Archimedes lebih jauh, kami ingin mengajak kalian untuk melakukan
percobaan berikut ini.
~
PERCOBAAN 1
Berat batu di udara dan dalam
air
Tujuan : Untuk mengetahui
perbedaan berat batu di udara dan di dalam air
Alat dan Bahan :
1. Gelas
2. Benang
3. Batu
4. Air
Langkah kerja :
- Siapkan 1 buah gelas yang sudah di isi oleh air
- Ikatkan sebuah batu kecil pada seutas benang kuat, rasakan berat batu tersebut. Kalau perlu di timbang. Agar mendapatkan hasil yang akurat.
- Sekarang celupkan seluruh batu ke dalam air yang terdapat dalam sebuah gelas, dan rasakan/timbang berat batu tersebut
- Dan selanjutnya rasakan perbedaan yang anda rasakan antara batu di udara dan didalam air
Pertanyaaan :
1. Adakah perbedaan yang anda rasakan antara batu di udara dan
didalam air, jika ada perkirakanlah penyebab perbedaan ini ?
2. Buatlah kesimpulan !
Jawaban :
1. Ada, Batu yang berada di dalam air akan terasa
lebih ringan dibandingkan di udara.
Sebab : Berat batu ketika
tercelup dalam air sesungguhnya tidak berkurang. Akan tetapi ketika batu
tercelup, air memberikan gaya berarah ke atas pada batu. Resultan gaya pada
batu menjadi berkurang, sehingga kita merasakan batu menjadi lebih ringan.
Gaya
berarah ke atas yang dikerjakan oleh suatu fluida pada benda yang tercelup
sebagai atau seluruhnya ke dalam fluida disebut gaya apung (buoyancy).
KESIMPULAN : Sebuah
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan mendapat
gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh
benda yang dicelupkan tersebut”. Jika seluruh benda tercelup kedalam zat cair,
maka volume cairan yang dipindahkan sama dengan volume benda
a. Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida
seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda
tidak berada di dalam fluida tersebut. Kita mungkin sulit mengangkat sebuah
batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari
dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya melalui Percobaan 1.
Gaya
apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan hidrostatiknya.
Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada
tekanan ada bagian atasnya. Gaya apung muncul karena selisih antar gaya
hidrostatik pada permukaan benda atas dan bawah. Perhatikan Gambar. Fluida
melakukan tekanan hidrostatik p1=ρfgh1
pada bagian atas benda. Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini
adalah F1=p1A =ρfgh1A
berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, pada permukaan bagian
bawah diperoleh F2=p2A
=rfgh2A berarah ke atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya
apung Fa, yakni :
Fa
= F2 – F1
= ρfgA(h2
- h1)
= ρfgAh
= ρfgVb
= mf g = wf
Berdasarkan persamaan
di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat
fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volum benda yang tercelup dalam fluida.
Pada gambar di atas, kami menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda
tercelup dalam fluida (air).
Apabila benda yang
dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang tercelup hanya
sebagian maka volume fluida yang dipindahkan
= volume bagian benda yang tercelup dalam
fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut,
semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya Archimedes
(287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan
julukan Hukum Archimedes. Hukum Archimedes
menyatakan bahwa : Ketika sebuah benda
tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan
gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya
apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Kami bisa membuktikan
prinsip Archimedes dengan melakukan percobaan kecil-kecilan berikut. Masukan
air ke dalam sebuah wadah (ember dkk). Usahakan sampai meluap sehingga ember
tersebut benar-benar penuh terisi air. Setelah itu, silahkan masukan sebuah
benda ke dalam air. Setelah benda dimasukan ke dalam air, maka sebagian air
akan tumpah. Volume air yang tumpah = volume benda yang tercelup dalam air
tersebut. Jika seluruh bagian benda
tercelup dalam air, maka volume air yang tumpah = volume benda tersebut. Tapi
jika benda hanya tercelup sebagian, maka volume air yang tumpah = volume dari
bagian benda yang tercelup dalam air Besarnya gaya apung yang diberikan oleh air pada
benda = berat air yang tumpah
(berat air yang tumpah = w = mair g =
massa jenis air x volume air yang tumpah x percepatan gravitasi). Volume air
yang tumpah = volume benda yang tercelup ke dalam air
- Mengapung, Melayang dan Tenggelam
Dalam
mempelajari materi ini, lakukanlah percobaan di bawah ini.
