(Sweet Potato (Ingg.), Ipomoea batatas (Latin)) Famili: Convolvulaceae
Ditanam
luas di Amerika Selatan sebelum kebudayaan Inka, diintroduksi ke
Spanyol sebelum kentang. Di Asia Timur, Polynesia sebelum tahun 1250 M
menyebar ke Selandia Baru abad 14, menyebar ke Cina tahun 1594 M.
Bagian yang dikonsumsi : Umbi dan daun muda
Deskripsi :
Tanaman
tahunan dikotil dengan batang menjalar. Warna kulit umbi bisa putih,
kecoklatan, merah, ungu agak merah, atau kuning dengan warna umbi bisa
putih, kuning, oranye atau merah. Hari panjang meningkatkan pertumbuhan
batang, sedangkan hari pendek merangsang pembesaran umbi dan pembungaan.
Kandungan Gizi : Ubi
yang berwarna kuning kaya karbohidrat dan provitamin A. Daun dan pucuk
muda tinggi kandungan vitamin A dan C serta proteinnya.
Suhu : Suhu optimum 24 °C. Tanaman berhenti tumbuh pada suhu 15 °C.
* Perbanyakan dari stek batang atau tunas dari umbi
* Pemupukan K tinggi
Panen:
* 3-4 BST
khasiat
Ubi
jalar (Ipmoea batatas L) terbukti mengurangi resiko buta pada
anak balita. Hal itu terungkap dalam hasil penelitian oleh Dr Muhilal
(1991) dan para peneliti dari Puslitbang Gizi Depkes. Dilaporkan bahwa
di Kabupaten Jaya Wijaya, Irian Jaya, yang semula diduga mempunyai
prevalensi xeroftalmia lebih daripada 0,5 persen, ternyata tidak
dijumpai satu kasus pun penyakit xeroftalmia. Xeroftalmia adalah suatu
penyakit mata yang disebabkan kekurangan vitamin A, berupa adanya bercak
bitot dan bila tidak segera diobati dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut Muhilal, hal ini antara lain disebabkan oleh kebiasaan masyarakat Lembah Baliem tersebut yang senang mengkonsumsi ubi jalar dan daunnya, serta buah merah, yang masing-masing mengandung betakaroten, senyawa provitamin A dalam jumlah yang banyak. Satu porsi ubi rebus yang berwarna kuning emas, sekitar 200 gram saja misalnya, mampu menyediakan betakaroten sekitar 5400 mikrogram, atau setara dengan 900 retinol ekivalen (RE). Angka tersebut sudah jauh di atas angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan (350-600 RE).
Arial, Helvetica, sans-serif;">Kadar betakaroten ubi jalar dapat diperkirakan dari warnanya, kecuali ubi jalar ungu, semakin kuat intensitas warna kuningnya semakin besar pula kandungan betakarotennya. Kandungan beta karoten ubi jalar tersebut adalah paling tinggi di antara padi-padian, umbi-umbian, dan hasil olahannya. Harus dimasak
Perlakuan
panas pada saat pemasakan (direbus atau digoreng) menyebabkan retensi
betakaroten menjadi 80-90 persen. Angka tersebut tidak dijumpai pada
bahan makanan pokok lainnya seperti beras, singkong, jagung, dan sagu.
Ubi
jalar yang digoreng akan meningkat bioavailability
betakarotennya karena minyak berperan sebagai pelarut senyawa tersebut.
Di dalam tubuh, betakaroten menjadi lebih mudah diserap dan akan
mengalami metabolisme lanjutan. Sekitar sepertiga dari beta karoten yang
diserap kemudian diangkut oleh chylomicron, dan sisanya akan
diekskresikan. Selanjutnya betakaroten akan diubah untuk beberapa
fungsi.
Fungsi
betakaroten tersebut, pertama, adalah sebagai prekursor vitamin A yang
secara enzimatis berubah menjadi retinol, zat aktif vitamin A
dalam tubuh. Dilaporkan konsumsi vitamin A yang selalu cukup dalam
jangka waktu beberapa tahun, di dalam hati akan tertimbun cadangan
vitamin A yang dapat memenuhi kebutuhan sampai sekitar tiga bulan tanpa
konsumsi vitamin A dari makanan.
Vitamin
A sangat berperan dalam proses pertumbuhan, reproduksi, penglihatan,
serta pemeliharaan sel-sel epitel pada mata. Vitamin A juga sangat
penting dalam meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit.
Fungsi
kedua, sebagai anti-oksidan yang kuat untuk menetralisir
keganasan radikal bebas, penyebab penuaan dini dan pencetus aneka
penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung. Jadi hal ini
juga akan meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap serangan
penyakit degeneratif.
Ketiga,
menghaluskan kulit dan menyehatkan mata. Hal ini sangat
penting terutama bagi wanita yang ingin berkulit halus dan memiliki
kecantikan alami.
Selain
kandungan betakaroten dan vitamin A yang tinggi, ubi jalar mengandung
banyak karbohidrat (75-90 persen) yang terdiri dari pati (60-80 persen
berat kering), gula (4-30 persen berat kering), selulosa, hemiselulosa,
dan pektin.
Dalam
100 gram ubi jalar terkandung energi (123 kkal), protein (2,7
gram), lemak (0,79 gram), mineral kalsium (30 mg), fosfor (49 mg), besi
(4 mg), Vitamin B-1 (0,09 mg), vitamin B-2 (0,32 mg), vitamin C (2-20
mg), dan air (68,5 persen).
Selain
direbus atau digoreng, ubi jalar dapat diolah jadi keripik, tepung ubi
jalar, bahan campuran garam meja, CMC (carboxymetyhyl cellulose),
dan bahan MSG. Dari tepung ubi jalar dapat dibuat menjadi cookies, jam,
kecap, muffin, dan lain-lain. Mencegah konstipasi
Hal
yang mesti diperhatikan dari tepung ubi jalar antara lain
kandungan proteinnya relatif rendah dan kadang-kadang rasanya agak
pahit. Untuk meningkatkan kadar protein tersebut, dalam pembuatan kue
tepung ubi jalar dapat dicampur dengan kacang hijau, kedelai, atau gude.
Sedangkan untuk memperbaiki rasanya dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan flavor. Umumnya kalau makan ubi jalar atau singkong orang akan sering buang angin. Hal ini karena kandungan oligosakarida pada ubi jalar cukup banyak sehingga akan menimbulkan flatulens. Namun hal itu tidak terlalu bermasalah, karena oligasakarida tersebut bermanfaat untuk kesehatan, khususnya untuk mencegah timbulnya konstipasi.
Oleh
karena itu sediakanlah makanan ringan dari ubi jalar dalam menu
Anda. Bisa dalam bentuk gorengan, rebusan, atau kue dari tepungnya.
Tidak perlu setiap hari, kudapan ubi jalar itu cukup 2-3 kali seminggu. Ubi jalar yang baik dikonsumsi adalah yang berwarna kuning hingga oranye, karena kandungan provitamin A-nya tinggi. Dengan itu diharapkan akan mengurangi resiko mata mereka buta akibat kekurangan vitamin A, dan sekaligus juga akan meningkatkan daya tahan maupun kekebalan tubuh mereka terhadap serangan penyakit.
No comments:
Post a Comment