BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak awal peradaban, produktivitas yang merupakan
kenyataan hidup telah ada. Hal itu munculsebagai proses pemikiran ekonomi pada
akhir abad ke-15 yang pada waktu itu sering terjadikelaparan. Pada keadaan
tersebut, kebutuhan pertama adalah meningkatkan produktivitas tanah.Menurut
pendapat ahli pertanian, tanahlah yang menghasilkan nilai surplus yang
kemudiandidukung oleh pihak lain. Walaupun teori para ahli pertanian ternyata
tidak benar, namun intuisinyaadalah benar.
Produktivitas pertanian yang sebenarnya menyediakan
dan menopang tenaga kerjayang diperlukan oleh industrialisasi (Hardjosoedarmo
2002:216).Dalam perubahan scenario, produktivitas memperoleh dimensi yang lebih
besar sebagai proses yangmenghasilkan kualitas yang lebih baik. Hal ini
merupakan hasil keyakinan bahwa terdapat perbedaanantara sarana kenikmatan
hidup dan tingkat kenikmatan hidup yang diperoleh.Dalam konteks manajemen
produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.
Shrode dan Voich (1974) seperti yang dikutip Fatah
(2000), mengatakan bahwa tujuan utamamanajemen adalah produktivitas dan kepuasan.
Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan jamakatau rangkap, seperti
peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi,pemenuhan
kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial.
Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap
situasi dan kondisi organisasi,seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan
ancaman.
Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu
dipahami makna produktivitas itu sendiri. Fatah(2000) membatasi produktivitas
sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja denganmempertimbangkan
kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi
perkembanganbahan, teknologi, dan kinerja manusia. Pengertian konsep
produktivitas berkembang dari pengertianteknis sampai dengan perilaku
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar
Belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
menentukan tenaga kerja pada KLK ?
2. Bagaimana
proses rekrutmen dan seleksi pegawai / karyawan pada KLK
3. Bagaimana
pengembangan SDM pegawai ?
4. Bagaimana
sistem penggajian pada KLK ?
5. Bagaimana
Jaminan Keselematan Kerja ?
1.3 TUJUAN PKL
Secara umum, maksud dan tujuan dilaksanakannya
Praktik KerjaLapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
1. Agar
UNCP mampu melahirkan insan-insan yang professional, beriman, bertakwa,berbudi
luhur, dan menguasai teknologi informasi.
2. Memberikan
pembelajaran dan pengalaman kepada mahasiswa akan sistem kerja didalam dunia
kerja yang nyata
1.4 MANFAAT PKL
1) Dapat
mendewasakan pemikiran mahasiswa untuk melaksanakan dan memecahkan masalah
dalam sektor pertanian.
2) Memberikan
keterampilan pada mahasiswa untuk melaksanakan program-program pengembangan
pertanian.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
Sejarah Tentang MutuPada mulanya mutu produk
ditentukan oleh produsen. Pada perkembangan selanjutnya, mutuproduk ditentukan
oleh pembeli, dan produsen mengetahuinya bahwa produk itu bermutu bagusyang
memang dapat dijual, karena produk tersebut dibutuhkan oleh pembeli dan bukan
menjualproduk yang dapat diproduksi.Perkembangan mutu terpadu pada mulanya
sebagai suatu system, perkembangan di AmerikaSerikat. Buah pikiran mereka pada
mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnyamasyarakat bisnis. Namun
beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalandan pengembangan
konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu
telahdihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu
terpadu secara garis besardapat dikemukakan berikut ini.1. F.W. Taylor
(1856-1915
Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang
merupakan dasar dari pembagian kerja(devision of work).Analisis dengan
pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan
manual,memperoleh gelar Bapak Manajemen Ilmiah (The Farther of Scientific
Management). Dalambukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang
teori manajemen, yaitu :
a. Setiap
orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari.
b. Pekerjaan
harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang
menjadibagiannya.
c. Bonus
dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.
d. Penalti
yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang
telahditentukan (personal loss).
Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja
dan dengan demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki
kerja.
