Program
elektronik petani melalui situs www.e-petani.com merupakan salah satu
terobosan dari kementrian pertanian yang patut diacungi jempol. Program
tersebut merupakan salah satu langkah dalam rangka menyiapkan petani masa depan
yang diharapkan mampu eksis dalam era globalisasi yang menuntut arus informasi
dan teknologi yang cepat dan mudah. Situs e-petani berisi konten yang
sangat diperlukan oleh petani sebagai pelaku utama sekaligus pelaku usaha,
konten tersebut meliputi komoditas pertanian ( cara budidaya, Tanya pakar,
diskusi warga, harga komoditas dan pasar jual beli), sarana produksi (mesin
pertanian, pestisida, pupuk), info bisnis (info pembiayaan, perijinan,
perlindungan varietas), Info kegiatan dan info lainnya. Untuk
memanfa’atkan ragam konten pengunjung situs diwajibkan melakukan register
terlebih dahulu. Agar pengunjung sukses melakukan register pengunjung harus
memiliki sebuah e-mail aktif sebagai syarat utama.
Bagi
petani keberadaan situs e-petani menurut hemat penulis sangat bermanfa’at
karena melalui situs ini rantai informasi yang diperlukan petani tidak terlalu
panjang dan berbelit-belit. Petani dapat mencari informasi secara langsung
terkait masalah yang dihadapinya dalam kegiatan usaha tani, baik masalah teknis
budidaya, permodalan, pemasaran, informasi harga, kelembagaan, dll tanpa
terikat waktu dan tempat. Petani juga dapat menampilkan hasil teknologi yang telah
diterapkan dilapangan, sehingga memberi wawasan baru dan bisa menjadi contoh
bagi petani lain agar mau dan mampu melakukan adopsi teknologi
serupa.
Bagi
penyuluh keberadaan e-petani turut mendukung kegiatan penyuluhan dikarenakan
e-petani menyediakan ragam materi yang layak dan memberi manfa’at untuk
disampaikan kepada petani. Disisi lain media ini juga bisa menjadi ajang bagi penyuluh
untuk saling bertukar pengalaman dan informasi terkait dengan permasalahan
maupun keberhasilan usaha tani yang dialami petani binaan. Dalam
kaitannya dengan pengembangan karier, keaktifan penyuluh dalam menampilkan
karya tulis di situs e-petani akan memberi manfa’at positif berupa kredit poin
atas karya tulis tersebut dalam penyusunan DUPAK.
Tak
bisa dipungkiri bila dinilai secara kuantitas masih banyak petani maupun
penyuluh yang belum secara optimal memanfa’atkan keberadaan e-petani. Bahkan
tak sedikit dari mereka belum mengetahui apa dan bagaimana e-petani itu. Ada
beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa e-petani saat ini belum terlalu
memasyarakat di kalangan petani, khususnya petani di daerah yang jauh dari
pusat informasi (jauh dari kota).Beberapa penyebab tersebut, antara lain :
1. Ketiadaan
fasilitas : masih sedikit petani yang memiliki alat untuk akses internet
(HP atau laptop) dikarenakan harganya yang belum mampu dijangkau oleh petani
atau bisa jadifasilitas tersebut belum menjadi prioritas kebutuhan mereka.
2. Lokasi yang
terpencil : sebagian besar petani berada pada lokasi yang terpencil,
sehingga keberadaan jaringan internet untuk lokasi tersebut sangat terbatas
dikarenakan dalam pengadaannya perlu biaya operasional yang tinggi
3. Minimnya
sosialisasi : bisa jadi belum memasyarakatnya e-petani di kalangan petani
dikarenakan informasi tentang e-petani sendiri jarang bahkan mungkin belum
pernah disampaikan oleh penyuluh kepada mereka
4. Minimnya
SDM : sebagian besar petani masih belum memandang penting terkait
akses internet, walaupun tak sedikit petani yang memiliki handphone yang bisa
mengakses internet namun pemanfa’atannya tak jarang sekedar menelpon dan me-sms
saja. Selain itu umur dan tingkat pendidikan petani sangat
mempengaruhi tingkat kekosmopolitan (penerimaan terhadap hal-hal baru) dalam
melakukan adopsi terhadap teknologi tersebut
5. Minimnya
dukungan pihak terkait : sebagian daerah belum memandang e-petani sebagai sesuatu
yang sangat penting terutama kaitannya dalam meningkatkan posisi tawar petani
di era globalisasi dengan dukungan akses informasi yang mudah dan murah,
dampaknya program memasyarakatkan situs e-petani di kalangan petani terkesan
cenderung sebatas anjuran tanpa follow up signifikan. Belum
solidnya kerjasama dan koordinasi antar instansi maupun antar pejabat
(struktural dan fungsional) dalam instansi terkait juga dirasakan berpengaruh
dalam hal ini. Tak jarang masih ada persepsi negatif bahwa tugasmemajukan
pertanian di daerah merupakan wewenang dinas pertanian atau badan penyuluhan
semata, apalagi bagi daerah-daerah yang belum memiliki Badan Penyuluhan,
seringkali program-program pertanian yang tujuannya untuk peningkatan SDM
penyuluh atau petani justru dihandel atau diikuti oleh instansi / pejabat yang
bukan domainnya.