~
PERCOBAAN 2
Peristiwa
Mengapung, Melayang dan Tenggelam
Tujuan :
Mengetahui bagaimana suatu benda dapat Mengapung, Melayang dan Tenggelam dalam
air
Alat dan Bahan :
- Gelas bening
- Air
- sebutir telur
- garam
Cara Kerja :
- Isi gelas bening dengan air lalu masukan telur
- Setelah itu masukan garam kedalam air sehingga menjadi larutan garam
- Kami amati telur yang berada daam garam tersebut
- Tambah garam sedikit demi sedikit sampai telur mengambang
ANALISIS : Setelah kita melakukan percobaan diatas. Terjadi perubahan pada
telur saat air sesudah dan sebelum diberi garam. Ternyata telur saat berada pada air
murni, telur itu tenggelam. Ini diakibatkan karena massa air < massa
telur. Tetapi saat telur berada dalam larutan garam, telur
tersebut lama kelamaan melayang dan naik kepermukaan larutan. Mengapa demikian ?
Dengan
menggunakan rumus Archimedes
ρ = m / v dan w
= m x g
Maka dengan menambahkan garam ke
dalam air tersebut, berarti kita menambahkan sejumlah massa ke dalam air. Karena
garam larut di dalam air dan volume airnya tetap, massa jenis air sekarang
menjadi lebih besar daripada keadaannya semula. Selain itu, penambahan garam juga
berarti mengubah berat air. Tetapi berat telur tidak berubah. Semakin banyak garam yang dimasukkan
ke dalam air, massa jenis air menjadi semakin besar. Densitasnya semakin
besar, begitu pun beratnya. Akibatnya Air bergaram ini menjadi "semakin
berat dan tenggelam". Tak hanya lebih berat daripada air-segar, namun juga lebih
berat daripada telur. Kondisi inilah yang mengakibatkan sang telur
"terdorong" ke atas ... ke atas ... ke atas ... dan akhirnya
mengapung. Tak hanya mengambang.
Jika rapat massa
fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada dalam
keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada
volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan
perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang
dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan
rapat rapat massa benda.
Jika rapat massa
benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya
total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.
Berdasarkan Hukum
Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua
gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat
cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua
gaya tersebut yaitu seperti berikut.
� Tenggelam
Sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w) lebih besar
dari gaya ke atas (Fa).
w > Fa
ρb X Vb X g > ρa X
Va X g
ρb > ρa
Volume bagian benda
yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)
� Melayang
Sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w) sama dengan
gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va
X g
ρb = ρa
Pada 2 benda atau
lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
rc . g
(V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..
� Terapung
Sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w) lebih kecil
dari gaya ke atas (Fa).
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va
X g
ρb < ρa
Misal : Sepotong
gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut
akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :
FA > Wrc . Vb .
g > rb . Vb . grc $rb
Selisih antara W dan
FA disebut gaya naik (Fn).
Fn = FA - W
Benda terapung
tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :
FA’ = Wrc . Vb2 .
g = rb . Vb . g
Dengan :
ô FA’
= Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.
ô Vb1
= Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
ô Vb2
= Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.
Vb = Vb1 + Vb 2
FA’ = rc
. Vb2 . g
Berat (massa) benda
terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan
Daya apung (bouyancy)
ada 3 macam, yaitu :
·
Daya apung positif (positive bouyancy)
: bila suatu benda mengapung.
·
Daya apung negatif (negative bouyancy)
: bila suatu benda tenggelam.
·
Daya apung netral (neutral bouyancy) :
bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu
faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan
scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
c.
Konsep Melayang, Tenggelam dan
Terapung.
Kapankah suatu benda
dapat terapung, tenggelam dan melayang ?
·
Benda dapat terapung bila massa jenis
benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(miskonsepsi).
(miskonsepsi).
·
Benda dapat melayang bila massa jenis
benda sama dengan massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah)
(konsepsi ilmiah)
·
Benda dapat tenggelam bila massa jenis
benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah).
(konsepsi ilmiah).
·
Terapung, melayang dan tenggelam
dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).
·
Terapung, melayang dan tenggelam
dipengaruhi oleh berat dan massa benda
- Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari
» Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang
dipakai untuk mengukur massa jenis cairan. Nilai massa jenis cairan dapat kita
ketahui dengan membaca skala pada hidrometer. Misalnya, dengan mengetahui massa
jenis susu, maka dapat ditentukan kadar lemak dalam susu, dan dengan mengetahui
massa jenis zat cairan anggur, dapat ditentukan kadar alkohol dalam cairan
anggur. Hidrometer umumnya digunakan
untuk memeriksa muatan aki mobil. Hidrometer terbuat dari tabung kaca dan
desainnya memiliki tiga bagian.
Agar tabung kaca terapung tegak
di dalam zat cair, bagian bawah tabung haruslah dibebani dengan butiran timbel.
Diameter bagian bawah tabung juga harus dibuat lebih besar supaya volum zat
cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Jadi, gaya apung yang dihasilkan
menjadi lebih besar sehingga hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
Perbedaan bacaan pada skala
untuk berbagai jenis cairan menjadi lebih jelas karena tangkai tabung kaca
didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan menghasilkan
perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam cairan.