Shewhart (1891-1967) mengatakanbahwa variasi terjadi
pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaanalat
statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat
control chartuntuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana
yang memenuhi mutu dantidak. Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan
Juran, dimana kedua sarjana ini ahlidalam bidang statistik.3. Edward
DemingLahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sangat menyadari bahwa ia
telah memberikanpelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada
para insinyur bukan kepada paramanajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan.
Katanya : Quality is not determined onthe shop floor
but in the executive suite. Pada 1950, beliau diundang oleh, The Union to
JapaneseScientists and Engineers (JUSE) untuk memberikan ceramah tentang mutu.
Pendekatan Demingdapat disimpulkan sebagai berikut : Quality is primarily the
result of senior management actions and not the results of actions taken
byworkers. The system of work that determines how work is performed and only
managers can create system. Only manager can allocate resources, provide training
to workers, select the equipment and toolsthat worekers use, and provide the
plant and environment necessary to achieve quality. Only senior managers
determine the market in which the firm will participate and what product
orservice will be solved.Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan
secara aktif tidak mungkin tercapai manajemenmutu terpadu. Prof
JuranMengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan
Jepang di dalammenstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke
pasar dunia. Ia membantu Jepanguntuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat
yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu serikonsep yang menjadi dasar bagi
suatu management process yang terpadu. Juranmendemonstrasikan tiga proses
manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenaldengan trilogy
Juran yaitu, Finance Planning, Financial control, financial improvement.
Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut :
a. Quality
planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang
akanmenyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian
mentransferpengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan
pelanggan.
b. Quality
control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkandengan
kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah
diketahuikemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.
c. Quality
improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan
dipertahankansehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi
alokasi sumber-sumber, menugaskanorang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu,
melatih para karyawan yang terlibat dalam proyekmutu dan pada umumnya
menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu danmempertahankan apa
yang telah dicapai sebelumnya.Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekedar
menggambarkan secara singkat saja. Masih banyak parasarjana di bidang mutu yang
tidak sempat ditulis pada kesempatan ini. Yang jelas para sarjanatersebut
sependapat bahwa konsep :
d. pentingnya
perbaikan mutu secara terus menerus bagi setiapproduk walaupun tehnik yang
diajarkan berbeda-beda
e. Kini
sampailah pada pengertian mutu yangdiambil dari America Society for Quality
Control yang mengatakan : Quality is the totality of featuresand
characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty
stated of implied needs(Kotler : 1994).Definisi di atas berkonotasi kepada
pelanggan. Produk bermutu kalau dapat memuaskan parapelanggan yang mengkonsumsi
produk tersebut.Manajemen mutu terpadu
Kitasependapatbahwa mutu tidak ditentukan oleh
pekerjaan di bengkel atau oleh tehnis pemberi jasa yang bekerja melayani
pelanggan akan tetapi ditentukan oleh para manajer senior suatuorganisasi yang
berkat posisi yang dimilikinya bertanggung jawab kepada pelanggan,
karyawan,pemasok dan pemegang saham untuk keberhasilan suatu usaha. Manajer
senior ini mengalokasikanimplementasi proses manajemen yang memungkinkan
perusahaan memenuhi visi dan misi mereka.Dengan mengkombinasikan
prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktektelah
dicapai pengembangan suatu model sederhana akan tetapi sangat efektif
untukmengimplementasikan manajemen mutu terpadu. Model tersebut terdiri dari
komponen-komponenberikut :Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu
diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahanyang menyangkut kebutuhan dan
keinginan para pelanggan.Prinsip : Fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan
keterlibatan total.Elemen : Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur
pendukung, komunikasi, ganjaran danpengakuan serta pengukuran.Model di atas
dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :
1. Fokus
kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2. Fokus
pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk yang
dapatditerima.
3. Fokus
yang memanfaatkan bakat para karyawan.Tiga prinsip mutuTiga prinsip mutu yang
di atas yaitu :
·
Fokus pada pelangganMutu berdasarkan
pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan dan bahwa kebutuhandan
harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalau organisasi/perusahaan secara
keseluruhanbermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).
