Sunday, April 15, 2012

Budidaya Padi

pagi merupakan tanaman pangan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari2,,,karena hampir semua manusia yang ada di muka bumi mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok mereka,,namun dalam busisaya tanaman padi banyak yang harus kita perhatikan...........

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LAATAR BELAKANG
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.Anjuran pemupukan terus digalakkan melalui program pemupukan berimbang (dosis dan jenis pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lokasi/spesifik lokasi, namun sejak sekitar tahun 1996 telah terjadi pelandaian produktivitas (leveling off) sedangkan penggunaan pupuk terus meningkat. Hal ini berarti suatu petunjuk terjadinya penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Dari uraian di atas terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang sampai saat ini masih merupakan pilihan  yang paling baik bagi Petani dalam kegiatan usahanya untuk meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan produksi pangan harus dilaksanakan secara konsepsional melalui program sosialisasi yang terpadu. Pemupukan terhadap satu pertanaman berarti menambahkan/menyediakan unsur hara untuk tanaman. Dengan demikian program pemupukan berimbang dapat saja menggunakan pupuk tunggal (Urea/ZA, TSP/SP-36 dan KCl) dan atau pupuk majemuk (Chemical process atau Physical Blending).
B.     Perumusan Masalah
Beberapa masalah yang terdapat pada pemupukan padi sawah di tingkat petani adalah :
1) Jenis pupuk
Umumnya jenis pupuk yang digunakan petani padi sawah adalah pupuk organik (pupuk buatan), seperti Urea, ZA, SP-36, dan KCl. Beberapa tahun terakhir harga pupuk semakin mahal, karena dihapusnya subsidi pupuk tersebut oleh Pemerintah. Hal inimengakibatkan petani kecil semakin sulit untuk mendapatkan pupuk tersebut. Untuk mengatasi masalah ini telah didapat pupuk alternatif (pengganti), yaitu Quano (sumber
fosfat) dan abu sekam padi (sumber kalium) dengan harga lebih murah. Pupuk organik yang mudah diperoleh di sawah adalah tanarnan paku air yang disebut dengan Azolla. Tanaman azolla bersimbiosis dengan sejenis algae yaitu Anabaena, yang data mengikat Nitrogen secara alami. Anabaena mampu menambat nitrogen udara dan akan melepaskan N ini ke tempat inangnya dan media air sawah. Sehingga tanaman azolla sebagai inang menjadi sangat cepat pertumbuhan dan perkembang biakannya, dalarn waktu 3-5 hari berat segar azolla bertambah 2 kali lipat. Bila inokulum azolla ditaburkan 100 gr/m2 dalam kondisi normal akan tumbuh dan berkembang mencapai 15-20 ton daLam 20 hari untuk luasan 1 hektar. Dekomposisi azolla sangat cepat ( 3-6) minggu dengan melepas 56 - 80% Nitrogen ke dalam tanah. Sepuluh ton azolla segar setara dengan 50 Kg. Urea
Oleh karena lahan sawah di desa Mandesan merupakan sistem pertanian yang dominan, maka penerapan teknologi pupuk organik azolla sangat membantu petani setempat dalam meningkatkan produksi, dan mengurangi biaya produksi serta menjaga kondisi struktur tanah.
2) Takaran pupuk
Selama ini petani padi sawah umumnya menggunakan pupuk dengan dosis 200-250 kg/ha Urea, 150 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCl (sesuai anjuran Supra Insus) untuk lahan sawah irigasi pada setiap musim tanah, sehingga terjadi penimbunan fosfat di lahan sawah yang dapat merusak degradasi tanah dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Hasil penilitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk berimbang berdasarkan kandungan hara tanah lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan dosis anjuran Supra Insus tersebut di atas.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERSIAPAN BENIH
a. Gunakan benih atau bibit yang bersertifikat / berlabel
b. Rendam benih:
  • Rendam 1 s/d 5 kg benih yang telah diberi 2 tutup poc nasa, selama 12 jam. (Ambil dan buang benih yang terapung ketika dimasukkan kedalam air)
  • Benih yang telah direndam diperam selama 2 malam atau sudah berkecambah antara 0,5 cm s.d 1 cm.