Ü Prinsip kerja Hidrometer
:
Gaya ke atas = berat hidrometer
Vbf
ρfg
= w, w hidrometer konstan
(Ahbf) ρf
g =
mg, sebab Vbf = Ahbf
Ü Persamaan Hidrometer :
hbf =
|
m
|
|
Aρf
|
||
Ket : hbf = tinggi tangkai yang tercelup (m)
m = massa hidrometer
(kg)
A = luas tangkai (m2)
ρf = massa jenis cairan (kg/m3)
Massa hidrometer m dan
luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi tangkai yang tercelup di dalam
cairan hbf berbanding terbalik dengan massa jenis cairan ρf. Jika massa jenis cairan kecil (ρf kecil),
tinggi hidrometer yang tercelup di dalam cairan besar (hbf besar).
Akan didapat bacaan skala yang menunjukkan angka yang lebih kecil.
» Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar
daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa kapal laut yang terbuat dari besi
mengapung di atas air? Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Ini
menyebabkan volum air laut yang di pindahkan oleh badan kapal menjadi sangat
besar. Gaya apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya
apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal
sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan
konsep massa jenis, maka massa jenis rata-rata besi berongga dan udara yang
menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya
kapal laut mengapung.
Ø
Titik penting dalam
stabilitas kapal
Diagram
stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M)
pada posisi kapal tegak dan miring.
Sebagai catatan, G pada posisi tetap sementara B dan M berpindah kalau kapal
miring. Ada tiga
titik yang penting dalam stabilitas kapal, yaitu:
~
G adalah
titik pusat gravitasi kapal.
~
B adalah
titik pusat apung kapal.
~
M adalah
metacenter kapal (titik perpotongan garis vertikal B dengan garis pusat kapal).
Ø
Bagaimana kapal laut bisa tenggelam?
Jika M di
bawah G, kopel menghasilkan torsi yang searah dengan jarum jam. Torsi ini
justru membuat kapal lebih miring lagi, dan keseimbangan menjadi tidak stabil
sehingga dapat membuat kapal tenggelam. Untuk kestabilan maksimal, haruslah G
rendah dan M tinggi.
»
Kapal Selam
Kapal selam
adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur
banyaknya air dan udara dalam badan kapal selam.
Pada badan
kapal selam terdapat tangki pemberat yang dapat diisi udara atau air. Tangki
ini terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Ketika
kapal selam ingin terapung maka tangki tersebut harus berisi udara. Ketika akan
melayang, udaranya dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga mencapai keadaan
melayang. Jika ingin tenggelam maka airnya harus lebih diperbanyak lagi.
» Balon Udara
Balon
udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Balon udara harus diisi
dengan gas yang massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer
sehingga balon udara dapat terbang karena mendapat gaya ke atas, misalnya diisi
udara yang dipanaskan.
Secara
sepintas, mungkin kamu tidak melihat hubungan antara balon udara yang naik
tinggi di angkasa dengan kapal selam yang menyelam di lautan. Sebenarnya, kapal
selam maupun balon udara harus diatur beratnya untuk naik, turun, ataupun
melayang pada ketinggian atau kedalaman tertentu. Beratnya diatur berdasarkan
besar gaya apungnya.
Catatan :
·
Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang
tercelup dalam cairan, hingga Vbf belum tentu sama dengan Vb.
Dalam udara, volum benda yang tercelup selalu sama dengan volum benda (Vbf
= Vb).
·
Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis
udara
Contoh
Soal
Puji syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT. Karena rahmat dan ridhoNya kami dapat menyelesaikan makalah
Fisika mengenai Hukum Pascal dan Hukum
Archimedes ini. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
- Orang tua, yang sudah mensupport kami
- Ibu Elhuda, yang telah membimbing kami
- Teman - teman XI IPA 2, yang memberi semangat
Harapan kami, semoga
laporan ini berguna bagi semua orang yang memerlukan materi ini dan sebagai
bahan pelajaran.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, Maret 2010
Tim Kreative
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… 2
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………… 4
Pembahasan ……………………………………………………………………………………………… 6
A. Pengertian Fluida ……………………………………………………………………………………… 6
B. Hukum Pascal ………………………………………………………………………………………….. 6
a.
Pengertian Hukum Pascal ……………………………………………………………………. 6
b.
Persamaan Hukum Pascal …………………………………………………………………… 7
c.
Penerapan Hukum Pascal ……………………………………………………………………. 8
Prinsip
Kerja Dongkrak Hidraulik ………………………………………………………… 8
Prinsip
Kerja Rem Hidraulik ………………………………………………………………. 9
Prinsip
Kerja Pompa Hidraulik …………………………………………………………… 9
C. Hukum Archimedes …………………………………………………………………………………… 10
Percobaan
1 ………………………………………………………………………………………. 10
a.