·
Perbaikan prosesKonsep perbaikan terus
menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan) langkah-langkah
kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti produk berupa barang
dan jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja
sangat penting untukmengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan.
Tujuan pertama perbaikan secaraterus menerus ialah proses yang handal, dalam
arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiapsaat tanpa variasi yang
diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnyabelum dapat diterima
maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali prosestersebut
untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,
agarpelanggan puas.
·
Keterlibatan totalPendekatan ini dimulai
dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dan mencakup usahayang
memanfaatkan bakat semua karyawan dalam suatu organisasi untuk mencapai
suatukeunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki.
Karyawan pada
semuatingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama
dalam strukturkerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan,
memperbaiki proses danmemuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari
waktu ke waktu menjadi mitra melaluikerjasama dengan para karyawan yang telah
diberi wewenang/kuasa yang dapat menguntungkanorganisasi/perusahaan. Pada waktu
yang sama keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawanyang telah diberi
kuasa tersebut.Elemen pendukung dalam TQMElemen-elemen pendukung dimaksud
adalah :
KepemimpinanManajer senior
harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakanalat
dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang
berhasilmenerapkan konsep manajemen mutu terpadu.
Ketika memutuskan untuk menggunakanMMT/TQM sebagai
kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru
danpimpinan tidak bisa diremehkan.Pimpinan Senior suatu organisasi harus
sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalamsuatu ekonomi internasional
di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu dan paling
hebatpendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat.
Kenyataan hidup yangberat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa
mereka harus mengembangkan secarapartisipatif, baik misi dan visi mereka maupun
proses manajemen, yang dapat mereka pergunakanuntuk mencapai keduanya.Pimpinan
bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri dari tiga
prinsip danelemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai
perbaikan mutu yangberkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.
Pendidikan dan PelatihanMutu didasarkan pada
ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yangdibutuhkan oleh
pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baikinformasi
yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan
persoalan.Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat
yang sama akan diperbaiki diseluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench
marking, statistik dan teknik lainnya juga dipergunakan dalam rangka mencapai
kepuasan pelanggan yang paripurna.
Struktur PendukungManajer senior mungkin memerlukan
dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlumelaksanakan strategi
pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luarmelalui
konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu
sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior
untuk mengartikan konsep mengenaimutu, membantu melalui network dengan manajer
mutu di bagian lain dalam organisasi danmembantu sebagai narasumber mengenai
topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi timmanajer senior.
KomunikasiKomunikasi dalam suatu lingkungan mutu
mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agardapat berkomunimasi kepada
seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguhuntuk melakukan
perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus
bertemupribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan
pengarahan, danmenjawab pertanyaan dari setiap karyawan.
Ganjaran dan PengakuanTim individu yang berhasil
menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran,sehingga
karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang
diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses
menejemen mutu terpadu akanmemberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju
pekerjaan yang sukses, dan menungkinkanpromosi atau sukses individu secara
menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasilmencapai mutu tertentu
harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagikaryawan
lainnya.
PengukuranPenggunaan data hasil pengukuran menjadi
sangat penting di dalam menetapkan prosesmanajemen mutu. Jelaskan, pendapat
harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahubahwa yang penting
bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Didalam
menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur
untukmenentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka
benar-benardipenuhi.Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan
penilaian kinerja yang realistis sertasangat berguna di dalam memotivasi setiap
orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yangsebenarnya.
Di samping keenam elemen pendukung di atas, maka ada
unsure yang tidak bisa diabaikan yaitugaya kepemimpinan dalam
organisasi/perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimanaseorang manajer
sebagai seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh padapelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan.
Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang
pimpinan dalam manajemen mutu terpadu yaitu :
a. Pimpinan
mendasarkan keputusan pada data, bukan hanya pendapat saja.
b. Pimpinan
merupakan pelatih, dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.
c. Pimpinan
harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh bawahan.
d. Pimpinan
harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang memahami
misi,visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.
e. Pimpinan
dapat membangun dan memelihara kepercayaan
f. Pimpinan
harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan yangberhasil/berjasa
g. Aktif
mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang terprogram
h. Berorientasi
selalu pada pelanggan internal/eksternal
i.
