Pengertian
dan dasar komposting
Beberapa
pakar menyebut bahwa untuk menguasi seluk beluk proses komposting, maka
diperrlukan pengetahuan yang memadai dari disiplin ilmu terkait, yaitu
mikrobiologi, kimia, bio-kimia dan enjinirng. Tentu tidak keliru kalau hal itu
ditujukan kepada mereka yang akan menekuni komposting sebagai spesialisasi
ilmu.
Bagaimana
halnya dengan kita yanga hanya warga kota biasa ? Haruskah begitu ?Meskipun
tidak harus, tentu mengetahui dasar-dasar ilmu itu sangat membantu, yaitu
memahami apa yang terjadi.
Komposting
adalah proses pengendalian penguraian secara biologi dari bahan organik,
menjadi produk seperti humus yang dikenal sebagai kompos. Penguraian bahan
organik itu (disebut juga dekomposisi) dilakukan oleh mikro-organisme
menghasilkan senyawa yang lebih sederhana. Pada saat komposting terjadi
proses-proses perubahan secara kimia, fisika dan biologi. Untuk wilayah
perkotaan, metoda komposting aerobik adalah yang banyak disarankan karena
beberapa keunggulan.
Pengendalian
proses penguraian pada saat komposting yang terpenting mencakup empat hal,
yaitu:
- Udara (oksigen),
- Air (kelembaban),
- Bahan organik,
- Temperatur.
Dalam
prakteknya, terdapat beberapa faktor yang diantaranya saling berkaitan yang
mempengaruhi keberhasilan “program komposting perkotaan”. Beberapa metoda komposting
secara ekonomis dapat diterapkan pada kondisi tertentu di suatu wilayah, tapi
tidak untuk wilayah lain.
Namun
demikian, berdasarkan pengalaman seringkali metoda yang tepat untuk menumbukan
insiatif warga kota justru sering lebih berpengaruh ketimbang memilih teknik
komposting.
No comments:
Post a Comment