Prinsip Hukum Archimedes ………………………………………………………………….. 11
b.
Mengapung, Melayang dan Tenggelam ……………………………………………………. 13
Percobaan
2………………………………………………………………………………….......... 13
c.
Konsep Mengapung, Melayang dan Tenggelam ..…………………………………………. 16
d.
Penerapan Hukum Archimedes ……………………………………………………………… 16
Hidrometer
………………………………………………………………………………….. 16
Kapal
Laut …………………………………………………………………………………… 17
Kapal
Selam ………………………………………………………………………………… 18
Balon
Udara ………………………………………………………………………………… 19
Contoh Soal ………………………………………………………………………………………………. 20
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………….. 27
Saran ………………………………………………………………………………………………………. 28
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….. 29
Pendahuluan
- LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu yang
mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang
berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah
fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya,
bunyi, listrik, dan magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
materi dan energi.
Perubahan
global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi
manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi,
elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan penguasaan
fisika yang cukup mendalam.
Salah satu
visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang handal
dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui
pengembangan keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan
teknologi. Kompetensi rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya
manusia untuk mampu menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu
fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida diartikan
sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas
karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat
seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan
dalam fluida. Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat
cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain.
Fenomena
fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidraustatis.
Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep
tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal
diambil dari nama penemunya yaitu Blaise
Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum Archimedes
diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari
Italia.
Hukum-hukum
fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia
dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hokum Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat
yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih
mendalam mengenai hukum Pascal
dan hokum Archimedes serta
penerapannya dalam kehidupan.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud hukum Pascal dan hokum Archimedes dalam sistem fluida statis?
- Bagaimana cara menuliskan persamaan hukum Pascal dan hokum Archimedes?
- Bagaimana penerapan hukum Pascal dan hokum Archimedes dalam sistem fluida statis?
- TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian hukum Pascal
dan hukum Archimedes
2. Mengetahui cara menuliskan persamaan
hukum Pascal
dan hukum Archimedes
3. Mengetahui penerapan hukum Pascal dan hokum Archimedes dalam sistem fluida statis.
- MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Manfaat yang
bisa diambil dari penulisan makalah ini adalah
- Menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis tentang hukum Pascal dan hokum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Memberikan informasi kepada pembaca tentang tentang hukum Pascal dan hokum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
- PENGERTIAN FLUIDA
Fluida
diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat
cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat
mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak
bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan contoh
zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat
gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke
tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain.
Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya.
Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.
Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh
manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida
dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis
(fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau
berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika
sedang dalam keadaan bergerak).
Fluida
statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan. Hidraustatika merupakan
ilmu yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.
Sedangkan tekanan didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas permukaan.
- HUKUM PASCAL
- Pengertian Hukum Pascal
Bila
ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada
dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di
atasnya. Semakin ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya,
semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair
tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p = massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman).
Setiap titik
pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku untuk semua zat cair
dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut. Apabila
ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair tersebut,
pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi, jika
diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang sama.
Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi
air yang memiliki banyak lubang maka air akan memancar dari setiap lubang
dengan sama kuat. Blaise Pascal (1623-1662)
menyimpulkannya dalam hukum Pascal
yang berbunyi, “tekanan yang diberikan pada zat
cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
Blaise
Pascal (1623-1662) adalah fisikawan
Prancis yang lahir di Clermount pada 19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, ia
menciptakan kalkulator digital
pertama di dunia. Ia menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan
eksperimen terus-menerus selama pengobatan kanker yang dideritanya. Ia
menemukan teori hukum Pascal dengan eksperimenya bermain-main dengan air.
- Persamaan Hukum Pascal
Jika suatu fluida yang dilengkapi
dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik
tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi
juga oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida
yang dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang berbeda. Penghisap
pertama memiliki luas penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang
kedua memiliki luas penampang yang besar (diameter besar).
Gambar : Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda (Sumber: 4.bp.blogspot.com)
Sesuai
dengan hukum Pascal bahwa
tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama
besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama
dengan tekanan pada penghisap kedua. Tekanan
dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.
P = F : A sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang (m2).
Ada berbagai
macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan adalah newton per meter persegi
(N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu pascal sama dengan satu
newton per meter persegi. Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari, tekanan
biasanya diberikan dalam satuan pound per inci persegi (lb/in2).