Pendai menilai
situasi dan kemampuan orang lain secara tepat
j.
Dapat
menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan
k. Mau
mendengar dan menyadari kesalahan
l.
Selalu berusaha
memperbaiki system dan banyak berimprovisasi
m. Bersedia
belajar kapan saja dan di mana saja
Bagaimana
Penerapannya di Indonesia?Berdasarkan data yang ada telah dibuktikan penerapan
manajemen mutu terpadu telah berhasildengan baik di Jepang kalau dilaksanakan
secara konsekuen, sehingga membuktikan
produk Jepangtelah menbanjiri pasar,
terutama di Amerika Serikat untuk produk mobil dan elektronik, walaupuncikal
bakal manajemen mutu berasal dari negara Paman Sam tersebut. Sukses ekonomi
luar biasa inirupakan menyadarkan Amerika Serikat untuk menerapkan manajemen
mutu terpadu. Hal inikemudian diikuti oleh negara-negara di Eropa dan Timur
Tengah dalam tingkat perintisan.Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia?
Jawabnya
mungkin saja kalau dipenuhi syarat-syarat
berikut :Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus
melakukan perbaikan mutu produk danpelayanan, sehingga dapat memuaskan para
pelanggan.Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan dan para
pemegang saham.Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan
kepuasan.Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.Menciptakan
kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan
keunggulanmutu.Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif
memotivasi karyawan bukandengan
cara otoriter, sehingga di peroleh suasan kondusif bagi lahirnya ide-ide
baru.Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan
maaf bagi yangbelum berhasil/berbuat salah.Setiap keputusan harus berdasarkan
pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.Setiap langkah kegiatan harus
selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih mudah.Program pendidikan dan
pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatanmutu
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1.
Lokasi dan waktu Pelaksanaan
Lokasi dan Waktu penelitian
ini dilaksanakan di Desa Sumberdadi Kec.Bone-Bone Kab. Luwu Utara dengan pertimbangan untuk
persyaratan lokasi kegiatan ini mudah di jangkau dan memenuhi syarat untuk
penelitian. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 23 Mei sampai 9 Juni 2012.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Penentuan Tenaga Kerja
Dalam menentukan tenaga kerja atau karyawan Kantor Latihan
Kerja, Kepalah Kantor melihat dari segi kebutuhan pegawai yaitu melihat posisi
yang kosong dalam kantornya kemudian menempatkan beberapa anggotanya pada
posisi tersebut.
4.2. Proses Rekrutmen Dan Seleksi
Pegawai
Sebelum dapat mengisi sebuah lowongan kerja, organisasi
haruslah terlebih dahulu mencari orang-orang yang tidak hanya memenuhi syarat
untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan. Sebuah organisasi
memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang
terarah pada pencapaian tujuannya. Tenaga kerja tersebut berfungsi sebagai
pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas pokok organisasi.
Setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta
klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah meleksanakan rekrutman.
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk
dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Maksud rekrutmen
adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga
organisasi atau perusahaan akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pilihan terhadap calon pekerjaan yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi atau perusahaan. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat
mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.
Dalam proses rekrutmen dan seleksi pegawai pada KLK Pimpinan
KLK melakukan beberapa Tes untuk menguji setiap peserta sehingga pihak KLK
betul – betul mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan KLK.
Dalam proses rekrutmen dan seleksi pegawai pihak KLK
melakukan beberapa tes diantaranya seperti:
a. Tes tertulis
b. Tes wawancara
4.3. Pengembangan SDM Pegawai
Untuk meningkatkan SDM pada KLK Kepala Kantor melakukan
beberapa program pelatihan kepada pegawainya. Program – program tersebut di
harapkan dapat meningkatkan kualitas SDM pegawai pada KLK
Program – Program tersebut yaitu :
a. Pelatihan Keterampilan
b. Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
c. Bimbingan teknis implementasi
peraturan perundang – undangan
d. Pelatihan Penyusunan laporan capaian
kinerja dan iktisar realisasi kinerja
e. Proram peningkatan penerapan
teknologi pertanian / perkebunan
Penyusunan
program diatas di harapkan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pada
KLK sehingga kedepanya KLK mampu menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang terampil
dan siap kerja dalam berbagai bidang sehingga
4.4. Sistem Penggajian
Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap
provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi.