Tak
jarang kendala yang dialami oleh petani dalam memanfa’atkan layanan situs
e-petani juga dialami oleh penyuluh. Bila kendala tersebut dibiarkan
berlarut-larut dampaknya akan terjadi kesenjangan informasi, petani dikota yang
rajin dan aktif memanfa’atkan layanan e-petani justru akan lebih diuntungkan
dengan adanya akses informasi yang cepat dan mudah dalam mendukung usaha tani
mereka, sementara bagi petani di kota apalagi yang di desa, yang kebetulan
belum terlalu aktif atau tidak aktif sama sekali justru akan semakin tertinggal
dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Padahal dukungan informasi tersebut
sangat berpengaruh signifikan dalam peningkatan kuantitas dan kualitas
usaha tani.
Penyuluh
sebagai ujung tombak di lapangan memiliki andil besar dan signifikan dalam
memasyarakatkan e-petani di kalangan petani. Namun harus diakui untuk melakukan
tugas tersebut penyuluh tak bisa bergerak sendiri, penyuluh harus didudukung
oleh komponen lain yang mampu memberi kemudahan dalam memasyarakatkan e-petani,
kalangan pemerintah daerah/pusat, bakorluh, perhiptani, dll sangat diperlukan
perannya dalam peningkatan SDM Penyuluh yang melek teknologi internet . Sebagai
tahap awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan SDM-SDM penyuluh dalam
penguasaan akses teknologi internet, tak bisa dipungkiri keberadaan internet
masih dirasakan asing oleh sebagian rekan-rekan penyuluh. Untuk
mengatasi kendala ini rekan penyuluh yang kebetulan asing dengan internet bisa
belajar mandiri mengoperasikan internet, bisa dengan membaca buku tentang
internet atau mempraktekkan langsung cara mengoperasikan internet di warnet
yang saat ini sangat mudah ditemukan dan murah, bisa pula bertanya dan belajar
kepada sesama rekan penyuluh yang sudah ahli, atau bisa juga difasilitasi oleh
badan penyuluhan/perhiptani untuk mengadakan semacam acara pelatihan internet.
Penggunaan
metode penyuluhan yang menarik, terjangkau, dan tepat sasaran akan memudahkan
penyuluh melakukan pemasyarakatan e-petani sebagai sebuah bentuk transfer iptek
kepada petani. Sebagai dinamisator tentu partisipasi seorang penyuluh
di situs e-petani merupakan sebuah kebutuhan, penyuluh harus terlebih dahulu
bergerak memanfa’atkan ragam fasilitas di situs itu sembari melakukan kegiatan
penyuluhan menggerakkan petani agar berkenan melakukan hal serupa. Sebagai
fasilitator, penyuluh mengajarkan cara mengakses dan cara memanfa’atkan
e-petani.Sebagai katalisator penyuluh diharapkan mampu menghubungkan petani dengan
sumber teknologi atau dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberi dukungan
kemudahan dalam penyediaan layanan akses internet yang memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh petani. Sebagai motivator, penyuluh diharapkan mampu memotivasi
petani agar berperan aktif mengakses dan memanfa’atkan layanan situs e-petani
demi kemajuan usaha tani mereka. Tentu tugas penyuluh di sini tak
bisa dibebani dengan tugas diluar kemampuan dan tupoksi mereka. Penyuluh
harus fokus dan difokuskan pada upaya perubahan pengetahuan, keterampilan dan
sikap petani dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Kreatifitas
metode, teknik dan alat bantu penyuluhan mutlak diperlukan dalam mewujudkan hal
ini, disamping dukungan bakor/Bapelluhsebagai rumah para penyuluh.
Pemasyarakatkan e-petani
dikalangan petani belum akan memberi hasil signifikan bila tidak didukung fasilitas
internet yang mudah dan terjangkau oleh petani. Disinilah pemerintah maupun swasta
dapat mengambil peran dalam penyediaan dan pengelolaan hal tersebut. Semoga
e-petani memasyarakat khususnya di kalangan petani Indonesia.
No comments:
Post a Comment