Satuan tekanan lain yang biasa digunakan adalah atmosfer (atm) yang mendekati
tekanan udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer didefisinikan sebagai 101,325
kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain itu, masih
ada beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0.01
bar
1 bar = 105
Pa
1 atm = 76
cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar
1 atm =
101,325 kPa = 14,70 lb/in2
Untuk
menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer (alat pengukur
tekanan), ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr = 1 mmHg
- Penerapan Hukum Pascal
Hidraulika adalah
ilmu yang mempelajari berbagai gerak dan keseimbangan zat cair. Hidraulika
merupakan sebuah ilmu yang mengkaji arus zat cair melalui pipa-pipa dan
pembuluh–pembuluh yang tertutup maupun yang terbuka. Kata hidraulika berasal
dari bahasa Yunani yang berarti air. Dalam teknik, hidraulika berarti
pergerakan-pergerakan, pengaturan-pengaturan, dan pengendalian-pengendalian
berbagai gaya dan gerakan dengan bantuan tekanan suatu zat cair
Semua
instalasi hidraulika pada sistem fluida statis (tertutup) bekerja dengan
prinsip hidraustatis. Dua hukum terpenting yang berhubungan dengan
hidraustatistika adalah
1. Dalam sebuah ruang tertutup (sebuah
bejana atau reservoir), tekanan yang dikenakan terhadap zat cair akan merambat secara merata ke semua
arah.
2. Besarnya tekanan dalam zat cair (air
atau minyak) adalah sama dengan gaya (F) dibagi oleh besarnya bidang tekan (A).
Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan
memberikan gaya yang kecil pada penghisap dengan luas penampang kecil dapat
menghasilkan gaya yang besar pada penghisap dengan luas penampang yang besar. Prinsi inilah yang dimanfaatkan pada peralatan teknik
yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan misalnya dongkrak hidraulik,
pompa hidraulik, dan rem hidraulik.
ü
Prinsip Kerja Dongkrak Hidraulik
Prinsip kerja
dongkrak hidraulik adalah dengan
memanfaatkan hukum Pascal.
Dongkrak hidraulik terdiri dari dua tabung yang berhubungan yang memiliki
diameter yang berbeda ukurannya. Masing- masig ditutup dan diisi air. Mobil
diletakkan di atas tutup tabung yang berdiameter besar. Jika kita memberikan
gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter kecil, tekanan akan disebarkan
secara merata ke segala arah termasuk ke tabung besar tempat diletakkan mobil. Jika gaya F1 diberikan pada penghisap yang
kecil, tekanan dalam cairan akan bertambah dengan F1/A1.
Gaya ke atas yang diberikan oleh cairan pada penghisap yang lebih besar adalah
penambahan tekanan ini kali luas A2. Jika gaya ini disebut F2,
didapatkan
F2 =
(F : A1) x A2
Jika A2
jauh lebih besar dari A1, sebuah gaya yang lebih kecil (F1)
dapat digunakan untuk menghasilkan gaya yang jauh lebih besar (F2)
untuk mengangkat sebuah beban yang ditempatkan di penghisap yang lebih besar.
Berikut ini
contoh perhitungan tekanan pada sebuah dongkrak hidraulik. Misalnya, sebuah
dongkrak hidraulik mempunyai dua buah penghisap dengan luas penampang melintang
A1 = 5,0 cm2 dan luas penampang melintang A2 =
200 cm2. Bila diberikan suatu gaya F1 sebesar 200 newton,
pada penghisap dengan luas penampang A2 akan dihasilkan gaya F2
= (F1 : A1) x A2 = (200 : 5) x 200 =
8000 newton.
ü
Prinsip Kerja Rem Hidraulik
Dasar kerja
pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan hukum Pascal. Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek
ini sehingga kendaraan dapat berhenti. Rem hidraulik paling banyak digunakan
pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan.
Rem hidraulik memakai prinsip hukum Pascal
dengan tekanan pada piston kecil akan diteruskan pada piston besar yang menahan
gerak cakram. Cairan dalam piston bisa diganti apa saja. Pada rem hidraulik
biasa dipakai minyak rem karena dengan minyak bisa sekaligus berfungsi melumasi
piston sehingga tidak macet (segera kembali ke posisi semula jika rem
dilepaskan). Bila dipakai air, dikhawatirkan akan terjadi perkaratan.
ü Prinsip
Kerja Pompa Hidraulik
Dalam
menjalankan suatu sistem tertentu atau untuk membantu operasional dari sebuah
sistem, tidak jarang kita menggunakan rangkaian hidraulik. Sebagai contoh,
untuk mengangkat satu rangkaian kontainer yang memiliki beban beribu–ribu ton,
untuk memermudah itu digunakanlah sistem hidraulik.
Sistem
hidraulik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk
melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan
prinsip Pascal, yaitu jika
suatu zat cair dikenakan tekanan, tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian
hidraulik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan
dengan pompa hidraulik untuk menjalankan suatu sistem tertentu.
