BAB I
PENDAHULUAN
A. LAATAR
BELAKANG
Pupuk merupakan salah satu faktor
produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan
penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.Anjuran pemupukan terus
digalakkan melalui program pemupukan berimbang (dosis dan jenis pupuk yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lokasi/spesifik lokasi,
namun sejak sekitar tahun 1996 telah terjadi pelandaian produktivitas (leveling
off) sedangkan penggunaan pupuk terus meningkat. Hal ini berarti suatu petunjuk
terjadinya penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan
lingkungan yang harus dicermati. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk
satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat
dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia
tanah yang berbeda. Oleh karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus
dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan
hara dan kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk
dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang
berlebihan. Dari uraian di atas terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang
sampai saat ini masih merupakan pilihan yang paling baik bagi Petani
dalam kegiatan usahanya untuk meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan
produksi pangan harus dilaksanakan secara konsepsional melalui program
sosialisasi yang terpadu. Pemupukan terhadap satu pertanaman berarti
menambahkan/menyediakan unsur hara untuk tanaman. Dengan demikian program
pemupukan berimbang dapat saja menggunakan pupuk tunggal (Urea/ZA, TSP/SP-36
dan KCl) dan atau pupuk majemuk (Chemical process atau Physical Blending).
B.
Perumusan
Masalah
Beberapa masalah yang terdapat pada pemupukan padi sawah di
tingkat petani adalah :
1) Jenis pupuk
Umumnya
jenis pupuk yang digunakan petani padi sawah adalah pupuk organik (pupuk
buatan), seperti Urea, ZA, SP-36, dan KCl. Beberapa tahun terakhir harga pupuk
semakin mahal, karena dihapusnya subsidi pupuk tersebut oleh Pemerintah. Hal
inimengakibatkan petani kecil semakin sulit untuk mendapatkan pupuk tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini telah didapat pupuk alternatif (pengganti), yaitu
Quano (sumber
fosfat) dan abu sekam padi (sumber
kalium) dengan harga lebih murah. Pupuk organik yang
mudah diperoleh di sawah adalah tanarnan paku air yang disebut dengan Azolla.
Tanaman azolla bersimbiosis dengan sejenis algae yaitu Anabaena, yang data
mengikat Nitrogen secara alami. Anabaena mampu menambat nitrogen udara dan akan
melepaskan N ini ke tempat inangnya dan media air sawah. Sehingga tanaman
azolla sebagai inang menjadi sangat cepat pertumbuhan dan perkembang biakannya,
dalarn waktu 3-5 hari berat segar azolla bertambah 2 kali lipat. Bila inokulum
azolla ditaburkan 100 gr/m2 dalam kondisi normal akan tumbuh dan berkembang
mencapai 15-20 ton daLam 20 hari untuk luasan 1 hektar. Dekomposisi azolla
sangat cepat ( 3-6) minggu dengan melepas 56 - 80% Nitrogen ke dalam tanah.
Sepuluh ton azolla segar setara dengan 50 Kg. Urea
Oleh karena lahan sawah di desa Mandesan merupakan
sistem pertanian yang dominan, maka penerapan teknologi pupuk organik azolla
sangat membantu petani setempat dalam meningkatkan produksi, dan mengurangi
biaya produksi serta menjaga kondisi struktur tanah.
2) Takaran pupuk
Selama ini
petani padi sawah umumnya menggunakan pupuk dengan dosis 200-250 kg/ha Urea,
150 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCl (sesuai anjuran Supra Insus) untuk lahan
sawah irigasi pada setiap musim tanah, sehingga terjadi penimbunan fosfat di
lahan sawah yang dapat merusak degradasi tanah dan mengganggu pertumbuhan
tanaman. Hasil penilitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk berimbang
berdasarkan kandungan hara tanah lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan
dosis anjuran Supra Insus tersebut di atas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN BENIH
a. Gunakan benih atau bibit yang
bersertifikat / berlabel
b. Rendam benih:
- Rendam 1 s/d 5 kg benih yang telah diberi 2 tutup poc nasa, selama 12 jam. (Ambil dan buang benih yang terapung ketika dimasukkan kedalam air)
- Benih yang telah direndam diperam selama 2 malam atau sudah berkecambah antara 0,5 cm s.d 1 cm.