Pasal 89 Undang-Undang Nomor 13
menyatakan bahwa penentuan upah minimum diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan
kehidupan yang layak. Upah minimum ditentukan oleh Gubernur setelah
mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi yang terdiri dari
pihak pengusaha, pemerintah dan serikat buruh/serikat pekerja ditambah
perguruan tinggi dan pakar.
Dalam sistem penggajian pada KLK, setiap pegawai memiliki
Gaji yang berbeda system penggajian di dasarkan pada pangkat dan golongan
setiap pegawai yang ada pada KLK. Karena KLK merupakan Lembaga milik Pemerintah
sehingga pegawai pada KLK sebagian besar merupakan Pegawai Negeri Sipil atau
PNS.
Namun ada beberapa posisi dalam KLK yang di tempati oleh
pegawai non PNS seperti Satpam, klining servis dan lain-lain mereka di Gaji
sesuai dengan tingkat Tanggung Jawab mereka yaitu di dasarkan pada kerumitan
dan resiko pekerjaan yang mereka lakukan.
4.5. jaminan keselamatan kerja
Proteksi merupakan
sistem perlinduangan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik
langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh prusahan kepada pekerja.
Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik dari sisi financial, kesehatan,
maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga pekerja dapat beraktivitas
dengan tenang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningaktan nilai
tambah perusahaan.
Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu
keaharusan bagi perusahaan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan
perudang – udangan. Dalam melaksanakan program prteksi, banyak perusahaan
bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggungan terhadap
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, financial atau masalah lainnya yang
dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di kemudian hari. Praktisnya,
pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing – masing pekerja,
tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka masing – masing .
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal
dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan –
tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam
pekerja hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga
berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan ini
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan
kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah
yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampi dangan
pelaksanaannya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Input,
proses, output dan outcomes merupakan
kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam
sebuah organisasi, termasuk bidang pendidikan. Hal tersebut dapat terwujud
apabila menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan TQM sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan tidak bisa berhasil secara instant, artinya
perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat terwujud secara langsung.
Karenanya diperlukan upaya yang berkesinambungan agar dapatmewujudkan
produktivitas yang tinggi.
5.2. Saran
Mewujudkan kondisi
ideal di mana TQM dapat efektif, diperlukan kebersamaan dan kerjasamaseluruh
komponen penyelenggara suatu organisasi/ pendidikan, dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia . Dengan demikian produktivitas yang diharapkan
sangat tergantung bagaimana setiap komponen pendidikan memaknai dan
mengaplikasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Fattah,
Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. ---------
2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gaffar,
Fakry. 1989. Menghargai Pengabdian Guru. Bandung: University Press Universitas
PendidikanIndonesia.
Hardjosoedarmo, Soewarso. 2002. Total Quality
Management. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. Total Quality
Management. Yogyakarta : Andi
oke thanks sobat aneee copas ya saya kul di pertanian juga agribisnis salam kenal
ReplyDeleteSaya akan sangat merekomendasikan layanan pendanaan meridian Le_ kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan keuangan dan mereka akan membuat Anda tetap di atas direktori tinggi untuk kebutuhan lebih lanjut. Sekali lagi saya memuji diri sendiri dan staf Anda untuk layanan luar biasa dan layanan pelanggan, karena ini merupakan aset besar bagi perusahaan Anda dan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan seperti saya. Semoga Anda mendapatkan yang terbaik untuk masa depan. Layanan pendanaan meridian adalah cara terbaik untuk mendapatkan pinjaman yang mudah, di sini ada email .. lfdsloans@lemeridianfds.com Atau bicaralah dengan Bpk. Benjamin Di WhatsApp Via_. 1-989-394-3740
ReplyDeleteTerima kasih telah membantu saya dengan pinjaman sekali lagi dalam hati yang tulus, saya selamanya berterima kasih.