Pompa
hidraulik menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu
kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang
berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi
mekanik menjadi energi hidraulik. Pompa hidraulik bekerja dengan cara menghisap
oli dari tangki hidraulik dan mendorongnya kedalam sistem hidraulik dalam
bentuk aliran (flow). Aliran
ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan
dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidraulik. Hambatan
ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidraulik, dan aktuator.
Pompa hidraulik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan nonpositive displacement pump. Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam
merubah energi hidraulik menjadi energi mekanik yaitu motor hidraulik dan
aktuator. Motor hidraulik mentransfer energi hidraulik menjadi energi mekanik
dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi
putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan
lain-lain.
- HUKUM ARCHIMEDES
Pernahkah melihat
kapal laut ? jika belum pernah melihat kapal laut secara langsung,
mudah-mudahan pernah melihat kapal laut melalui televise. Coba bayangkan, kapal
yang massanya sangat besar tidak tenggelam, sedangkan sebuah batu yang
ukurannya kecil dan terasa ringan bisa tenggelam. Aneh bukan? Mengapa bisa
demikian ?
Jawabannya sangat
mudah jika memahami konsep pengapungan dan prinsip Archimedes.
Pada kesempatan ini kami ingin membimbing untuk memahami apa sesungguhnya
prinsip archimedes.
Sebelum membahas
prinsip Archimedes lebih jauh, kami ingin mengajak kalian untuk melakukan
percobaan berikut ini.
~
PERCOBAAN 1
Berat batu di udara dan dalam
air
Tujuan : Untuk mengetahui
perbedaan berat batu di udara dan di dalam air
Alat dan Bahan :
1. Gelas
2. Benang
3. Batu
4. Air
Langkah kerja :
- Siapkan 1 buah gelas yang sudah di isi oleh air
- Ikatkan sebuah batu kecil pada seutas benang kuat, rasakan berat batu tersebut. Kalau perlu di timbang. Agar mendapatkan hasil yang akurat.
- Sekarang celupkan seluruh batu ke dalam air yang terdapat dalam sebuah gelas, dan rasakan/timbang berat batu tersebut
- Dan selanjutnya rasakan perbedaan yang anda rasakan antara batu di udara dan didalam air
Pertanyaaan :
1. Adakah perbedaan yang anda rasakan antara batu di udara dan
didalam air, jika ada perkirakanlah penyebab perbedaan ini ?
2. Buatlah kesimpulan !
Jawaban :
1. Ada, Batu yang berada di dalam air akan terasa
lebih ringan dibandingkan di udara.
Sebab : Berat batu ketika
tercelup dalam air sesungguhnya tidak berkurang. Akan tetapi ketika batu
tercelup, air memberikan gaya berarah ke atas pada batu. Resultan gaya pada
batu menjadi berkurang, sehingga kita merasakan batu menjadi lebih ringan.
Gaya
berarah ke atas yang dikerjakan oleh suatu fluida pada benda yang tercelup
sebagai atau seluruhnya ke dalam fluida disebut gaya apung (buoyancy).
KESIMPULAN : Sebuah
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan mendapat
gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh
benda yang dicelupkan tersebut”. Jika seluruh benda tercelup kedalam zat cair,
maka volume cairan yang dipindahkan sama dengan volume benda
a. Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida
seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda
tidak berada di dalam fluida tersebut. Kita mungkin sulit mengangkat sebuah
batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari
dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya melalui Percobaan 1.
Gaya
apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan hidrostatiknya.
Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada
tekanan ada bagian atasnya. Gaya apung muncul karena selisih antar gaya
hidrostatik pada permukaan benda atas dan bawah. Perhatikan Gambar. Fluida
melakukan tekanan hidrostatik p1=ρfgh1
pada bagian atas benda. Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini
adalah F1=p1A =ρfgh1A
berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, pada permukaan bagian
bawah diperoleh F2=p2A
=rfgh2A berarah ke atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya
apung Fa, yakni :
Fa
= F2 – F1
= ρfgA(h2
- h1)
= ρfgAh
= ρfgVb
= mf g = wf
Berdasarkan persamaan
di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat
fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volum benda yang tercelup dalam fluida.
Pada gambar di atas, kami menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda
tercelup dalam fluida (air).
Apabila benda yang
dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang tercelup hanya
sebagian maka volume fluida yang dipindahkan
= volume bagian benda yang tercelup dalam
fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut,
semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya Archimedes
(287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan
julukan Hukum Archimedes. Hukum Archimedes
menyatakan bahwa : Ketika sebuah benda
tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan
gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya
apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Kami bisa membuktikan
prinsip Archimedes dengan melakukan percobaan kecil-kecilan berikut. Masukan
air ke dalam sebuah wadah (ember dkk). Usahakan sampai meluap sehingga ember
tersebut benar-benar penuh terisi air. Setelah itu, silahkan masukan sebuah
benda ke dalam air. Setelah benda dimasukan ke dalam air, maka sebagian air
akan tumpah. Volume air yang tumpah = volume benda yang tercelup dalam air
tersebut. Jika seluruh bagian benda
tercelup dalam air, maka volume air yang tumpah = volume benda tersebut. Tapi
jika benda hanya tercelup sebagian, maka volume air yang tumpah = volume dari
bagian benda yang tercelup dalam air Besarnya gaya apung yang diberikan oleh air pada
benda = berat air yang tumpah
(berat air yang tumpah = w = mair g =
massa jenis air x volume air yang tumpah x percepatan gravitasi). Volume air
yang tumpah = volume benda yang tercelup ke dalam air
- Mengapung, Melayang dan Tenggelam
Dalam
mempelajari materi ini, lakukanlah percobaan di bawah ini.
~
PERCOBAAN 2
Peristiwa
Mengapung, Melayang dan Tenggelam
Tujuan :
Mengetahui bagaimana suatu benda dapat Mengapung, Melayang dan Tenggelam dalam
air
Alat dan Bahan :
- Gelas bening
- Air
- sebutir telur
- garam
Cara Kerja :
- Isi gelas bening dengan air lalu masukan telur
- Setelah itu masukan garam kedalam air sehingga menjadi larutan garam
- Kami amati telur yang berada daam garam tersebut
- Tambah garam sedikit demi sedikit sampai telur mengambang
ANALISIS : Setelah kita melakukan percobaan diatas. Terjadi perubahan pada
telur saat air sesudah dan sebelum diberi garam. Ternyata telur saat berada pada air
murni, telur itu tenggelam. Ini diakibatkan karena massa air < massa
telur. Tetapi saat telur berada dalam larutan garam, telur
tersebut lama kelamaan melayang dan naik kepermukaan larutan. Mengapa demikian ?
Dengan
menggunakan rumus Archimedes
ρ = m / v dan w
= m x g
Maka dengan menambahkan garam ke
dalam air tersebut, berarti kita menambahkan sejumlah massa ke dalam air. Karena
garam larut di dalam air dan volume airnya tetap, massa jenis air sekarang
menjadi lebih besar daripada keadaannya semula. Selain itu, penambahan garam juga
berarti mengubah berat air. Tetapi berat telur tidak berubah. Semakin banyak garam yang dimasukkan
ke dalam air, massa jenis air menjadi semakin besar. Densitasnya semakin
besar, begitu pun beratnya. Akibatnya Air bergaram ini menjadi "semakin
berat dan tenggelam". Tak hanya lebih berat daripada air-segar, namun juga lebih
berat daripada telur. Kondisi inilah yang mengakibatkan sang telur
"terdorong" ke atas ... ke atas ... ke atas ... dan akhirnya
mengapung. Tak hanya mengambang.
Jika rapat massa
fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada dalam
keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada
volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan
perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang
dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan
rapat rapat massa benda.
Jika rapat massa
benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya
total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.
Berdasarkan Hukum
Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua
gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat
cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua
gaya tersebut yaitu seperti berikut.
� Tenggelam
Sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w) lebih besar
dari gaya ke atas (Fa).
w > Fa
ρb X Vb X g > ρa X
Va X g
ρb > ρa
Volume bagian benda
yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)
� Melayang
Sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w) sama dengan
gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va
X g
ρb = ρa
Pada 2 benda atau
lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
rc . g
(V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..
� Terapung
Sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w) lebih kecil
dari gaya ke atas (Fa).
w = Fa
ρb X Vb X g = ρa X Va
X g
ρb < ρa
Misal : Sepotong
gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut
akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :
FA > Wrc . Vb .
g > rb . Vb . grc $rb
Selisih antara W dan
FA disebut gaya naik (Fn).
Fn = FA - W
Benda terapung
tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :
FA’ = Wrc . Vb2 .
g = rb . Vb . g
Dengan :
ô FA’
= Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.
ô Vb1
= Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
ô Vb2
= Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.
Vb = Vb1 + Vb 2
FA’ = rc
. Vb2 . g
Berat (massa) benda
terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan
Daya apung (bouyancy)
ada 3 macam, yaitu :
·
Daya apung positif (positive bouyancy)
: bila suatu benda mengapung.
·
Daya apung negatif (negative bouyancy)
: bila suatu benda tenggelam.
·
Daya apung netral (neutral bouyancy) :
bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu
faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan
scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
c.
Konsep Melayang, Tenggelam dan
Terapung.
Kapankah suatu benda
dapat terapung, tenggelam dan melayang ?
·
Benda dapat terapung bila massa jenis
benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(miskonsepsi).
(miskonsepsi).
·
Benda dapat melayang bila massa jenis
benda sama dengan massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah)
(konsepsi ilmiah)
·
Benda dapat tenggelam bila massa jenis
benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah).