- Taburkan benih dilahan (yang telah disiram dengan air bekas rendaman) kemudian tutup dengan jerami supaya tidak terkena sinar matahari langsung.
B. PERSIAPAN LAHAN PEMBENIHAN
Siram lahan pembenihan dengan air
sisa rendaman benih yang mengandung poc nasa.
C.
PERAWATAB BENIH
a. Usia 7 dan 14 hari
semprot dengan 2 tutup poc
nasa + 2 tutup pestona atau BVR (untuk
mencegah hama sundep) + aero 2 ml + air 10 liter, penyemprotan
dilakukan sore hari;
b. Usia 10 hari
beri Urea secukupnya, untuk memacu
pertumbuhan benih.
c. Usia 17 s.d 21 hari
benih siap ditanam (sebaiknya umur
benih tidak lebih dari 21 tahun)
D. OLAH LAHAN
a. Dimulai ketika benih berusia 10 hari;
b. Luku atau singkal tanah dengan
kedalaman 25 s.d 30 cm,
maksudnya ketika padi dewasa
perakarannya sampai kedalaman 30 cm,sehingga apabila liku dilakukan sampai
kedalaman itu maka pupukpun akan tersimpan pada kedalaman tersebut sehingga
dimungkinkan penyerapan makanan oleh akar lebih tepat pada sasaran. Dengan
demikian padi akan mendapatkan pupuk yang maksimal yang dapat digunakan untuk
pembentukan gabah sehingga akan tercapai hasil yang optimal.Jika luku hanya di
kedalaman 10 cm maka pupuk akan tersimpan di kedalaman 10 cm, sehingga ketika
dewasa akar tanaman tidak bisa mendapatkan pupuk karena akar sudah tembus
mencapai kedalaman 30 cm. dan pupuk hanya pada kedalaman 10 cm;
c. Garu lahan hingga rata
permukaannya memungkinkan pengairan bisa optimal dan merata sesuai dengan
kebutuhan;
d. Setelah digaru tebarkan dolomite
atau kapur pertanian dengan ukuran 50 kg / 1000 m(ph 6 s.d. 6,5)
pemberian dolomite dimaksudkan untuk
memberikan suplai unsure Ca dan Mg sehingga padi tidak mudah roboh dan juga Ph
tanah menjadi netral juga menetralkan keracunan yang terjadi pada tanaman yang
disebabkan oleh tanah yang tercemar.
e. Selanjutkan biarkan lahan yang
sudah diberi dolomite selama 5 s.d 7 hari supaya bereaksi dengan tanah.
E. WAKTU PEMBERIAN PUPUK PADA TANAMAN
PADI
Waktu
pemberian pupuk pada tanaman padi juga sangat bervariasi, tetapi menurut
maspary adalah sebagai berikut:
- Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl (200-250 Kg : 100-150 Kg : 75-100 Kg /ha). Satu hari sebelum tanam lakukan penyebaran pupuk SP36 100%. Setelah umur 7 hst lakukan penyebaran Urea 30% dengan KCl 50%. Ketika umur 20 hst lakukan penyebaran urea 40 % dan setelah berumur 30 hst lakukan penyebaran urea 30% dan KCl 50%. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl namun anda mempunyai BWD. Aplikasi pertama dan kedua sama seperti diatas (Sebelum tanam aplikasi SP36 100%, 7 hst aplikasi urea 30% ditambah KCl 50%), tetapi setiap seminggu sekali lakukan tes warna daun dengan BWN. Jika hasil pengetesan tersebut dirasa butuh penambahan urea baru lakukan penambahan sedikit saja sekitar 10%. Pengetesan dilakukan sampai tanaman padi berumur 40 hst. Pada umur 30 hst KCL yang tersisa 50% diberikan semuanya.