  • Taburkan benih dilahan (yang telah disiram dengan air bekas rendaman) kemudian tutup dengan jerami supaya tidak terkena sinar matahari langsung.
B.     PERSIAPAN LAHAN PEMBENIHAN
Siram lahan pembenihan dengan air sisa rendaman benih yang mengandung poc nasa.
C. PERAWATAB BENIH
a. Usia 7 dan 14 hari  
semprot dengan 2 tutup poc nasa + 2 tutup pestona atau BVR (untuk mencegah hama sundep) + aero 2 ml + air 10 liter, penyemprotan dilakukan sore hari;
b. Usia 10 hari
beri Urea secukupnya, untuk memacu pertumbuhan benih.
c. Usia 17 s.d 21 hari
benih siap ditanam (sebaiknya umur benih tidak lebih dari 21 tahun)
D. OLAH LAHAN
a. Dimulai ketika benih berusia 10 hari;
b. Luku atau singkal tanah dengan kedalaman 25 s.d 30 cm,
maksudnya ketika padi dewasa perakarannya sampai kedalaman 30 cm,sehingga apabila liku dilakukan sampai kedalaman itu maka pupukpun akan tersimpan pada kedalaman tersebut sehingga dimungkinkan penyerapan makanan oleh akar lebih tepat pada sasaran. Dengan demikian padi akan mendapatkan pupuk yang maksimal yang dapat digunakan untuk pembentukan gabah sehingga akan tercapai hasil yang optimal.Jika luku hanya di kedalaman 10 cm maka pupuk akan tersimpan di kedalaman 10 cm, sehingga ketika dewasa akar tanaman tidak bisa mendapatkan pupuk karena akar sudah tembus mencapai kedalaman 30 cm. dan pupuk hanya pada kedalaman 10 cm;
c. Garu lahan hingga rata permukaannya memungkinkan pengairan bisa optimal dan merata sesuai dengan kebutuhan;
d. Setelah digaru tebarkan dolomite atau kapur pertanian dengan ukuran 50 kg / 1000 m(ph 6 s.d. 6,5)
pemberian dolomite dimaksudkan untuk memberikan suplai unsure Ca dan Mg sehingga padi tidak mudah roboh dan juga Ph tanah menjadi netral juga menetralkan keracunan yang terjadi pada tanaman yang disebabkan oleh tanah yang tercemar.
e. Selanjutkan biarkan lahan yang sudah diberi dolomite selama 5 s.d 7 hari supaya bereaksi dengan tanah.
E. WAKTU PEMBERIAN PUPUK PADA TANAMAN PADI
Waktu pemberian pupuk pada tanaman padi juga sangat bervariasi, tetapi menurut maspary adalah sebagai berikut:
  1. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl (200-250 Kg : 100-150 Kg : 75-100 Kg /ha). Satu hari sebelum tanam lakukan penyebaran pupuk SP36 100%. Setelah umur 7 hst lakukan penyebaran Urea 30% dengan KCl 50%. Ketika umur 20 hst lakukan penyebaran urea 40 % dan setelah berumur 30 hst lakukan penyebaran urea 30% dan KCl 50%. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl namun anda mempunyai BWD. Aplikasi pertama dan kedua sama seperti diatas (Sebelum tanam aplikasi SP36 100%, 7 hst aplikasi urea 30% ditambah KCl 50%), tetapi setiap seminggu sekali lakukan tes warna daun dengan BWN. Jika hasil pengetesan tersebut dirasa butuh penambahan urea baru lakukan penambahan sedikit saja sekitar 10%. Pengetesan dilakukan sampai tanaman padi berumur 40 hst. Pada umur 30 hst KCL yang tersisa 50% diberikan semuanya.
  2. Jika anda menggunakan Urea dan NPK Ponska (100 Kg : 300 Kg / ha). Umur 7 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%, pada umur 20 hst berikan urea 40% dan setelah umur 30 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%. Jika menggukan BWD aplikasi 7 hst berikan Ponska saja 50% tanpa urea, setelah satu minggu lakukan test dengan BWD jika hasil tes dirasa perlu penambahan urea lakukan penambahan 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pengetesan setiap seminggu sekali dengan BWD. Ketikan umur 30 hst berikan Ponska yang 50%.
  3. Jika anda menggunakan Urea dan NPK Pelangi (100 Kg : 300 Kg / ha). Berikan NPK pelangi 100% di saat padi berumur 1 hst. Setelah satu minggu berikan urea 30%. Ketika umur 20 hst berikan urea 40% dan ketika padi berumur 30 hst berikan urea yang 30%. Jika anda menggunakan BWD berikan NPK Pelangi 100% ketika padi berumur 1 hst, setelah 7 hst lakukan test dengan BWD dan jika hasil test BWD dirasa perlu dilakukan penambahan lakukan penambahan urea 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pemberian urea setelah melakukan test dengan BWD setiap 1 minggu sekali.
