Budidaya minapadi adalah budidaya
terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak
mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan ikan. Lahan sawah menjadi subur
dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara, sehingga dapat
mengurangi penggunaan pupuk. Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain
yang bersifat kompetitor dengan padi dalam pemanfaatan unsur hara, sehingga
dapat juga mengurangi biaya penyiangan tanaman liar.
Budidaya minapadi dilakukan dalam 2
(dua)) pola tanam, yaitu penyelang dan tumpang sari. Pola tanam penyelang
adalah pemeliharaan ikan di sawah menjelang penanaman padi, sambil menunggu
hasil semaian padi untuk dapat ditanam. Pola tanam tumpang sari adalah
pemeliharaan ikan/udang bersama padi pada satu hamparan sawah.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan
pembudidaya ikan yang juga sebagai petani padi, dalam budidaya minapadi harus
digunakan jenis padi unggul yang sesuai dengan kondisi lahan sawah dan
pemilihan jenis ikan unggul yang mempunyai daya serap dan nilai ekonomis
tinggi. Selain berbagai jenis ikan yang sudah biasa ditanam di sawah (nila, mas
dan nilem) juga dapat dikembangkan udang galah yang mempunyai harga jual lebih
tinggi dari ikan
I. Penyelang
a. Persiapan lahan
- Membabat
jerami sampai pangkalnya dan dibenamkan;
- Perbaikan
pematang untuk mencegah kebocoran air;
- Saluran
pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang bersebrangan dilengkapi
dengan saringan yang terbuat dari kawat, bambu atau jaring;
- Pengolahan
dan pembalikan tanah menggunakan luku atau rotovator (traktor);
- pembuatan
caren keliling dengan lebar 40-100 cm, kedalaman 30-60 cm dan caren
penampungan (kobakan panen) dengan ukuran 1×2 m dan kedalaman 50-75 cm.
b. Pemupukan
- Pemupukan
dengan SP-36 dan urea tahap I sebanyak 6-7 gram/m2 dilakukan setelah
persiapan lahan atau 4-5 hari sebelum penebaran benih;
- Pupuk
organik diberikan setelah petakan digenangi air setinggi 15 cm dengan
frekuensi 1-2 minggu sekali sebanyak 30-100 gram/m2.
c. Pemeliharaan
- Benih
ikan yang ditebar sebanyak 30.000 ekor/ha/MT berukuran 1-3 cm;
- Pakan
tambahan untuk ikan berupa dedak halus sebanyak 4% dari bobot total ikan,
dengan frekuensi 3 kali sehari;
- Ketinggian
air di dalam petakan selama masa pemeliharaan adalah 30-40 cm;
- Balikkan
tumpukan jerami 3 (tiga) hari sekali untuk mempercepat proses pembusukan
dan pertumbuhan pakan alami;
- Suplai
air terus menerus dengan kecepatan 2-4 liter/detik untuk petakan seluas
500 m2.
d. Pemanenan
- Panen
dilakukan 2 – 3 hari sebelum tanam padi;
- Pengeringan
petakan secara total dan dipasang saringan pada pipa pengeluaran untuk
mencegah lolosnya benih;
- Setelah
masa pemeliharaan selama 30 hari dihasilkan benih ikan berukuran 3-5 cm
sebanyak 21.000 ekor setara dengan 105 kg/ha.
II. Tumpang sari
a. Persiapan Lahan
- Sawah
dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan penanaman padi dan pemeliharaan ikan;
- Tanah
diolah/dibajak sampai lumpur mencapai 15-30 cm, dengan perbandingan lumpur
dan air 1 : 1;
- Pembuatan
parit/caren untuk udang galah berukuran lebar 1 m dengan kedalaman 60 – 75
cm;
- Penanaman
padi.
b. Pemupukan padi
Pada pemupukan dasar, pupuk ditaburkan
secara merata pada keadaan sawah masih melumpur. Urea dan SP-36 tidak
dianjurkan untuk dicampurkan pada saat penaburan. Pada pemupukan susulan, air
dalam petakan diusahakan dalam keadaan macak-macak sebelum penebaran (ikan
berada pada kemalir atau diungsikan dulu).