- Jika anda menggunakan Urea dan NPK Ponska (100 Kg : 300 Kg / ha). Umur 7 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%, pada umur 20 hst berikan urea 40% dan setelah umur 30 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%. Jika menggukan BWD aplikasi 7 hst berikan Ponska saja 50% tanpa urea, setelah satu minggu lakukan test dengan BWD jika hasil tes dirasa perlu penambahan urea lakukan penambahan 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pengetesan setiap seminggu sekali dengan BWD. Ketikan umur 30 hst berikan Ponska yang 50%.
- Jika anda menggunakan Urea dan NPK Pelangi (100 Kg : 300 Kg / ha). Berikan NPK pelangi 100% di saat padi berumur 1 hst. Setelah satu minggu berikan urea 30%. Ketika umur 20 hst berikan urea 40% dan ketika padi berumur 30 hst berikan urea yang 30%. Jika anda menggunakan BWD berikan NPK Pelangi 100% ketika padi berumur 1 hst, setelah 7 hst lakukan test dengan BWD dan jika hasil test BWD dirasa perlu dilakukan penambahan lakukan penambahan urea 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pemberian urea setelah melakukan test dengan BWD setiap 1 minggu sekali.
Beberapa
cara aplikasi pupuk pada tanaman padi menurut maspary adalah :
- Taburkan secara merata pada areal sawah jika anda menggunakan sistem tegel.
- Jika anda menggunakan sistem tanam jajar legowo maka pemberian pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian atau penyebaran dilakukan melalui legowo tersebut.
- Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan dan ditaruh diperempatan jarak tanaman padi. Jadi tidak disebar secara merata.
- Ada juga petani yang kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman lalu diinjak dengan satu kaki.
Semua itu terserah anda, jika ada
waktu dan tenaga pemberian pupuk dengan cara dijimpit dan diinjak merupakan
pemberian pupuk paling efektif karena bisa mengurangi terbuangnya pupuk oleh
penguapan maupun terbawa aliran air. Namun jika anda merasa repot dan nggak ada
waktu boleh disebar saja secara merata.
Itulah dosis dan cara pemupukan padi
versi Gerbang Pertanian semoga tidak menambah bingung
pembaca semua. Semua yang kami tulis tersebut hanyalah merupakan
pengalaman kami dilapangan. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan para petani indonesia, dan tentunya maspary berharap tulisan
ini bisa membantu meningkatkan produksi petani semua (maspary).
F.
TEKNOLOGI PEMUPUKAN
PADI SAWAH
Ø
Pupuk fosfat dan kalium
Takaran
pupuk P dan K berpedoman pada hasil analisis tanah dari kadar P dan Ktotal yang
ditetapkan dengan metoda ekstraksi HCl 25 persen (Tabel 1 dan 2).
Takaran
pupuk SP-36 Berdasarkan Status Hara P (Ekstrak HCl 25%) dalam Tanahuntuk
Tanaman Padi Sawah
Status P : mg P2O5 /
100 gr
Tanah
Pupuk SP-36 : Kg/Ha/MT
Tinggi : > 40
Sedang : 20 – 40
Rendah : < 10
50-75
75-100
100-125
Takaran
pupuk KCl berdasarkan status hara K (ekstrak HCl 25%) dalam tanah untuk tanaman
padi sawah
Status K : mg K2O / 100
g
tanah
Pupuk KCl : Kg/ha/MT
Tinggi : > 20
Sedang : 10 – 20
Rendah : < 10
0
50
100
Berdasarkan
hasil analisis tanah sawah irigasi di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, status
hara P (fosfat) dan K (kalium) sedang sampai tinggi, takaran pupuk untuk padi
sawah irigasi adalah (50–100) kg SP36 per hektar dan (0-50) kg KCl per hektar.
Cara pemberian disebar rata di dalam petak sawah sehari sebelum tanam. Bila
terjadi kelangkaan pupuk SP-36 dan KCl di pasaran dapat diganti dengan pupuk
alam Quano (pengganti SP-36) dan abu sekam padi (pengganti KCl) dengan dosis
(100 150) kg Quano/ha dan (400-600) kg abu sekam/ha. Cara pemberian disebar
rata dalam petak sawah kemudian digaru sehari sebelum tanam.