Beberapa cara aplikasi pupuk pada tanaman padi menurut maspary adalah :
  1. Taburkan secara merata pada areal sawah jika anda menggunakan sistem tegel.
  2. Jika anda menggunakan sistem tanam jajar legowo maka pemberian pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian atau penyebaran dilakukan melalui legowo tersebut.
  3. Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan dan ditaruh diperempatan jarak tanaman padi. Jadi tidak disebar secara merata.
  4. Ada juga petani yang kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman lalu diinjak dengan satu kaki.
Semua itu terserah anda, jika ada waktu dan tenaga pemberian pupuk dengan cara dijimpit dan diinjak merupakan pemberian pupuk paling efektif karena bisa mengurangi terbuangnya pupuk oleh penguapan maupun terbawa aliran air. Namun jika anda merasa repot dan nggak ada waktu boleh disebar saja secara merata.
Itulah dosis dan cara pemupukan padi versi Gerbang Pertanian semoga tidak menambah bingung pembaca semua. Semua yang kami tulis tersebut hanyalah merupakan pengalaman  kami dilapangan. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan para petani indonesia, dan tentunya maspary berharap  tulisan ini bisa membantu meningkatkan produksi petani semua (maspary).
F.     TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH
Ø   Pupuk fosfat dan kalium
Takaran pupuk P dan K berpedoman pada hasil analisis tanah dari kadar P dan Ktotal yang ditetapkan dengan metoda ekstraksi HCl 25 persen (Tabel 1 dan 2).
Takaran pupuk SP-36 Berdasarkan Status Hara P (Ekstrak HCl 25%) dalam Tanahuntuk Tanaman Padi Sawah
Status P : mg P2O5 / 100 gr
Tanah
Pupuk SP-36 : Kg/Ha/MT
Tinggi : > 40
Sedang : 20 – 40
Rendah : < 10
50-75
75-100
100-125
Takaran pupuk KCl berdasarkan status hara K (ekstrak HCl 25%) dalam tanah untuk tanaman padi sawah
Status K : mg K2O / 100 g
tanah
Pupuk KCl : Kg/ha/MT
Tinggi : > 20
Sedang : 10 – 20
Rendah : < 10
0
50
100
Berdasarkan hasil analisis tanah sawah irigasi di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, status hara P (fosfat) dan K (kalium) sedang sampai tinggi, takaran pupuk untuk padi sawah irigasi adalah (50–100) kg SP36 per hektar dan (0-50) kg KCl per hektar. Cara pemberian disebar rata di dalam petak sawah sehari sebelum tanam. Bila terjadi kelangkaan pupuk SP-36 dan KCl di pasaran dapat diganti dengan pupuk alam Quano (pengganti SP-36) dan abu sekam padi (pengganti KCl) dengan dosis (100 150) kg Quano/ha dan (400-600) kg abu sekam/ha. Cara pemberian disebar rata dalam petak sawah kemudian digaru sehari sebelum tanam.
Ø  Pupuk Nirogen
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk Urea, dapat dilakukan dengan meroda LCC (Leaf Color Card) atau bagan warna daun. Petunjuk penggunaannyadalah sebagai berikut :
1. Bagian daun yang akan diukur warnanya adalah yang paling atas dan sudah terbuka penuh. Karena warna daun ini berhubungan erat dengan ketersediaan N tanaman padi.
2. Bandingkan warna daun skala warna yang tertera pada LCC (angka 1 sampai 6). Jika berada diantara dua warna, diambil nilai rata-ratanya. Contoh; bila warna daun padi berada diantara warna 2 dan 3 skala warna, maka nilai warna daun padi adalah 2,5.
3. Daun yang diukur sebanyak 10 helai, diambil secara acak dari setiap petak lahan. Hitung nilai rata-rata warna untuk mementukan takaran N yang dibutuhkan tanaman.
4. Selama pengukuran, daun harus selalu dilindungi dari cahaya matahari, dapat menggunakan tubuh atau alat pelindung lainya.
5. Pengukuran dilakukan setiap 10 hari yang dimulai pada saat tanaman berumur 14 hari sesudah tanam untuk sistem tanam pindah.
6. Bila nilai warna daun lebih rendah dari 4, maka tanaman padi perlu dipupuk.
7. Takaran pupuk N disesuaikan dengan fase tumbuh tanaman;
Vegetatif lambat (14-21 hst), takaran pupuk 60 kg Urea/ha
Vegetatif cepat (28-42 hst), takaran pupuk 100 kg Urea/ha
Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara pemberian pupuk urea dengan metoda LCC hanya 160-180 kg Urea/ha.

