Tanamannya Langka, Untungnya Luar Biasa
Di Jember,
hanya Pak Mardia yang membudidayakan tanaman labu Lanjeng. Kelangkaan
petani yang membudidayakan tanaman ini dimanfaatkan Pak Mardia sebagai
peluang usahanya di pertanian.
Nama : Mardia Jamal
Alamat : Karang Anyar Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
No Telp : 085236252020
Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, merupakan salah satu sentra
pertanian di Jember. Kecamatan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat
bagus, banyak komoditi yang tumbuh dengan baik di Kecamatan Ajung
seperti padi, tembakau, kacang panjang, tomat, cabai, jeruk, hingga labu
Lanjeng (Bahasa Madura yang memiliki arti labu panjang) atau sering
disebut labu Cina. Warna buah berwarna hijau, memiliki bentuk panjang
dan lonjong serta berukuran sangat besar seperti terong besar. Mardia
Jamal, satu-satunya petani di Ajung yang menanam labu Lanjeng atau labu
Cina, awalnya Pak Mardia hanya coba-coba bibit labu yang diberikan oleh
temannya setelah sekali panen hasil yang didapatkan cukup untuk
sehari-hari akhirnya Pak Mardia menanam labu di atas lahan seluas 200 m
persegi.Alamat : Karang Anyar Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
No Telp : 085236252020
Labu Lanjeng yang masih tergolong langka, dilirik oleh Pak Mardia sebagai tanaman utama pertanian memperoleh keuntungan. Pak Mardia menganggap hal tersebut sebagai karunia dari Tuhan terhadap dirinya, karena setiap panen selalu ada yang memesan bahkan dalam satu hari saja hasil panen labu Cina-nya sudah habis terjual. Menurut Pak Mardia, menanam labu hampir sama seperti menanam tanaman-tanaman yang menjalar lainnya, hanya saja labu Cina lebih membutuhkan perhatian khusus dalam pemupukan dan pengendalian akan serangan hama dan penyakit tanaman. Labu tergolong tanaman yang tahan akan penyakit sehingga faktor serangan hama yang menjadi perhatian khusus.
Menanam labu Cina untuk langkah pertama menyiapkan lahan terlebih dahulu dengan menggunakan pupuk kandang, lalu menyiapkan bibit labu. Setelah bibit labu ditanam, maka langkah selanjutnya dengan menyiapkan bambu sebagai tempat
menjalarnya tanaman labu Cina. Perawatan selanjutnya seperti perawatan tanaman-tanaman lainnya dengan memupuk menggunakan pupuk Urea serta perawatan terhadap serangan hama. Umumnya, hama yang sering menyerang tanaman labu Cina yaitu ulat dan lalat buah. Pengendalian untuk hama ulat, Pak Mardia menggunakan cara tardisional yaitu memungut secara langsung ulat yang menyerang. Menurut Pak Mardia cara tersebut paling aman untuk tanaman dan juga untuk mengisi waktu kosong Pak Mardia. Karena lahan yang tidak terlalu luas, sehingga Pak Mardia sangat menikmati kegiatan ini. Untuk lalat buah Pak Mardia menggunakan semacam perangkap dengan menggunakan feromon yang dimasukkan ke dalam botol air mineral.
Masa umur tanaman labu Cina yaitu 8 bulan. Dari awal tanam hingga dapat dipanen yaitu berumur 40 hari setelah tanam. Labu yang siap petik atau siap panen menunjukkan warna buah menjadi hijau tua setelah itu ukuran buah menjadi lebih besar, maka labu Lanjeng atau labu Cina siap panen. Cara panen labu tidak membutuhkan cara khusus dengan cara memetik buah labu secara langsung sudah tergolong cara aman panen labu Cina atau labu Lanjeng. Selain menanam labu, Pak Mardia juga menanam ketela pohon di bawah bambu yang digunakan sebagai tempat merambat tanaman labu. Menurut Pak Mardia cara tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tanpa harus menanam di lahan yang lain sehingga dalam 1 lahan dengan luasan 200 m persegi dapat ditanam 2 komoditi yang berbeda yaitu labu Cina dan ketela pohon.
Pemasaran labu Cina tidak begitu sulit dan rumit. Setiap kali panen selalu saja ada yang memesan sehingga Pak Mardia tidak perlu lagi kesulitan mencari pembeli. Harga yang ditetapkan oleh tengkulak memang tidak terlalu tinggi yaitu berkisar antara Rp 2.500 hingga Rp 3.500 per buah tergantung dari banyaknya permintaan di pasar. Dalam sekali panen, Pak Mardia dapat menghasilkan kurang lebih 150 buah labu Cina.
Kendala-kendala yang sering dialami Pak Mardia adalah harga labu yang tergolong cukup rendah karena menurut Pak Mardia labu Cina kalau di daerah lain harga berkisar Rp 4.000 hingga Rp 7.500. Tetapi labu milik Pak Mardia hanya Rp 2.500 hingga Rp 3.500 saja. Namun dengan harga tersebut Pak Mardia sudah bersyukur karena tetap memperoleh keuntungan.
Pak Mardia menginginkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Jember yang dirasa masih kurang, karena menurut Pak Mardia Jember merupakan sentra pertanian di wilayah Jawa Timur bukan sentra otomotif atau sentra olahraga bola volley sehingga lebih baik Pemerintah Kabupaten Jember lebih memperhatikan petani-petaninya. Sedikit harapan petani kecil seperti Pak Mardia yang membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah. Semoga dengan adanya majalah Bangkit Tani petani-petani mendapatkan pendidikan serta informasi dari petani-petani lain di Indonesia. (Rizky S.)
Analisa Usaha Labu China
1. Bambu untuk luasan 200m² : Rp 75.000
2.Pupuk Urea 15 kg : @ 1 kg = Rp 1.500 (eceran) × 15 kg = Rp 22.500
3. Biaya perawatan : Rp 50.000
Total Pengeluaran : Rp 147.500
(Sekali panen untuk pupuk dan
perawatan, sedangkan bambu untuk
sekali tanam).
Hasil Panen Sekali Panen :
Labu untuk 200m² menghasilkan
150 buah × Rp 2.500 = Rp 375.000
Hasil Panen Rp 375.000 – Pengeluaran
Rp 147.500 = Rp 227.500
Masa Tanam 8 bulan bila kondisi tanaman kurang sehat bila sehat bisa mencapai
10 bulan.
Masa 8 bulan = 6 kali panen sehingga hasil total : 6 × Rp 227.500 =
Rp 1,365 juta/8 bulan
Masa 10 bulan = 8 kali panen sehingga
hasil total : 8 × Rp 227.500 = Rp 1,82 juta
Untuk luas lahan 200m².
No comments:
Post a Comment