(konsepsi ilmiah).
·
Terapung, melayang dan tenggelam
dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).
·
Terapung, melayang dan tenggelam
dipengaruhi oleh berat dan massa benda
- Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari
» Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang
dipakai untuk mengukur massa jenis cairan. Nilai massa jenis cairan dapat kita
ketahui dengan membaca skala pada hidrometer. Misalnya, dengan mengetahui massa
jenis susu, maka dapat ditentukan kadar lemak dalam susu, dan dengan mengetahui
massa jenis zat cairan anggur, dapat ditentukan kadar alkohol dalam cairan
anggur. Hidrometer umumnya digunakan
untuk memeriksa muatan aki mobil. Hidrometer terbuat dari tabung kaca dan
desainnya memiliki tiga bagian.
Agar tabung kaca terapung tegak
di dalam zat cair, bagian bawah tabung haruslah dibebani dengan butiran timbel.
Diameter bagian bawah tabung juga harus dibuat lebih besar supaya volum zat
cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Jadi, gaya apung yang dihasilkan
menjadi lebih besar sehingga hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
Perbedaan bacaan pada skala
untuk berbagai jenis cairan menjadi lebih jelas karena tangkai tabung kaca
didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan menghasilkan
perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam cairan.
Ü Prinsip kerja Hidrometer
:
Gaya ke atas = berat hidrometer
Vbf
ρfg
= w, w hidrometer konstan
(Ahbf) ρf
g =
mg, sebab Vbf = Ahbf
Ü Persamaan Hidrometer :
hbf =
|
m
|
|
Aρf
|
||
Ket : hbf = tinggi tangkai yang tercelup (m)
m = massa hidrometer
(kg)
A = luas tangkai (m2)
ρf = massa jenis cairan (kg/m3)
Massa hidrometer m dan
luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi tangkai yang tercelup di dalam
cairan hbf berbanding terbalik dengan massa jenis cairan ρf. Jika massa jenis cairan kecil (ρf kecil),
tinggi hidrometer yang tercelup di dalam cairan besar (hbf besar).
Akan didapat bacaan skala yang menunjukkan angka yang lebih kecil.
» Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar
daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa kapal laut yang terbuat dari besi
mengapung di atas air? Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Ini
menyebabkan volum air laut yang di pindahkan oleh badan kapal menjadi sangat
besar. Gaya apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya
apung menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal
sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan
konsep massa jenis, maka massa jenis rata-rata besi berongga dan udara yang
menempati rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya
kapal laut mengapung.
Ø
Titik penting dalam
stabilitas kapal
Diagram
stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M)
pada posisi kapal tegak dan miring.
Sebagai catatan, G pada posisi tetap sementara B dan M berpindah kalau kapal
miring. Ada tiga
titik yang penting dalam stabilitas kapal, yaitu:
~
G adalah
titik pusat gravitasi kapal.
~
B adalah
titik pusat apung kapal.
~
M adalah
metacenter kapal (titik perpotongan garis vertikal B dengan garis pusat kapal).
Ø
Bagaimana kapal laut bisa tenggelam?
Jika M di
bawah G, kopel menghasilkan torsi yang searah dengan jarum jam. Torsi ini
justru membuat kapal lebih miring lagi, dan keseimbangan menjadi tidak stabil
sehingga dapat membuat kapal tenggelam. Untuk kestabilan maksimal, haruslah G
rendah dan M tinggi.
»
Kapal Selam
Kapal selam
adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur
banyaknya air dan udara dalam badan kapal selam.
Pada badan
kapal selam terdapat tangki pemberat yang dapat diisi udara atau air. Tangki
ini terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Ketika
kapal selam ingin terapung maka tangki tersebut harus berisi udara. Ketika akan
melayang, udaranya dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga mencapai keadaan
melayang. Jika ingin tenggelam maka airnya harus lebih diperbanyak lagi.
» Balon Udara
Balon
udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Balon udara harus diisi
dengan gas yang massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer
sehingga balon udara dapat terbang karena mendapat gaya ke atas, misalnya diisi
udara yang dipanaskan.
Secara
sepintas, mungkin kamu tidak melihat hubungan antara balon udara yang naik
tinggi di angkasa dengan kapal selam yang menyelam di lautan. Sebenarnya, kapal
selam maupun balon udara harus diatur beratnya untuk naik, turun, ataupun
melayang pada ketinggian atau kedalaman tertentu. Beratnya diatur berdasarkan
besar gaya apungnya.
Catatan :
·
Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang
tercelup dalam cairan, hingga Vbf belum tentu sama dengan Vb.
Dalam udara, volum benda yang tercelup selalu sama dengan volum benda (Vbf
= Vb).
·
Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis
udara
Contoh
Soal
No comments:
Post a Comment