Ø  Metoda pemberian pupuk Urea
Selama ini petani padi sawah umumnya memberikan pupuk Urea secara sebar rata dalam petak sawah (50%) pada saat tanam dan sisanya (50%) umur 21 hari setelah tanam (setelah siang I), sehingga sebagian besar tidak terserap oleh tanaman (efisiensi penggunaan pupuk rendah). Berdasarkan hasil penelitian, pemberian pupuk Urea dengan metoda LCC (berdasarkan warna daun tanaman padi) lebih efektif dan efisien.
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
14 hari ( kg )
30 hari ( kg )
45 hari ( kg )
60 hari ( kg )
Urea
36,5
9
9
9
9
ZA
3,5
1
1
1
1
SP-36
6,5
1,5
1,5
1,5
1,5
KCl
20
5
5
5
5
Dolomit
13
3
3
3
3
SPR NASA
2 botol ( siram)
2 botol ( siram)
-
-
-






Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
12
6
6
6
SP-36
10
50
-
-
KCl
-
-
7
8
SPR NASA
1 botol (siram)
5
5
5
POC NASA
-
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)






Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen


Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
10
4,5
4
4
SP-36
11,5
-
-
-
KCL
-
-
5
6,5
POC NASA
20-40 ttp (siram)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
HORMONIK
-
-
1 ttp/tgk campur NASA
1 ttp/tgk campur NASA






Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen










G. PENYEMPROTAN
a. Penyemprotan 1
Dilakukan pada usia 15 hari dengan dosis :4 tutup poc nasa + 2 tutup pestona + 5 cc Aero + air 15 liter (1 tangki)
b. Penyemprotan 2
Dilakukan pada usia 30 hari dengan dosis :6 tutup poc nasa + 1 tutup Hormonik + 4 tutup pestona + 5 cc Aero + air 15 liter (1 tangki)
c. Penyemprotan 3
Dilakukan pada usia 45 hari dengan dosis :8 tutup poc nasa + 2 tutup Hormonik + 6 tutup pestona + 5 cc Aero + air 15 liter (1 tangki)
d. Penyemprotan ekstra
Apabila terjadi ledakan hama serangga dapat disemprotkan pengendali hama kontak ramah lingkungan dengan dosis :4 tutup Pentana + 5 cc Aero + 15 liter (1 tangki)disemprotkan pada sore hari.
Catatan:Teknis pemupukan ini untuk mencapai target bobot 1 ton s.d. 1,5 ton gabah kering setiap 1000 m atau 10 s.d. 15 ton gabah kering per 1 hektar
H . PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Ø  Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
Ø   Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens),
 wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
Ø   Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintikhitam.Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
Ø  Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA
Ø   Penggerek batang padi terdiri atas:
penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA
Ø  Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
Ø  Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Ø  Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Ø  Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
Ø  Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan
Ø  Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
Ø   Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
Ø  Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR



BAB III
KESIMPULAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan suatu usaha tani itu tidak luput dari bagaimana kita melakukan perawatan, pembibitan penyemprotan, pemupukan ataupun penanggulan hama dan penyakit.
Seperti yang telah di bahas di atas bahwa dalam meningkatkan produksi tanaman padi penggunaan pupuk sangatlah penting karena pupuk merupakan bahan makanan pada tumbuhan dan apabila tanaman tidak diberikan pupuk maka tanaman tersebut akan mengalami kematian atau kurang optimalnya pertumbuhan hal ini akan berakibat pada hasil produksi yang akan menurun.
B.     SARAN
Yang dapat saya sarankan yaitu dalam penggunaan pupuk sebaiknya gunakan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan seperti penggunaan pupuk organik karena pupuk organik sangat baik untuk memperbaiki unsur hara tanah dan menjaga kesuburan tanah.



DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment