Bulan
lalu, saya sempat pulang ke dusunlaman, Prabumulih. Sempat pula menyambangi
Vitro. Salah satu dari sedikit “guru” saya di kampung halaman. Bersamanya saya
banyak bertukar cerita. Terutama menyoal pertanian. Maklum, laki-laki yang
sempat hidup cukup lama di negeri milik suku Indian (Amerika) ini, memang
memutuskan menjadi petani sekembali ke dusunlaman. Dan saya, sedang belajar
menikmati hidup sebagai petani.
Topikgesahan kami menyenggol perkara mahalnya harga pupuk. Belum lagi
ketersediaannya yang tak selalu ada. Saya sendiri tidak mengalami masalah akan
itu. Sebab, saya sedang belajar bertani secara organik! Sederhananya, bertani
tanpa menggunakan pupuk maupun bahan pengendali hama yang mengandung senyawa
kimia tak organik sebagaimana yang banyak dijual di pasaran.
Kebetulan,
di kebun kecil yang kami kelola tak jauh dari kota Palabuhan Ratu Kabupaten
Sukabumi, saya mencoba menerapkannya. Menyangkut pupuk, saya mencoba menggunakan pupuk
bokashi. Bikinan sendiri. Bahannya, mudah di dapat di sekitar kebun. Terkait
pengendalian hama dan jamur kami memakai pestisida nabati (pesnab) dan jamur
trichoderma.
“Cuka dengan tulis care mbuat bokashi
tuh di dusunlaman,” Vitro menyarankan agar saya menulis cara
membuat bokashi di (situs) dusunlaman.net. Karena alasan tersebut maka tulisan
kali ini ditulis hingga dapat dibaca di sini.
Sebenarnya,
bokashi tak berbeda jauh dengan kompos. Hanya saja pembuatannya memanfaatkan
teknologi Mikroorganisme Efektif (effective microorganism). Si Mikroorganisme
Efektif itu berfungsi sebagai ragi yang mampu mempercepat proses fermentasi
bahan organik menjadi senyawa organik yang mudah diserap tumbuhan. Jika proses
pembuatan kompos biasa memerlukan waktu berbulan-bulan, membuat pupuk bokashi
cukup satu minggu.
“Ragi”
bokashi cukup mudah didapat di pasaran. Umumnya berupa “effective microorganism turunan keempat) yang lebih dikenal
sebagai EM-4 yang dijual dalam dalam wujud cair dalam kemasan botol.
Pengalaman
membuat bokashi yang saya dapat adalah berkat bantuan Apru, seorang kader SLPHT
(Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu). Dari Apru, saya mendapat
pengetahuan membuat bokashi padat dan cair. Khusus bokashi padat, racikan
bokashi kami rancang untuk digunakan sebagai pupuk dasar pada tanaman keras,
karenanya komposisi pupuk kandang diperbanyak.
Dalam
pemupukan pupuk bokashi padat digunakan satu kali, di
Untuk
bokashi padat, racikan dirancang untuk jenis tanam Bokashi yang kami buat adalah
bokashi untuk digunakan pada jenis tanaman keras di kebun kami. Bokashi padat
dipakai sebagai pupuk dasar untuk tanaman bokashi padat dan cair untuk jenis
diperlukan bahan-bahan sebagai berikut.
CARA
MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton)
A.
Bokashi Padat
Bahan:
- Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll)
- Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Dedak/bekatul 50 kg
- EM-4 1 liter
- Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air
- Air secukupnya
- Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll)
- Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Dedak/bekatul 50 kg
- EM-4 1 liter
- Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air
- Air secukupnya
Tahapan
Pembuatan:
1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam
2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata
3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air.
4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar.
5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari.
6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius.
7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam
2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata
3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air.
4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar.
5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari.
6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius.
7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
Aplikasi:
Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam.
Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam.
B.
Bokashi Cair (untuk 200 liter)
Bahan:
- Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Hijauan daun (secukupnya)
- EM-4 1 liter
- Gula pasir 1 kg
- Terasi 1 kg
- Air bersih 200 liter
- Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
- Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Hijauan daun (secukupnya)
- EM-4 1 liter
- Gula pasir 1 kg
- Terasi 1 kg
- Air bersih 200 liter
- Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan
Pembuatan:
1. Pupuk kandang dihaluskan
2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air
3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter.
4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit.
5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.
1. Pupuk kandang dihaluskan
2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air
3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter.
4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit.
5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.
Aplikasi:
1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.
1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.
No comments:
Post a Comment