Pupuk ditaburkan diantara barisan
tanaman atau ditebar secara merata. Benamkan pupuk dengan landak sambil
menyiang atau diinjak-injak khusus agar bisa terbenam pada kedalaman lebih dari
3 cm.
c. Penebaran ikan
Padat penebaran dan ukuran benih ikan
disesuaikan dengan tujuan penanaman, penebaran pertama benih berukuran 1-3 cm
(fingerling) dengan padat penebaran 3-5 ekor/m2 dilakukan 3-5 hari setelah
tanam padi. Kalau benih ikan yang ditebar berukuran kurang dari 5 cm, gunakan
panglojo (ikan pembimbing) yang ukurannya lebih besar (50-75 gram) sebanyak
100-150 ekor/ha karena ikan ini dapat membolak balikan lumpur sehingga dapat
membantu ikan-ikan kecil mencari makan. Golongan benih, ukuran, berat, dan
padat penebaran benih ikan dalam usaha minapadi dapat dilihat pada tabel 2.
Ikan dapat diganti dengan udang galah
berukuran 5-8 gram/ekor sebanyak 2 ekor/m2. Jadwal tanam ikan pada budidaya
minapadi sesuai dengan ukuran ikan dan lama pemeliharaan
d. Pemeliharaan
- Apabila
pertumbuhan padi tidak normal (anakan kurang) turunkan permukaan air sampai
5 cm selama 2-4 hari guna memberi kesempatan padi untuk bertunas;
- Ikan
perlu diberi pakan tambahan berupa dedak dengan takaran 4-5% dari berat
badan ikan. Untuk pakan udang galah diberikan Pakan berupa pellet (protein
30%) sebanyak 1% dari berat badan udang/hari, dengan frekuensi 3 kali
sehari;
- Selama
masa pemeliharaan kedalaman air di pelataran 10-15 cm dan parit/caren
30-40 cm;
- Pemasukan
dan pengeluaran air dilakukan berdasarkan gravitasi;
- Lama pemeliharaan ikan tergantung pada ukuran benih dan besarnya ikan yang hendak dipanen. Lama pemeliharaan benih dari ukuran kebul sampai ukuran belo 15-20 hari, dari belo menjadi ngaramo 25-30 hari, dan dari ngaramo menjadi ikan konsumsi 40-55 hari.
- e. Pemanenan
- Pemanenan
ikan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat suhu udara
rendah;
- Pengeringan
petakan pada waktu panen harus dilakukan perlahan-lahan agar ikan dapat
mencapai parit;
- Keluarkan
air pada bagian kemalir agar ikan berkumpul pada kamalir tersebut sampai
ketinggian air mencapai 3-5 cm;
- Ikan
yang terkumpul ditangkap dan ditampung dalam hapa yang ditempatkan pada
air mengalir. Setelah petakan kering, air dapat dialirkan kembali sehingga
ikan yang masih tersisa dalam petakan dapat diselamatkan (Gambar 4);
- Setelah
masa pemeliharaan selama 90 hari dihasilkan udang ukuran konsumsi (25 – 35
g/ekor) sebanyak 15.000 – 16.000 ekor setara dengan 450 kg.
III. Pengendalian
Hama Padi dan Ikan
Untuk mengantisipasi serangan hama padi
pada daerah-daerah endemik, dapat digunakan pestisida alami seperti saponin
(terdapat dalam biji teh), Retenone (terdapat dalam akar tumbuhan) dan Nikotine
(terdapat dalam daun tembakau) yang diberikan bersamaan dengan pemupukan dasar.
Jenis pestisida seperti Boss 250 EC, Dyvon 95 SP, Safrofon 95 SP dan Fish free
juga dapat digunakan pada budidaya minapadi.
Penyemprotan dilakukan 1-2 hari sebelum
penebaran benih pada pagi atau sore hari dan air di dalam petakan sawah setinggi
30-40 cm. Penyemprotan ulang dilakukan seminggu sekali selama masa
pemeliharaan.
Hama ikan terdiri dari ular, belut,
ikan gabus, biawak, linsang (sero), burung kuntul dan kuang-kuang. Untuk
mengendalikan hama ular dapat digunakan bubu perangkap
No comments:
Post a Comment