Ø Pupuk Nirogen
Untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk Urea, dapat dilakukan dengan meroda LCC
(Leaf Color Card) atau bagan warna daun. Petunjuk penggunaannyadalah sebagai
berikut :
1. Bagian daun yang akan
diukur warnanya adalah yang paling atas dan sudah terbuka penuh. Karena warna
daun ini berhubungan erat dengan ketersediaan N tanaman padi.
2. Bandingkan warna daun
skala warna yang tertera pada LCC (angka 1 sampai 6). Jika berada diantara dua
warna, diambil nilai rata-ratanya. Contoh; bila warna daun padi berada diantara
warna 2 dan 3 skala warna, maka nilai warna daun padi adalah 2,5.
3. Daun yang diukur sebanyak
10 helai, diambil secara acak dari setiap petak lahan. Hitung nilai rata-rata
warna untuk mementukan takaran N yang dibutuhkan tanaman.
4. Selama pengukuran, daun
harus selalu dilindungi dari cahaya matahari, dapat menggunakan tubuh atau alat
pelindung lainya.
5. Pengukuran dilakukan
setiap 10 hari yang dimulai pada saat tanaman berumur 14 hari sesudah tanam
untuk sistem tanam pindah.
6. Bila nilai warna daun
lebih rendah dari 4, maka tanaman padi perlu dipupuk.
7. Takaran pupuk N
disesuaikan dengan fase tumbuh tanaman;
Vegetatif lambat
(14-21 hst), takaran pupuk 60 kg Urea/ha
Vegetatif cepat
(28-42 hst), takaran pupuk 100 kg Urea/ha
Berdasarkan
hasil penelitian di Kabupaten Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara
pemberian pupuk urea dengan metoda LCC hanya 160-180 kg Urea/ha.
Ø Metoda pemberian pupuk Urea
Selama ini
petani padi sawah umumnya memberikan pupuk Urea secara sebar rata dalam petak
sawah (50%) pada saat tanam dan sisanya (50%) umur 21 hari setelah tanam
(setelah siang I), sehingga sebagian besar tidak terserap oleh tanaman
(efisiensi penggunaan pupuk rendah). Berdasarkan hasil penelitian, pemberian
pupuk Urea dengan metoda LCC (berdasarkan warna daun tanaman padi) lebih
efektif dan efisien.
Waktu
Aplikasi
|
|||||
Jenis Pupuk
|
Olah
Tanah (kg)
|
14
hari ( kg )
|
30
hari ( kg )
|
45
hari ( kg )
|
60
hari ( kg )
|
Urea
|
36,5
|
9
|
9
|
9
|
9
|
ZA
|
3,5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
SP-36
|
6,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
KCl
|
20
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Dolomit
|
13
|
3
|
3
|
3
|
3
|
SPR NASA
|
2
botol ( siram)
|
2
botol ( siram)
|
-
|
-
|
-
|
Catatan : Dosis
produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
|
Waktu Aplikasi
|
|||||
Jenis Pupuk
|
Olah Tanah (kg)
|
10–14 hari ( kg
)
|
25–28 hari ( kg
)
|
42–45 hari ( kg
)
|
|
Urea
|
12
|
6
|
6
|
6
|
|
SP-36
|
10
|
50
|
-
|
-
|
|
KCl
|
-
|
-
|
7
|
8
|
|
SPR NASA
|
1 botol (siram)
|
5
|
5
|
5
|
|
POC NASA
|
-
|
4-5 ttp/tgk
(semprot)
|
4-5 ttp/tgk
(semprot)
|
4-5 ttp/tgk
(semprot)
|
|
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000
M2 Gabah Kering Panen
|
Waktu Aplikasi
|
|||||
Jenis Pupuk
|
Olah Tanah (kg)
|
10–14 hari ( kg
)
|
25–28 hari ( kg
)
|
42–45 hari ( kg
)
|
|
Urea
|
10
|
4,5
|
4
|
4
|
|
SP-36
|
11,5
|
-
|
-
|
-
|
|
KCL
|
-
|
-
|
5
|
6,5
|
|
POC NASA
|
20-40 ttp
(siram)
|
4-8 ttp/tgk
(semprot)
|
4-8 ttp/tgk
(semprot)
|
4-8 ttp/tgk
(semprot)
|
|
HORMONIK
|
-
|
-
|
1 ttp/tgk campur
NASA
|
1 ttp/tgk campur
NASA
|
|
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000
M2 Gabah Kering Panen
|
G. PENYEMPROTAN
a. Penyemprotan 1
Dilakukan pada usia 15 hari dengan
dosis :4 tutup poc nasa + 2 tutup pestona + 5 cc Aero
+ air 15 liter (1 tangki)
b. Penyemprotan 2
Dilakukan pada usia 30 hari dengan
dosis :6 tutup poc nasa + 1 tutup Hormonik + 4
tutup pestona + 5 cc Aero + air 15 liter (1 tangki)
c. Penyemprotan 3
Dilakukan pada usia 45 hari dengan
dosis :8 tutup poc nasa + 2 tutup Hormonik + 6
tutup pestona + 5 cc Aero + air 15 liter (1 tangki)
d. Penyemprotan ekstra
Apabila terjadi ledakan hama serangga
dapat disemprotkan pengendali hama kontak ramah lingkungan dengan dosis :4
tutup Pentana + 5 cc Aero + 15 liter (1
tangki)disemprotkan pada sore hari.
Catatan:Teknis pemupukan ini untuk
mencapai target bobot 1 ton s.d. 1,5 ton gabah kering setiap 1000 m atau 10
s.d. 15 ton gabah kering per 1 hektar
H . PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
Ø Hama
putih (Nymphula depunctalis)
Gejala:
menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar
tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang
baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun;
(2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
Ø
Wereng
penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens),
wereng padi berpunggung putih
(Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau
(Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
Ø Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan
tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi
berbintik-bintikhitam.Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan,
mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik,
laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
Ø Kepik
hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat
bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan
pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan
telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA
Ø
Penggerek batang padi terdiri atas:
penggerek
batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris
(Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan
pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah
dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda
disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji)
disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan,
meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah
panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA
Ø Hama
tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang
batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada
petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas
musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
Ø Burung
Menyerang
menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir
dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Ø Penyakit
Bercak daun coklat
Penyebab:
jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Ø Penyakit
Blast
Penyebab: jamur
Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai.
Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
Ø Busuk
pelepah daun
Penyebab:
jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang
telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat
pembentukan anakan
Ø Penyakit
Fusarium
Penyebab:
jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi
kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak
tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
Ø Penyakit kerdil
Penyebab:
virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua
bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan,
batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian:
sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada
mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
Ø Penyakit
tungro
Penyebab:
virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang
semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga
kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak
berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36,
IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR
BAB III
KESIMPULAN SARAN
A. KESIMPULAN
Seperti
yang kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan suatu usaha tani itu tidak
luput dari bagaimana kita melakukan perawatan, pembibitan penyemprotan,
pemupukan ataupun penanggulan hama dan penyakit.
Seperti
yang telah di bahas di atas bahwa dalam meningkatkan produksi tanaman padi
penggunaan pupuk sangatlah penting karena pupuk merupakan bahan makanan pada
tumbuhan dan apabila tanaman tidak diberikan pupuk maka tanaman tersebut akan
mengalami kematian atau kurang optimalnya pertumbuhan hal ini akan berakibat
pada hasil produksi yang akan menurun.
B. SARAN
Yang
dapat saya sarankan yaitu dalam penggunaan pupuk sebaiknya gunakan pupuk dan
pestisida yang ramah lingkungan seperti penggunaan pupuk organik karena pupuk
organik sangat baik untuk memperbaiki unsur hara tanah dan menjaga kesuburan
tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment